Abelle'30

36 13 1
                                    

Awas typo
.
.
.
-Happy Reading-

Seperti biasa bila Abelle dan Alden berangkat bersama pasti mereka akan menjadi pusat perhatian ketika disekolah. Memang benar biasanya mereka selalu menjadi pusat perhatian tanpa harus bersama, tapi lain lagi jika bersama, sekolah akan lebih heboh mengingat sikap cuek Alden pada Abelle selama ini.

Abelle dan Alden berjalan menghiraukan orang-orang yang berbisik tentang mereka. Tapi Abelle akan tersenyum ketika ada yang menyapa dirinya.

Mereka akan terpisah seperti biasa di tengah koridor karena arah kelas yang berbeda.

"Kak, aku ke kelas dulu ya" Katanya.

"Iya" Balas Alden sambil tersenyum tipis. Alden sepertinya membuktikan bahwa dia bersungguh-sungguh akan berubah karena sekarang ia tak segan lagi untuk tersenyum, meskipun tersenyum tipis tapi itu suatu peningkatan mengingat biasanya ia hanya akan menampilkan wajah datarnya jika bersama Abelle sekalipun.

🥀🥀🥀

Abelle memasuki kelas dan langsung dibondong beberapa pertanyaan oleh sahabatnya.

Ya, Kemarin Abelle menceritakan semuanya pada mereka dimulai dari ia yang akan membatalkan pertunangan sampai Alden yang meminta kesempatan untuk berubah. Respon mereka tentu saja terkejut, mereka bahkan sampai mengira bahwa Alden tak akan berubah, dan menerka-nerka apa tujuan Alden sebenarnya sampai meminta kesempatan.

"Beneran Bel lo kasih kesempatan?" Tanya Stella sekali lagi.

"Iya Stella, kan tadi gue udah ngomong" Ucap Abelle gemas, Stella sudah mengajukan pertanyaan sama tiga kali.

"Ya rada aneh aja gitu ngapain dia repot-repot minta kesempatan kedua. Dulu aja dia nyakitin lo terus, sekarang pas lo mau udahin semuanya dia minta kesempatan kan heran gue" Yang disetujui oleh Naura dan Lona.

"Mungkin dia baru nyadar gue cantik kali makanya dia engga mau gue diambil yang lain" Canda Abelle.

Mereka mendelik. "Gini nih kalo lo keseringan maen sama si Stella jadi ketularan narsis nya kan" Ujar Naura.

"Eh ngapa bawa-bawa gue, sori ye gue kagak narsis kali" Ucapnya tak terima.

Belum sempat menjawab, guru yang mengajar mereka pagi ini sudah berada di depan pintu, rupanya mereka tak sadar saat bell masuk berbunyi.

🥀🥀🥀

Saat ini Abelle dan yang lain tengah berada dikantin. Mereka mengedarkan pandangan mencari tempat duduk yang tak berpenghuni.

"Abelle"

Saat sedang mencari tempat, seseorang memanggil nama salah satu diantara mereka membuat mereka menoleh serentak ke sumber suara.

Dilihatnya Rafa, salah satu sahabat Alden sedang melambaikan tangan disana, membuat Abelle berjalan kearahnya diikuti yang lain.

"Ya Kak?" Sautnya yang kini berada di depan meja Rafa yang pastinya ada Alden juga disana.

"Gue tau kalian lagi nyari meja kosong kan? Udah disini aja masih muat kok buat kalian" Ajaknya.

"Eh engga papa Kak?" Tanyanya tak enak sambil menatap satu persatu orang yang sedang duduk tenang disana.

"Engga papa dong, biar tambah rame juga. Yakan?" Tanya Rafa pada sahabatnya yang hanya melihat interaksinya. Mereka mengangguk mengiyakan.

Abelle menoleh ke belakang tempat sahabatnya berdiri "Gimana? Mau?" Bisik Abelle yang di setujui oleh mereka.

Abelle mengambil tempat duduk di sebelah Alden yang kebetulan kosong. Diikuti Stella, Naura dan Lona yang kini sudah menduduki tempat yang kosong juga.

Mereka berbincang diselingi tawa akibat lawakan yang dibuat oleh Rafa dan Zaky, kecuali Alden tentunya yang hanya menunjukkan senyum tipis.

"Kita ke kelas duluan ya, bentar lagi bell" Pamitnya pada Alden cs.

Abelle beranjak dari duduknya, baru satu langkah tanganya sudah dicekal oleh seseorang membuat Abelle menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Kenapa Kak?" Tanya Abelle saat tau yang mencekal tangannya adalah Alden.

Tanpa melepaskan tangannya Alden berucap. "Pulang bareng" yang langsung disoraki oleh mereka.

"Uhuy.. si Al mulai berani ya bund" Itu suara Rafa.

"Woi, ini bener lo Al" Lebay Gibran

"Ekhem, lepas kali Al tangannya" Ujar Zaky melihat tangan Alden yang masih mencekal lengan Abelle.

Sadar Alden langsung melepas cekalannya kemudian berdehem canggung. Sama halnya dengan Abelle yang kini wajahnya sudah memerah seperti tomat akibat godaan Kakak kelasnya.

"Em, iya Kak" Balasnya kikuk kemudian berbalik pergi menahan malu.

🥀🥀🥀

Pulangnya Alden sudah bertengger di motor sport nya sembari celingukan mencari keberadaan Abelle. Saat ia akan mengirimkan pesan padanya suara seseorang yang sedang ditunggu menggagalkan niatnya.

"Kak"

Alden mendongak setelah mendengar sapaan itu.

"Maaf ya lama, tadi abis piket dulu soalnya" Ujarnya kembali.

"Engga papa, engga lama kok... Mau langsung pulang?"

"Iya Kak langsung pulang aja" Yang disetujui Alden.

Alden memberikan helm kepada Abelle.

"Loh tumben bawa helm dua?" Tanya Abelle bingung sembari memasang helm tersebut ke kepalanya.

"Sengaja beli buat lo" Abelle menghentikan sejenak aktivitasnya, menggigit bibir menahan senyum.

"Naik" Perintahnya saat melihat Abelle yang tak kunjung beranjak dari tempatnya.

"I-iya" Gugupnya.

TBC
.
.
.
SeeYou

Curhat dikit yaa..
Sebelumnya aku bener² minta maaf kalau emang ini cerita gak sesuai ekspetasi kalian, aku sangat amat menyadari kalau cerita ini emang masih banyak kurangnya banget, karena emang aku gada bakat buat bikin cerita dan ini cerita muncul karena unsur kegabutan aja😂 Jadi aku minta maaf kalau banyak² kata yang emm gimana gitu ya, maklumin yaa😂 akutuh pengen banget cerita ni cepet selese tapi gimana duh aku gak bisa berkata² wkwkwk... Mau berhenti pun rasanya nanggung banget. Btw, ini cerita pertama jadi bahasaku belum begitu luas... Makasih banget buat kalian yang udah nyempetin baca cerita yang banyak minusnya ini :D please aku masih sangat butuh masukan kalian jangan lupa komen ya, vote juga eh share juga yaaa. Maafkeun aku yang banyak maunya ini. Maaf juga kalau banyak typo ya..

Terima Kasih, sayang kalian banyak banyak❤

>Minggu, 3 januari 2021

A B E L L E  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang