Abelle'13

38 13 2
                                    

Harap vote sebelum baca dan jangan lupa follow..
Awas typo!
.
.
.
-Happy Reading-

Pagi cerah, secerah senyuman yang menghiasi diwajah Abelle kali ini, entahlah apa yang membuatnya bersemangat hari ini, karena biasanya Abelle tak semangat ini ditambah Gavin yang akan berangkat ke luar kota biasanya Abelle akan murung paginya. Tapi sekarang? Senyum terus Abelle perlihatkan. Atau mungkin karena ia akan berangkat bersama Alden? Atau karena ia akan memulai semuanya dari awal hari ini? Ya mungkin itu salah satu alasannya.

Abelle menuruni tangga dengan menenteng sepatunya. Gavin dan Ava yang sudah berada di meja makan, terheran-heran melihat Abelle yang sepertinya sangat bersemangat itu.

"Pagi Ma, Pa.." Sapanya ceria.

"Pagi juga Nak.."

"Pagi juga sayang.."

"Kayanya kamu semangat banget Bel pagi ini? Biasanya kamu suka murung tau Papamu mau ke luar kota?" Tanya Ava saat Abelle sudah duduk dikursinya.

"Hehe... Abelle kan udah gede masa Papa mau berangkat Abelle harus nangis-nangis, gitu?" Sambil cengengesan.

"Halah biasanya juga gitu" Cibir Papanya.

"Sekarang engga tuh" Bangganya.

"Liat aja nanti pas Papa udah berangkat kamu nangis-nangis pasti"

"Engga akan"

"Cih, nanti pas Papa baru nyampe disana kamu langsung telfon, di telfon marah-marah minta cepet pulang"

"Engga ak---"

"Sttt.. Udah udah, kapan sarapannya ini kalo kalian ngomong terus, nanti kamu kesiangan Bel, terus engga sempet sarapan, kamu juga Pa, nanti terlambat" Ava menghentikan perdebatan antara anak dan suaminya itu.

ting nong

ting nong

Saat sedang fokus sarapan, tiba-tiba bell rumah berbunyi. Disusul dengan suara langkah seseorang. Abelle menoleh ke belakang memastikan siapa yang datang sepagi ini ke rumahnya. Dan, tebakannya benar, dapat diliat Alden yang tengah berjalan ke arahnya, atau tepatnya ke meja makan dimana keluarganya berada sedangkan Bi Minah, pembantu rumah mereka. menuju dapur lagi setelah membukakan pintu.

"Pagi Pa, Ma..."

"Pagi.."

"Pagi juga Al, mau jemput Abelle ya?" Yang diangguki oleh Alden.

"Iya Ma"

"Duduk dulu Al, sarapan bareng ayo"

"Alden udah sarapan dirumah Pa"

"Em.. Abelle udah selesai sarapannya Ma, Pa" Sambil meraih tas yang ada dikursi sebelah.

"Mau langsung berangkat Kak?" Tanyanya sambil memakai sepatu, yang diangguki Alden.

"Kalo gitu Abelle sama Kak Alden berangkat dulu ya Ma, Pa. Papa juga hati-hati ya dijalannya" Yang diangguki Gavin.

"Berangkat, Pa, Ma..."

Pamit Abelle dan Alden.

"Iya sayang hati-hati ya.." Yang diiyakan oleh Abelle dan Alden.

🥀🥀🥀

"Kak makasih ya udah jemput Abelle dulu" Ucapnya setelah berada diluar rumah.

"Iya" Sambil menyerahkan jaket miliknya. Abelle yang melihatnya tak mengerti buat apa itu?, batinnya heran.

"Buat apa?"

"Nutupin" Tatapannya mengarah pada motor sport hitam Alden dan pada rok yang ia pakai.

"Ah buat Kakak aja, nanti Kakak kedinginan"

"Engga"

"Abelle bisa ambil jaket Abelle aja Kak dirumah, biar itu nanti Kakak aja yang pake" Mengingat mereka memang masih berada dihalaman rumah Abelle.

"Ck, lama" Decaknya sambil memakaikan jaket pada pinggang Abelle. Abelle yang diperlakukan tiba-tiba seperti itu mematung. Ia tak pernah sedekat ini dengan Alden sebelumnya. Alden pun tersadar setelah memakaikan jaketnya pada Abelle. Gue kenapa? Batinnya.

Kok gue gugup gini ya, tarik nafas Abelle, fiuh.. Oke, bukannya ini yang lo mau Bel. lo harus biasa Bel, karena setelahnya lo yang akan mulai duluan buat semakin deket sama Kak Al, batinnya.

"Makasih Kak" Ujarnya membuyarkan lamunan Alden.

"Yuk berangkat Kak, ntar kesiangan"

Diperjalanan menuju sekolah pun Abelle memberanikan diri untuk memeluk pinggang Alden. Ini pertama kalinya selama hubungan mereka terjalin. Oke, Bel ini baru permulaan, peluk tunangan sendiri masa engga boleh yakan, batinnya lagi-lagi menyemangati sambil terseyum geli melihat kelakuannya sendiri. Alden yang merasakan pinggangnya dipeluk dari belakang langsung tersentak dan melirik tangan yang melingkar diperutnya sekilas. Entahlah, ia tak melarang dan hanya diam.

Kenapa dia seberani ini? Ga biasanya. Gue baru sadar dia banyak ngomong pagi ini. Batin Alden terheran-heran. Tapi kemudian mengedikkan bahu tak mau pusing dengan perubahan sikap Abelle.

🥀🥀🥀

Saat sampai disekolah semua perhatian menuju padanya dan Alden. Yang baru saja turun dari motor. Sebagian dari mereka memang tau bahwa Alden dan Abelle tengah menjalin hubungan serius yang didasari oleh perjodohan. Jadi tak heran melihat mereka yang tak pernah dekat, mungkin karena terpaksa, namanya juga dipaksa harus jodoh, pikir mereka.

Tapi hari ini mereka bingung karena tak biasanya mereka berangkat bersama.

"Loh kok tumben, Kak Alden sama Abelle berangkat bareng"

"Iya bener tumben banget"

"Engga biasanya mereka bareng"

"Pagi Kak Al"

"Pagi Kak Abelle cantik"

Dan lain sebagainya. Ada yang menanyakan kedatangan mereka yang bersama. Tak urung banyak juga yang menyapanya pagi ini, seperti biasanya.

Abelle menjawab sapaan mereka dengan sedikit menundukan kepala disertai senyuman manis. Sementara Alden yang berjalan tak jauh dibelakangnya hanya menampilkan wajah datar seperti biasanya.

"Kak, Abelle ke kelas dulu ya, sekali lagi makasih" Ujarnya sambil tersenyum manis saat mereka dipertengahan koridor yang mana kelas Abelle harus kesebelah kanan, sementara Alden ke sebelah kirinya.

"Iya" Kemudian berjalan ke kelas nya.

Abelle melihat punggung Alden yang mulai menjauh, dan melanjutkan perjalanan menuju kelasnya disertai senyum lebar yang bersungging dibibirnya.

Kyaaa.. kok gue seneng gini, ya meskipun agak gugup dikit, hihi..

Gue harus biasain

Iya gue bisa, pasti

Semoga kedepannya lebih dekat dari ini. Harapannya.

TBC
.
.
.
SeeYou

komen yaw...❤
Jangan lupa ditambahin cerita ini ke perpustakaan kalian, biar kalo ada notif kalian tau...❤

A B E L L E  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang