Pria itu

41 27 7
                                    

🍄🍄🍄

Kring.. kring...

Bel berbunyi,seluruh siswa masuk ke kelas mereka masing masing.

"Gua masuk dulu,ya" ucap Zira

"Iya kita masuk ya sampai jumpa di kantin bye semua" ucap Tiara sembari melambaikan tangannya

Mereka berpisah dan masuk kelas masing masing,
Zira duduk di tempat duduknya sembari memandangi kelas yang membosankan itu. Bagaimana tidak suasana di kelas selalu sama, di mana anak perempuan kalo tidak bergosip, ya pasti mencoba merek make up terbaru sedangkan cowok nya game, game dan game sungguh membosankan.

"Hai Zira," sapa Rinjani lagi sembari menarik kursinya duduk di sebelah Zira

"Hai" balas Zira dengan senyum tipisnya, apa hari ini mentari terbit dari arah selatan? Mengapa sikap Rinjani tiba tiba begitu hangat kepadanya

"Lo gak risihkan gua di sini?" Tanya Rinjani

"Ah, gak sans aja"sahut Zira

Zira bingung apa yang sedang Rinjani lihat dari jendela, dari tadi dia memandangi sesuatu di luar jendela tepatnya seperti mencari sesuatu.

"Lihatin apa sih? Serius bener" tanya Zira

"Gak, gak ada kok"

"HEI LIHAT ITU HENDRU!!" seketika seluruh siswi berkerumun di jendela kelas demi melihat Hendru

Tiba tiba Hendru lewat dan melirik sekilas ke arah kelas Zira membuat Rinjani serta beberapa siswi lainya hilang wibawa. Rinjani sendiri hampir terjatuh dari kursi yang ia duduki

"Eh hati hati Rin," Zira menopang tubuh Rinjani dengan tangannya

"Gak pa-pa Zir
Ya Tuhan mengapa Hendru setampan Romeo??
Dia tampan kan Zir?" Tanya Rinjani

"I--iya"

"Manusia itu tampan? Apa benar? gak dia gak tampan, mungkin mata mereka sedang rabun kali" batin Zira

"Zir gua bisa tukar tempat duduk sama lo gak?" Tanya Rinjani dengan penuh harapan

"Loh kenapa?"

"Soalnya tempat lo yang berpapasan langsung ama kelas Hendru
Mata gua gak bisa jauh jauh dari Hendru Zir, pliss"

Zira berpikir sejenak, di satu sisi dia tak ingin melihat Hendru atau bahkan menjadi sorotan sesaat saat Hendru lewat tepat di belakangnya, tapi di sisi lain dia memiliki penglihatan yang buruk.

Zira berdehem sejenak,"Aku bisa memberikan tempat duduk ku untuk sementara waktu sampai nanti pak guru datang kita bisa tukar tempat lagi, bagiamana setuju?" Tanya Zira

"Ya baik lah..
Deal!"

Rinjani duduk ditempat Zira untuk sementara waktu
Begitu sebaliknya, Rinjani tampak puas dengan keputusan ini. Zira berbaring di meja sembari berbicara yang tidak jelas ya begitulah kebiasaan Zira cewe dengan sejuta keanehan.

"Permisi ada yang punya kamus?" Ucap seorang siswa
Seketika Zira bangun dari tidurnya Mata Zira melihat seorang pria yang berada di ambang pintu menanyai buku kamus, entah kenapa pertemuan kali ini antara Zira dan siswa itu terasa begitu aneh. Mata Zira selalu menatapnya dan pria itu juga membalasnya dengan senyuman manis.

"Aku ada, tapi.. bagaimana jika dia mengejekku dan kamusku?
Gak, aku gak akan bilang kalo aku ada" batin Zira

Zira tak bisa meminjamkan kamusnya Karna kamusnya sudah sobek bahkan banyak halaman yang sudah hilang tak tau kemana. Kalo kata Raya 'ini sih bukan buku tapi.. bungkus terasi yang di jual di pasar' tapi bagaimanapun bentuk buku kamus yang ia punya ini adalah buku dan tidak baik untuk ia buang karena covernya hancur seperti ini.

Katakan Saja(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang