Abelle'32

34 16 2
                                    

Awas typo!
.
.
.
Happy Reading

Setelah tadi pagi melaksanakan upacara bendera wajib, cuaca juga sangat panas hari ini membuat mereka kesal, tapi kekesalan itu terbayar saat mendengar semua guru akan mengadakan rapat setelah istirahat berlangsung.

Dan sekarang sedang berlangsungnya jam istirahat yang artinya setelah ini mereka bisa berleha-leha karena takan ada kegiatan belajar lagi.

Sekedar info sahabat Abelle dan Alden kini sudah terlihat akrab, mereka pasti akan berkumpul tak hanya saat istirahat tapi terkadang juga dihari libur.

"Untungnya abis ini kita free yah" Ujar Stella sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan buku tipis yang ia bawa.

"Woi! Selow ae elah, lo kalo lagi ngipas jangan ke muka gue juga kali, rambut lo panjang bener kek mak kunti, botakin aja sih kalau engga mau kegerahan mah" Protes Rafa, karena sejak tadi wajahnya terkena rambut dan buku yang sedang dipakai Stella, kebetulan duduk mereka bersebelahan.

Stella menoyor dahi Rafa pelan. "Enak aja lo sebut gue mak kunti. Cantik gini rambut gue, rambut Ariana Grande aja kalah. Makanya lo jauhan dikit napa sih gerah nih mepet-mepet aja lo sama gue" Pedenya.

Tak terima di toyor, Rafa balas menoyor dahi Stella sampai hampir terjungkal kebelakang kalau saja ia tak langsung berpegangan pada lengan Lona yang ada disebelahnya.

"Engga sopan amat lo sama Kakak kelas"

"Wah lo KDRT nih" Kesal Stella karena ia hampir terjungkal tadi.

"Lo pikir gue laki lo, KDRT-KDRT idih lo mau kawin ye sama gue, iya dah gue tau gue ganteng. Manurios sama gue aja masih cakepan Manurios" Lawaknya, menyisir rambut kebelakang dengan senyum tengil.

"Ya jelaslah, kalo diibaratin lo cuma upilnya Manurios" Sebagai fans Manurios ia merasa tak terima saat Rafa yang sebutir debu itu menyebut-nyebut idolanya.

"Gue sama Manurios itu kembar identik kalo lo engga tau"

Sedangkan yang lain? Yang lain hanya diam menyaksikan pertunjukan gratis ini dengan makanan masing-masing. Sudah biasa menurut mereka jika Stella dan Rafa akan beradu mulut saat bertemu.

"Pede gila" Gumam Stella.

"Apa? apa? lo gila? Haha.. ngaku syukur" Balasnya memancing Stella.

"Au ah gelap" Katanya ngasal.

"Apanya yang gelap? Hati lo ya?" Ejeknya kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Lo engga tau aja, hati gue terang, gue udah pasang lampu 50 watt makanya terang"

Rafa kembali menoyor kepala Stella karena gemas. "Sa ae ngelesnya"

Stella mengusap-usap dahinya kasar. "Iuh jangan sampe dah ada virus di muka gue" Ucapnya sok jijik membuat Rafa mendelik.

"Udah?" Tanya Alden membuat Rafa dan Stella menoleh ke arahnya dengan wajah bingung.

"Udah apa?" Tanya Rafa bingung.

"Udah pacarannya?" Sambung Gibran.

"Ogah banget gue pacaran sama nih bocah rempong" Sambil melirik pada Stella.

"Terus lo pikir gue juga mau gitu sama lo?" Sungut Stella.

"Eh udah malah dilanjutin lagi" Lerai Zaky.

"Makan La, itu masih utuh ntar keburu dingin" Titah Abelle menunjuk pada mie ayam Stella yang masih utuh, langsung dituruti olehnya.

"Si Rafa suka sama lo kali La, makanya dia gangguin lo mulu" Ujar Gibran membuat Rafa menatapnya tajam.

"Apasih kagak ada! Lo jangan ngomong gitu ntar nih bocah kepedean" Stella menatap jahil ke arahnya.

"Apa lo?!"

"Hoho, lo naksir gue ya? Udahlah ngaku aja. Iya sih emang pesona Stella emang tak tertandingi" Ujarnya narsis sembari mengibaskan rambut kebelakang yang mengenai wajah Rafa lagi.

"Buset dah gemes banget gue sama nih rambut pengen gue botakin" Sambil menarik rambut Stella pelan.

"Sakit ih"

"Lebay lo" Membuat Stella melotot ke arahnya.

Dan lagi mereka yang menyaksikan drama itu memutar bola mata malas, kapan selesainya coba?

Tak jauh dari mereka ada seseorang yang menatap salah satu diantara mereka dengan seringaiannya. Seringaiannya semakin muncul saat melihat kedekatan Abelle dan Alden.

Gue kasih waktu lo buat seneng-seneng Bel, gue pastiin lo bakal nangis kejer pas tau faktanya, batinnya.

🥀🥀🥀

Abelle berjalan beriringan dengan sahabatnya menuju parkiran, Bell sekolah sudah berbunyi sekitar enam menit yang lalu.

Abelle menghampiri Alden yang seperti biasa, sudah bertengger di motornya, setelah ijin pada sahabatnya. Ia langsung memakai helm yang diserahkan Alden, sementara Alden sedang memakaikan jaket pada pinggang Abelle. Abelle kaget? Tentu saja tidak karena kegiatan ini sering Alden lakukan saat ia membawa motor kesekolahnya.

"Kak, Aku pengen beli ice cream dulu boleh?" Ujarnya saat Alden selesai dengan aktivitasnya.

Alden tersenyum mendengarnya. "Boleh"

"Yey, yuk kita berangkat" Serunya semangat.

Alden tersenyum gemas melihatnya, Abelle sudah seperti anak TK saja.

Alden melajukan motornya membelah jalanan.

Seperti biasa saat di perjalanan seperti ini, Abelle akan berceloteh random apa saja akan ia ceritakan pada Alden. Alden pun sudah terbiasa mendengarnya. Tapi kali ini ia tak begitu fokus mendengar celotehan Abelle. Pikirannya bercabang ia sedang memikirkan sesuatu. Kemudian ia juga berpikir, ia merasakan bahwa hari ke hari nya ia semakin nyaman dengan Abelle. Perasaan itu tumbuh dengan sendirinya tanpa ia duga. Ya, ia mencintai Abelle sekarang. Alden mengakui itu. Tapi ada satu hal yang ia takutkan sekarang sesuatu yang ia takut akan meledak nantinya. Tapi ia berharap itu tak akan terjadi karena sungguh ia mencintai gadis di belakangnya ini.

TBC
.
.
.
Vote gaesss

>Minggu, 3 januari 2021

A B E L L E  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang