Vote sebelum membaca...
Awas typo!
.
.
.
-Happy Reading-Alden termenung di rooftop sekolah. Bukan tanpa alasan kenapa selama ini ia sangat membenci Abelle. Kejadian satu setengah tahun yang lalu membuat Alden terpuruk karena harus kehilangan sahabat masa kecilnya dan itu disebabkan oleh gadis itu, Abelle. Apalagi kejadian itu terjadi tepat satu minggu setelah acara pertunangannya.
Flashback on
Alden kecil mempunyai sifat pendiam dan dingin karena itu jarang ada yang mau berteman dengannya. Ia selalu sendiri karena teman sekolahnya sangat takut mendekatinya karena tatapan dinginnya.
Suatu hari rumah kosong yang berada di depan rumah Alden, sudah ditempati oleh keluarga pindahan dari Semarang.
Kebetulan keluarga itu mempunyai seorang anak laki-laki yang umurnya tak jauh beda dengan Alden mereka hanya terpaut satu tahun, yang mana Alden berumur 7 tahun sementara bocah itu berumur 6 tahun. Bocah itu bernama, Aksa Liam Faresta.
Bocah yang ceria, yang selalu mengajak Alden bermain. Ketika semua orang menjauhinya, Aksa selalu mendekatinya, ketika semua orang takut padanya, Aksa selalu menjahilinya. Itu yang membuat mereka menjadi dekat dan tumbuh bersama-sama. Alden sudah menganggap Aksa seperti adiknya sendiri. Ia tak pernah membeda-bedakan antara Aksa dan Alea, adik kandungnya.
Kemudian saat akan masuk Sekolah Menengah Pertama mereka harus terpisah karena Alden lebih memilih bersekolah di SMP Galaksi sementara Aksa di SMP Pelita, tetapi mereka masih bertetangga dan selalu bermain bersama bahkan Aksa juga dekat dengan sahabat baru Alden kala itu, mereka Zaky, Gibran dan Rafa.
Sifat mereka hampir sama yaitu hangat jika berada dirumah, tetapi urakan dan dingin ketika diluar rumah. Mereka termasuk anak tidak tau aturan, badboy sejak SMP.
Saat menginjak kelas 2 SMP, Aksa divonis menderita kanker hati atau leukimia. Tapi penyakit itu tak membuat Aksa menjadi terpuruk ia masih seperti Aksa yang dulu, Aksa yang jahil, ceria tapi juga berandalan.
Semangat Aksa semakin menjadi saat ia beranjak kelas 3 SMP. Setiap pulang sekolah ataupun berkunjung ke rumah Alden, Aksa selalu senyum lebar. Alden saat itu melihatnya heran.
"Sa kenapa lo kayanya akhir-akhir ini beda. Lebih semangat gitu?" Tanya Alden pada Aksa. Saat itu mereka sedang berada dibalkon kamar Aksa.
"Bang, kayaknya gue suka sama cewe deh" Ucapnya berseri-seri.
"Lo udah gede ternyata" Sambil mengacak pelan rambut tipis Aksa. Ya dulu Aksa berambut tebal tapi karena penyakitnya rambut Aksa perlahan menjadi rontok.
"Siapa cewek itu?" Tanya Alden penasaran. Siapa yang sudah berhasil merubah Aksa seperti ini padahal sebelumnya Aksa sempat murung karena ingat penyakitnya semakin menyebar.
Aksa menerawang memikirkan wajah gadis itu. "Namanya Lilyana Queenzia Arabelle orang-orang pada panggil dia Abelle tapi gue lebih suka panggil dia Lily. Dia murid pindahan, baru 2 bulan yang lalu dia pindah dan gue udah suka sama dia" Katanya sambil tersenyum lebar mengingat bagaimana menggemaskannya gadis itu.
"Kenapa lo jadi cepet suka gini sama orang, biasanya kan lo anti sama yang namanya cewek" Kata Alden heran. Sifat Aksa hampir sama dengannya yang anti dengan namanya perempuan dan segala urusannya.
"Dia ramah, manis, baik, pinter, cantik banget parah. Gue engga tau apa yang buat gue suka sama dia secepat ini. Tapi waktu gue liat dia bantu nenek-nenek dipinggir jalan terus gue juga pernah engga sengaja liat dia ngasih makan buat pengemis waktu itu entah kenapa gue langsung kagum sama dia" Ucapnya terkekeh pelan. Alden hanya mendengarkan seksama cerita Aksa itu. Setidaknya ia bersyukur karena ada seorang gadis yang membuat sahabatnya bersemangat kembali menjalani hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
A B E L L E [ON GOING]
Teen FictionLilyana Queenzia Arabelle atau yang sering di sapa Abelle gadis cantik, imut, baik dan ramah, Abelle juga merupakan siswi berprestasi di sekolah nya. Ia disukai adik kelas, kakak kelas atau bahkan teman seangkatan nya karena kecantikan dan kebaikan...