new home?!

176 17 0
                                    

°°°♣️♠️♣️°°°
'Rasanya membosankan jika hidup tanpa masalah namun disatu sisi itu menjadi benalu yang bersejarah.'
°°°♣️♠️♣️°°°

   Mentari bersinar dengan terik menjelajahi sudut ruangan yang menampakkan seorang gadis dengan mata terpejam di atas ranjangnya.

   Vira menggeliat ketika sinar matahari menyelusup wajahnya, bukannya beranjak dari kasur, ia justru menetralkan pikirannya dan berusaha mengingat hal yang terjadi kemarin. Ia mengedarkan penglihatannya pada kamar bernuansa hitam abu dengan luas yang tak mampu dibilang kecil. Rasanya sangat aneh baginya, melihat kamar si raja mafia, ini memuakkan.

Cklek,,,

   Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan vira yang masih linglung dengan keadaan. Dapat ia lihat jelas davin dengan baju yang bisa dibilang elegan, jas abu yang mengitari badannya ia padukan dengan kemeja putih di dalamnya sungguh, ia menawan.

"Jangan memperhatikan ku seperti itu! Aku tau aku tampan." Ucap davin yang nampaknya cukup percaya diri.

"Aku ingin keluar dari sini." Imbuh vira sambil mengalihkan pandangannya ke sudut lain.

"Aku tidak akan melepaskanmu!" Jawab davin dingin.

"Aku ratu mafia! Jadi jangan macam-macam! Jangan samakan aku dengan jalangmu davin ficker ardandela!" Tekan vira yang mulai tersulut emosi dengan pria dihadapannya ini.

"Aku benci berada di posisi pertama dengan dua orang pemenang!" Tutur davin dengan kilat mata amarah yang memendam.

"Aku lebih benci di pimpin oleh seorang pria!" Jawab vira tak kalah tukas dengan obrolan pria egois ini.

"Menikahlah denganku!" Imbuh davin namun dengan mimik muka cuek dan datar yang setia menemani langkah hidupnya.

"Cih! Bermimpilah selamanya!" Jawab vira disertai seringaian kecil yang menjelajahi sudut bibir merah cherrynya.

"Kau yakin akan menolak tawaranku? Kudengar adik tiri kesayanganmu itu mencintai CEO sekaligus anak tunggal dari keluarga ardandela." Ya memang kenyataan bahwa marata, adik lebih tepatnya anak pungut keluarga anantha dikabarkan menyukai dan akan bertunangan dengan davin selaku anak tunggal sekaligus CEO dari ardandela company dan hal itu cukup untuk menyulut emosi dari vira.

"Ini gila!" Imbuh vira.

"Jadi, bagaimana nona anantha?" Tanya davin sambil memainkan bolpoin yang ia pegang entah sedari kapan.

"Apa yang kau mau?" Tanya vira yang sudah mulai pusing dengan ancaman bahkan kegilaan yang mafia gila itu sebutkan.

'Kau akan jatuh di kukunganku vira anantha, dan akan kupastikan untuk itu!' Batin davin sambil tersenyum penuh arti.

"Aku mau kau menjadi isteriku, apa kau keberatan?" Tanya balik davin santai.

"Tentu aku keberatan Mr. Ficker!" Ucap vira di balas kekehan oleh davin.

"Sebagai gantinya, aku akan membantumu membalaskan dendam kepada adik tirimu itu." Jawab davin yang membuat vira terkejut, apa davin fikir vira tak mampu membalaskan dendam sendirian? Cih menjijikan!

"Aku bisa melakukannya sendirian!" Ucap vira acuh.

"Fikirkan bagaimana jika aku dan adik tirimu itu bertunangan dan menikah, adik tirimu itu pasti akan sangat senang karena semua hal yang ia inginkan tercapai dalam hidupnya termasuk pria yang ia cintai, dan kau datang akan balas dendam kepada marata yang notabenya menjadi isteri dan menantu keluarga ardandela nanti? Aku pastikan ayahku akan menjaga dan melindunginya, akan semakin banyak orang di pihaknya! Berfikirlah dengan cermat, turunkan harga dirimu dan gengsi mu itu untukku!" Jelas davin dengan pikiran cerdiknya.

"Cih! Apa sekarang kau sedang memohon? Sepenting itukah aku yang harus menjadi pengantinnya?" Tanya vira masih dengan gengsi dan harga diri yang ia pertahankan.

'Ada benarnya juga apa yang pria gila ini bilang, gue gak mungkin lawan buaya yang berkerumun sendirian, itu sama aja bunuh diri, terlebih gue gak mau para anggota key ikut campur soal urusan pribadi gue.' Batin vira dan otaknya yang berkompromi derastis.

"Karena raja harus berpasangan dengan ratu, jadi aku mau!" Imbuh davin acuh.

"Apa rencanamu jika menikah denganku?" Tanya vira seolah mengintrogasi lawan bicaranya.

"Tentu saja mengambil alih posisi mafia king's dan mengusisi mafia queen's!" Jawab davin yang memasang wajah sok polos.

"Bedebah sialan! Kurang ajar sekali kau!" Kasar vira yang kini sudah berada di puncak emosi, siapa yang tidak emosi melihat pria gila yang menculiknya, mengajak nikah, dan ingin menghancurkan karirnya, dasar gila.

"Jaga bicaramu vira! Lihatlah dimana kau tinggal!" Ucap davin dengan nada suara yang naik satu oktaf.

"Ini rumahmu! Bukan rumahku!" Jawab vira setangah berteriak tepat di depan muka davin.

"Ok kalau begitu biar kuberi tau, Welcome to your new home!- no, lebih tepatnya our home baby!" Teriak davin sambil berdiri membuka lebar tangannya seolah menyambut kedatangan gadis sulung keluarga anantha.

"Maaf Mr. Ficker! aku kemari hanya untuk singgah bukan menetap!" Jawab vira terkekeh dengan seringaian kecilnya.

"Berusahalah selagi kau mampu." Balas davin tak kalah menyeringai.

  Davin beranjak meninggalkan vira yang mematung bingung dengan situasi. Ia bingung harus menerima tawaran si pria gila atau memilih pergi dari rumah terkutuk ini, baginya sangat mudah untuk lepas dari cekalan iblis bernama davin namun jujur tawaran davin sangatlah menggiurkan.

"Yak! Jemput aku di rumah si bedebah mafia king's alamatnya kau lihat cctv di perumahan ardandela company, rumah nomer sembilan, pagar hitam, setelah itu arahkan matamu ke arah jarum jam pukul tujuh, jendela lantai dua!" Ucap rahara pada sebuah benda kecil yang sedari kemarin menempel pada pahanya.

"HAHHH!! KOK BISA!" Jawab seseorang dari sambungan tersebut yang dapat di pastikan itu angel, dia yang paling khawatir atau pun menyayangi vira jadi wajar jika ia begitu kaget.

"Ck! Dia nyulik gue! Masih mending gue bawa alat ini. Udah lah, omongan gue dari tadi jadi aku-kamu gue-lo bingung gue! Yang jelas cepetan!" Imbuh vira cuek. Karena memang ia selalu memasang benda aneh atau sekedar membawanya karena ia takut terjadi apa-apa pada salah satu dari ia dan sahabatnya, alat ciptaan vira tersebut seperti telefon genggam namun dalam revisi yang jauh lebih kecil dan hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi.

"Gue tunggu lima menit dari sekarang, suruh daniel menjemputku." Ucap vira dingin.

"Vira, coba lihatlah ke arah jam satu, dari jendela itu, aku sudah menemukanmu!" Kata anara fokus pada layar cctv di hadapannya.

"It's me!" Ucap vira dari jendela melihat tepat ke arah cctv di seberang rumah nomer sembilan.

"Ok! Daniel berangkat!" Imbuh listie lalu vira mengangguk dan segera mematikan ponsel mini buatannya.

UDAH LAMA GAK UP, MAAFINN!
UNTUK YANG HARI INI SEKOLAH, SEMANGAT GUYS!
BTW JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, FOLLOW JUGA!
VOTENYA TERBALIK JAUH SAMA YANG BACA HUHU SEDIH:"(
SEBELUMNYA MAKASIH SAMA YANG UDAH VOTE CERITA AKU DAN MENGAPRESIASI LANGSUNG CERITA AKU!
LUVV U!

Queen MaFia% [Series 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang