Abelle'1

166 30 13
                                    

Vote sebelum membaca dan follow
.
.
.
-Happy Reading-

Hari senin merupakan hari paling menyebalkan bagi seluruh siswa karena dihari senin siswa harus rela dijemur untuk mengikuti upacara bendera wajib, seperti saat ini di SMA Cakrawala seluruh siswa dikumpulkan di lapangan untuk mengikuti kegiatan ucapara bendera, banyak siswa yang menggerutu, mengumpat karena merasa panas apalagi pembina upacara kali ini adalah kepala sekolah mereka yang biasanya kalau pidato kaya khutbah itu yang ada dipikiran mereka. Berbeda dengan yang lain ada satu siswi yang hanya diam menyimak pembina upacara menyampaikan pidato nya, bukan karena apa, hanya saja dia sedang menahan rasa pusing di kepalanya, rasa pusing menyerang kepalanya dikarenakan dia lupa sarapan pagi tadi, dia adalah Lilyana Queenzia Arabelle atau yang lebih dikenal dengan nama Abelle.

"Bel, udahlah kalo lo pusing jangan dipaksain mending ke UKS aja yuk, ntar gue anter lumayan lah gue juga bisa ikutan tidur" Seorang gadis berbisik pada Abelle yang ada disebelahnya, Dia Stella.

"Gue masih kuat kok La" Jawab Abelle.

Perkataannya berbanding terbalik dengan keadaannya. Wajahnya sangat pucat dan itu membuat ketiga sahabatnya menatap dengan khawatir.

"Ck lo mah batu banget sih dibilangin, kalo gue jadi lo mending gue tidur" Masih dengan berbisik Lona yang merupakan sahabat Abelle juga, geram pada sikap keras kepala Abelle.

"Lagian kenapa sih lo sampe lupa sarapan. Biasanya juga engga" Tanya Naura karena daritadi Abelle tidak menyahut ucapan sahabatnya.

Abelle yang sedang menunduk karena rasa pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi mendongak dengan lemah ketika sahabatnya bertanya.

"Gue bangun kesiangan lupa pasang alarm, jadi ya gini engga sempet sarapan" Abelle menjawab dengan lemahnya.

"Lagian lo punya tunangan berasa engga punya tau engga! Tunangan macam apa kesekolah aja sendiri-sendiri, mana ada yang kaya gitu, engga ada gunanya banget emang dia jadi tunangan lo, Bel" Geram Naura pada Abelle, lebih tepatnya pada tunangan Abelle yang tidak ada perhatiannya sama sekali.

Abelle hanya diam tidak menyahut lagi perkataan sahabatnya ketika menjelekkan tunangannya, dia sudah terbiasa mendengar Stella, Lona dan Naura yang merupakan sahabatnya sejak Sekolah Menengah Pertama, menjelek-jelekkan tunangannya, memang benar mereka tidak pernah setuju bila Abelle bertunangan dengan Alden, meskipun Alden tampan dan merupakan most wanted sekolah lalu fansnya tersebar dimana-mana, tapi sikapnya lah yang membuat mereka geram pada Alden.

Mereka geram karena Alden tidak pernah ada untuk Abelle, bahkan jika dilihat mereka lebih pada seseorang yang tidak saling mengenal dibanding seseorang yang sudah memiliki ikatan.

Sebenarnya mereka sudah memberikan saran pada Abelle untuk memutuskan pertunangan mereka, tapi balik lagi Abelle ya Abelle si gadis batu.

Akhirnya diantara mereka tidak ada yang mengeluarkan suara lagi setelah pertanyaan mereka tidak dijawab oleh Abelle, saat mereka tengah fokus mendengarkan pembina upacara berbicara tiba-tiba tubuh Abelle tumbang ke belakang, tempat Lona dan Naura berbaris. Mereka kaget melihat Abelle pingsan.

"Eh, Bel.. Bel bangun elah, tuh kan apa gue bilang batu banget nih anak udah di bilangin daritadi mending ke uks, kalo udah gini siapa yang repot? gue juga kan, ih sebel berat nih" Lona, cewe yang terkenal cerewet diantara mereka menggerutu melihat Abelle yang pingsan karena tidak mendengarkan saran dari mereka.

Stella dan Naura yang tengah panik melihat Abelle pingsan tiba-tiba, menatap satu sama lain ketika mereka melihat Lona yang cerewet disaat waktu yang tidak tepat.

"Heh dodol, lo tuh ya lagi kaya gini panggilin PMR kek apa kek masih aja sempet-sempetnya lo ngomongin berat badan si Abelle" Dengan menoyor pelan jidat Lona, Stella gemas dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.

"Ih yakan gue kaget elah tiba-tiba ada badan nimpuk ke gue" Sambil mengusap jidatnya yang terkena toyoran Stella.

"Ssstt.. Udah mending lo Lona panggilin petugas UKS dibelakang sana daripada ngedumel engga jelas" Titah Naura yang daritadi hanya diam mendengarkan perdebatan mereka.

Akhirnya Lona pamit ke ujung barisan untuk memanggil petugas PMR.

🥀🥀🥀

Di lain tempat di waktu yang sama, dibarisan kelas XII IPS 1. Seorang remaja baris dengan antengnya, dia tidak mendengarkan sahabat-sahabatnya yang lebih memilih merumpi ketimbang mendengarkan pembina upacara berbicara. 

Karena menurut mereka membicarakan tentang balapan atau hal lainnya tentang lelaki lebih menarik daripada mendengar ucapan kepala sekolah yang menurut mereka sangat membosankan itu, mereka sudah tahu ujung-ujungnya. Ya apalagi? Tidak jauh dari tentang kebersihan, ketertiban, siswa berprestasi itu-itu saja terus, pikir mereka.
Saat tengah asik-asiknya bercerita tentang hal menarik menurut mereka, tiba-tiba diantara mereka melihat seseorang yang sedang dibawa oleh tandu PMR.

"Eh.. Eh.. Liat deh bukannya itu si Abelle yaa?" Ketika sibuk merumpi salah satu sahabat Alden, Gibran melihat seorang siswi digotong menggunakan tandu PMR.

"Mana-mana?" Zaky yang ada disebelah Alden celingukan penasaran dengan apa yang dilihat oleh Gibran.

"Itu ogeb, liat nya kesini bukan kesono" Tunjuk Gibran ke arah anggota PMR yang sedang membawa Abelle menuju UKS.

"Ehh iyaa itu si cantik kenapa bisa sampe pingsan gitu" Timpal Rafa.

"Al, liat noh tunangan lo ampe digotong gitu, ngapa dah?" lanjut Rafa bertanya pada Alden yang sejak tadi hanya diam.

Alden yang ada didepan Rafa hanya mengangkat bahu acuh. Boro-boro khawatir melirik Abelle saja tidak daritadi dia hanya menyimak sahabat-sahabatnya membicarakan tentang Abelle.

TBC
.
.
.
SeeYou

A B E L L E  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang