sorry.

99 9 3
                                    

  *vote gamau tau!*

"Aku ingin menjadi rumahmu namun kehancuran datang lebih awal dari harapan itu."

"Topeng yang bagus,"

"Kau ingin menggunakannya?" Tanya alex bersmirk.

"Kau pikir aku sepertimu?" Balik tanya anara dengan suasana yang mencekam.

"Kau terlalu cepat," imbuh alex terkekeh kecil.

"Kau ini kenapa? Seolah aku dalangnya! Menyebalkan!" Kesal anara lalu menghentakan kaki nya ke lantai.

"Ayolah, aku bercanda anara sayang,," ucap alex lalu merangkul anara keluar ruangan.

"Menyebalkan! Selalu begitu!" Balas anara melepaskan rangkulan alex pada bahunya dan bergegas meninggalkan alex sendirian dengan pipi yang bersemu.

  Dari banyak kata manis alex, dapat di putuskan bahwa rahasia terbesar anara ada pada perasaannya. Alex tidak ia anggap sebagai kakak lelakinya melainkan lebih ke arah hubungan antara dua insan.

"Dih paan lo berdua rangkul-rangkul?!" Imbuh listie yang dirangkul daniel.

"Iri aja terus! Gatau diri emang! Padahal lu sendiri rangkulan!" Jawab alex ketus.

"Nyebelin lo kak," ucap anara lalu berlalu dari sana dengan wajah kesalnya.

"Tanggung jawab lo kak! Si nara kalau udah gak mood, suka ngamuk mendadak kaya orang sakit jiwa! Gue gamau bantu ya! Bye!" Ucap listie panjang lebar dan berlalu dengan daniel meninggalkan alex yang merutuki dirinya sendiri, akan sulit baginya membujuk anara yang sedang badmood.

"Gue harus apa ya? Tau lah, samperin aja," gugam alex lalu mengacak rambutnya dan berlalu untuk menemui anara.

    Ruang gelap kedap suara, aura dingin sekaligus anyir menyuak indera, tali yang mengekang tubuh disertai bagian pelekat pada bibir, sungguh menyakitkan, dan vira terkapar dengan tubuh penuh luka jangan lupakan mimik muka yang masih saja angkuh serta tegas tanpa menangis atau menunduk sedikitpun.

"Sungguh! Aku benci melihat wajah angkuhmu itu!" Imbuh seorang wanita yang kini tengah mengintimidasi vira dengan pisau yang senantiasa ia genggam selalu.

"A-aku tau kau masih hidup! T- Tapi aku bingung mencarimu dimana!" Imbuh vira berusaha menahan sakit yang menyeru di seluruh tubuhnya.

"Bohong! Kau tidak mencariku! Dasar bodoh! Aku mengawasimu selama ini!" Tegas wanita tersebut serangah terkekeh lalu menatap vira penuh benci.

"Kalau kau mengawasiku harusnya kau tau bahwa aku mencarimu selama ini!" Tegas vira dengan tatapan yang sudah sayu.

  Tubuh vira bergetar hebat, di tambah keadannya yang sudah diambang kematian, ia tersiksa namun tak dapat melawan, bagaimanapun keyln tetap akan menjadi kakak angkatnya yang ia sayang. Ia berjanji akan terus menjaga dan bersama keyln.

  Lampu ruangan mendadak mati, dan suara berat percis seorang pria yang ia cintai terdengar menyeruak di dalam ruangan, ditambah suhu yang menjadi dingin seketika.

"Berry," suara itu, nama panggilan itu sontak membuat pisau yang keyln pegang jatuh begitu saja, dengan air mata yang berlinang dari wajahnya
Pertahanan yang ia buat runtuh seketika.

"My candy,," gumam kyln.

  Sontak lampu kembali menyala namun hanya bagian tengah, sangat pas dengan posisi vira yang terikat.

Queen MaFia% [Series 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang