Abelle'22

29 10 2
                                    

Vote sebelum membaca...
Awas typo!
.
.
.
-Happy Reading-

"Lo kenapa Bel?" Tanya Stella bernjak dari tempat duduknya saat melihat Abelle datang ke kelas dengan menahan tangis.

Abelle langsung duduk ditempatnya disusul dengan Stella. Hanya ada Stella di dalam kelas dengan beberapa siswa lainnya sedangkan Lona dan Naura sedang mengambil buku ke perpustakaan.

"Gue engga papa" Ucap Abelle sambil menelungkupan wajahnya ke meja yang ditumpu dengan tangannya.

"Tapi kok lo kayak mau nangis gitu? Tadi lo abis dari mana?" Tanya Stella curiga.

"Gue abis ke toilet sebentar" Ujarnya bohong.

"Lo engga lagi bohong kan Bel?"

"Engga La.." Ucapnya teredam.

"Terus lo nangis karena apa?"

Abelle langsung mendongak melihat Stella yang ada dibangku sebelahnya.

"Ah itu? Emm tadi ditoilet kepala gue kerasa lagi pusinnya, makanya gue langsung buru-buru ke kelas" Abelle terpaksa berbohong karena kalau ia jujur dipastikan sahabatnya ini akan langsung mendatangi Alden.

"Ih lo mah makanya jangan sekolah dulu napa sih, lo masih sakit tau Bel, ngeyel banget sih kalo dibilangin"

"Gue engga mau ketinggalan pelajaran lagi La.."

"Sehari dua hari lo engga masuk engga bakal buat lo jadi bego Bel, lo kan udah pinter" Ujarnya gemas.

"Gue bosen tau rebahan aja"

"Lo kalo dibilangin ada aja balesannya" Abelle hanya cengengesan tak jelas. "Sekarang gimana? Masih sakit kepalanya? Mau ke UKS aja yuk? Gue anter" Lanjutnya beruntun.

"Kalo ke uks engga ada bedanya sama gue tidur dirumah" Abelle memutar bola mata malas.

"Terus gimana?"

"Ya engga gimana-gimana, kita duduk diem anteng terus belajar"

"Tapi kan lo mas--"

"Gue udah sehat La, tenang"

"Lagi pada ngomongin apa nih, kayaknya seru banget" Tiba-tiba Lona dan Naura datang dengan membawa beberapa buku ditangannya.

"Engga ada" Ucap Abelle dan Stella berbarengan. Lona langsung merenggut mendengarnya.

"Kenapa gue selalu aja dinistain Ya Allah, apa salahku?" Gumamnya yang ternyata di dengar oleh Naura.

"Lebay" Menoyor pelan jidat Lona dengan tangan kirinya karena tangan kanannya masih memegang buku.

"Ih kenapa sih kalian tuh hobi banget toyor gue, heran deh gue" Sambil mengusap-ngusap jidatnya pelan dengan bibir yang dimajukan.

"Terima aja nasib lo, soalnya jidat lo toyorable" Yang diikuti tawa Naura dan Abelle, sementara Lona semakin memajukkan bibirnya.

"Dih so imut lo"

"Kayak bebek yang ada" Abelle menimpali ucapan Naura.

"Huaaa Bunda.. Lona dihujat terus"

🥀🥀🥀

Alden beranjak dari duduknya saat melihat Abelle tepat didepan matanya, posisi mereka saat ini sedang berada dikantin. Abelle mendatangi mejanya sedangkan sahabat Abelle berada di bangku kantin yang tak jauh dari bangku Alden cs.

"Loh Al mau kemana? Tuh baso lo belum abis woy" Seru Zaky.

"Abisin" Kemudian keluar dari area kantin yang diikuti oleh Abelle.

"Kak tunggu dulu Abelle mau ngomong..."

Mereka terhenti di dekat taman belakang sekolah yang jarang orang kunjungi saat waktu istirahat seperti ini.

"Apasih" Ujar Alden risih.

"Kenapa Kakak kasihin bekel dari Abelle ke orang lain?"

"Yang penting gue udah terima kan?"

"Tapi Kak.. Itu buat Kakak, Abelle bikin buat Kakak bukan buat orang lain"

"Oh jadi lo engga ikhlas gue kasih makan itu buat orang yang lebih butuh" Ucap Alden sinis.

"Bukan itu maksud Abelle Kak, Abelle cuma mau Kakak har--"

"Udah sih yang penting sama-sama dimakan kan?"

"Kakak kenapa sinis banget sama Abelle? Abelle cuma mau kita lebih deket lebih mengenal satu sama lain lagi, apa itu salah?"

"Salah. Salah banget karena itu semua percuma karena sampe kapanpun gue engga akan pernah mau sama lo" Ujarnya sarkas. Sungguh kenapa setiap ucapan yang Alden keluarkan selalu saja menyakiti hati Abelle. Tidak bisakah Alden mengerti kalau Abelle itu seorang perempuan yang mempunyai hati yang lembut dan sensitif dibandingkan laki-laki.

"Kenapa? Apa yang buat Kakak engga akan suka sama Abelle? apa?!"

"Lo selalu repotin gue asal lo tau, gue benci lo karena lo udah rusak masa remaja gue, karena tunangan sama lo gue jadi ga bebas" Ujarnya setengah membentak.

Abelle daritadi menahan tangis. Tidak tau kah Alden kalau di juga kelihangan masa remaja nya.

"Sebelum lo ada gue tenang, gue bebas. Semua gara-gara lo tau engga, gue benci lo" Kemudian berlalu begitu saja.

Abelle mematung, dua kali! Dua kali Alden berkata bahwa dia membencinya. Abelle bingung apa yang membuat Alden sebegitu membencinya. Sementara posisi Alden dan Abelle sama. Sama-sama tidak tau saat mereka akan ditunangkan.

TBC
.
.
.
SeeYou

A B E L L E  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang