Abelle'20

35 12 1
                                    

Vote sebelum membaca..
Awas typo!
.
.
.
-Happy Reading-

Saat memasuki rumah, suara Kayla menyambut kedatangannya.

"Loh Bang kok kamu udah pulang?" Tanya Kayla heran.

Setelah menyalim Kayla, Alden melihat jam tangannya menunjukkan pukul 14.30 emang jam segini biasanya pulang kan gue, batinnya bingung. Selama ini Alden memang selalu pulang tepat waktu tak pernah keluyuran seperti kebanyakan remaja pada umumnya, bukan berarti ia tak pernah menongkrong, ia suka tetapi itu sangat jarang ia lalukan. Biasanya ia akan pulang telat jika ada ektrakulikuler basket.

"Emang biasanya jam segini kan?" Tanya balik Alden bingung.

"Maksud Mommy bukan itu, kok kamu udah pulang ke rumah engga ke rumah Abelle dulu?" Tanya Kayla.

"Hah maksudnya?" Ujarnya linglung.

"Loh kamu engga tau kalo Abelle sakit? Tadi pas mommy lagi telponan sama Mamanya Abelle, katanya Abelle sakit terus engga masuk sekolah"

Shit, umpatnya dalam hati seakan tau apa yang akan terjadi setelahnya.

"Kamu engga tau emangnya" Tanya Kayla lagi karena tak ada jawaban.

"Al tau kok Mom" Ujarnya hati-hati.

"Terus kenapa kamu disini? Kenapa engga jenguk kesana?!" Gemas Kayla. Alden meringis mendengarnya.

"Al mau ganti baju dulu Mom, engga enak kalo kesana bau keringat" Alibinya.

"Yaudah cepet sana bersih-bersih abis itu jenguk Abelle, sekalian bawain kue didapur tadi kebetulan Mommy udah bikin. Terus titip salam ya buat Abelle maafin Mommy gitu engga bisa jenguk soalnya Mommy mau liat butik abis ini, ada masalah katanya disana" Yang diangguki Alden patuh, setelahnya melenggang ke kamarnya.

🥀🥀🥀

Baru saja akan masuk ke alam mimpi, suara pintu dibuka membuat Abelle urung untuk tidur. Mereka balik lagi?, batin Abelle. Abelle mengira yang membukakan pintu kamarnya adalah sahabatnya yang baru saja pulang sekitar 5 menit yang lalu.

"Kalian kenapa bal-- Kak Alden!?" Abelle tersentak kaget saat balik badan bukan sahabatnya yang Abelle lihat melainkan Alden yang berdiri sedikit jauh darinya. Perasaan senang muncul begitu saja saat melihat Alden datang menjenguknya.

Alden hanya berdiri tanpa minat. Ia terpaksa berkunjung ke rumah Abelle atas paksaan Kayla, dan juga saat sudah dirumah Abelle, Ava menyuruhnya langsung ke kamar Abelle untuk menjenguk. Ia ingin menolak itu semua tapi yang ada nanti mereka curiga padanya.

"Kakak jenguk Abelle?!" Abelle kehilangan kata-kata, rasa senang mendominasi. Matanya berbinar sejak kedatangan Alden.

"Ga guna" Ujarnya yang tak dimengerti Abelle.

"Hah? Maksudnya Kak?" Tanya Abelle bingung.

"Ga guna banget gue jenguk lo" Ujarnya sarkas membuat binar dimata Abelle hilang seketika digantikan mata sendunya.

"Lo jangan ke geeran gue kesini disuruh Mommy gue" Lanjutnya lagi membuat mata Abelle kini berkaca-kaca.

"Abelle kira Kakak kesini karena kema---"

"Kemauan gue sendiri? Mimpi lo" Ucapan Abelle terpotong oleh Alden, dengan wajah sinis nya Alden berbicara seperti itu pada Abelle.

"Waktu gue udah kebuang gitu aja gara-gara lo tau engga" Dengusnya.

"Tapi Abelle engga minta Kakak buat jenguk Abelle kesini" Ujarnya dengan suara bergetar menahan tangis.

"Lo kan yang nyuruh nyokap lo buat bilang ke nyokap gue kalo lo sakit?" Tuduhnya. "Biar gue bisa jenguk lo maksudnya? Hah?!" Lanjutnya dengan sinis.

"Sumpah Kak, Abelle engga git--"

"Halah alesan lo..."

Air mata yang sedari tadi ia tahan turun begitu saja. Mendengar Alden yang berbica seperti itu, menuduhnya membuat ia tak kuasa menahan air mata. Ia sudah sangat senang melihat kedatangan Alden ke rumahnya, tapi mendengar kata-kata menyakitkan itu membuat Abelle sakit hati.

"Gue pulang" Ujar Alden sembari balik badan menuju pintu kamar Abelle, dengan cepat Abelle menahan tangan Alden.

"Kak? apa Kakak engga bisa buka hati Kakak sedikit aja buat Abelle?" Tanya parau.

"Gue udah bilang kemarin, gue engga akan buka hati gue buat lo" Sambil mencoba melepaskan cengkraman Abelle pada lengannya.

"Tapi kenapa Kak? Kita udah tunangan, hubungan kita bukan main-main lagi, tapi kenapa kita bersikap kayak orang asing, kayak orang yang engga kenal kak?"

"Lo emang orang asing bagi gue" Sembari menyentak tangan Abelle. "Kita dijodohin kalo lo lupa, jadi jangan kebanyakan ngekhayal buat pengen hubungan kita kayak orang pacaran diluar sana" Sinisnya. "Karena itu jauh beda, mereka bahagia sementara gue engga!"
Lanjutnya sarkas.

"Kalo Kakak mau buka hati Kakak buat Abelle, kalo Kakak engga jaga jarak sama Abelle, kalo Kakak engga menghindar dari Abelle, kita bisa kayak mereka Kak. Kenapa Kakak kayaknya engga suka banget sama Abelle?"

"Kenapa gue engga suka lo? Lo manja tau engga, lo anak Mami dan yang paling penting lo udah rusak masa remaja gue karena harus tunangan sama lo, gue jadi engga bebas asal lo tau itu" Manja? Anak Mami? Sikap Abelle yang mana, yang menyimpulkan bahwa Abelle manja dan anak Mami? Abelle tak merasa dirinya seperti itu.

"Abelle engga kayak gitu Kak" Sanggah Abelle.

"Yang jelas gue engga bakal suka sama lo" Simpul Alden.

"Tapi Abelle cinta Kakak" Ujarnya berani membuat Alden mematung sejenak kemudian menatap sinis Abelle.

"Sayangnya gue engga..." Kemudian berbalik meninggalkan Abelle yang sudah berurai air mata.

TBC
.
.
.
SeeYou

A B E L L E  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang