a cooperate.

80 7 1
                                    

*vote dulu dong:v, gakasian sama author yang udah mikir ni cerita sampe ubun ubun😭*

Deg

"A-ardandela? Da-davin?" Imbuh keyln.

"Kau?! Kau anak si bajingan itu!" Teriak keyln yang emosi.

"Kenapa? Kau kaget?" Ucap davin menyepelekan sang lawan.

"Yak! Pergi kau sialan! Kau dan ayahmu sama saja!" Teriak keyln semakin keras disertai berontakan pada kedua cekalan tangannya.

"Hei kakak! Kau tidak boleh seperti itu kepada adikmu ini," jawab davin lalu berlalu meninggalkan keyln yang berteriak padanya.

'Sialan itu akan mati di tanganku!' Gumam keyln disertai seringaian pada bibir mungilnya.

  Davin berjalan tegas melewati setiap lorong rumah sakit dengan wajah datar nan dingin yang senantiasa menyertai. Ia akui bahwa kini ekspresi wajahnya berbanding terbalik dengan sang hati yang sudah berdegup tak karuan karena khawatir dengan wanita yang ia dekap sedari tadi.

"Dokter, perawat! help me please!" Teriaknya membuat sang dokter beserta perawat berdatangan membawa vira kedalam IGD meninggalkan davin sendirian.

"Sial!" Gumam davin frustasi.

  Vira telah di tangani namun ia belum diberi izin untuk dijenguk karena harus beristirahat terlebih dahulu.

"Pihak keluarga vira?" Tanya sang dokter.

"Saya dok!" Jawab davin.

"Kalau boleh tau tuan sebagai,,?" Tanya dokter dengan perkataan sopan karena ia tahu, di hadapannya ini adalah pemilik rumah sakit, tuan davin ardandela.

"Saya calon suaminya! Kau ini banyak bertanya! Cepat katakan ada apa!" Tegas davin yang kesal dengan dokter kepo dihadapannya ini.

"Sa-saya ingin membicarakan tentang nona vira, tuan bisa ikut ke ruangan saya tuan?" Tanya sang dokter baik-baik.

"Ok!" Singkat davin.

  Ruangan serba putih yang tertutup membuat davin cukup was was, pada dasarnya muka datar hanyalah penutup hal tersebut.

"Jadi begini tuan, calon istri anda mengalami cedera dan lebam di beberapa bagian tubuhnya, kondisinya tubuhnya juga lemas karena kekurangan gizi, dan karena hal itu keadaan penyakitnya semakin memburuk," imbuh sang dokter.

"Penyakit? Apa?" Tanya davin penasaran.

"Apa anda tidak tahu? Calon istri anda memiliki penyakit maag akut yang membuatnya harus makan teratur dan memiliki persediaan obat serta mentalnya terganggu, sepertinya dia mengonsumsi obat penenang namun berlebihan dan itu memperburuk keadaannya," lanjut dokter tersebut yang cukup untuk membuat hati davin sakit, ia juga tidak tau mengapa.

"Cara menghentikan pemakaian obat penenang?" Tanya davin.

"Saya akan memberi resep namun disamping itu saya harap kehadiran seseorang untuk berbagi cerita yang ia pendam dapat sedikit memberinya ketenangan," jawab sang dokter yang diangguki davin.

"Ok!" Imbuh davin lalu beranjak dan pergi keluar ruangan tanpa mengucap sepatah kata terimakasih, ya dokter juga sudah memaklum, itulah davin ardandella.

"Padahal aku belum memberitahu nama penyakit dan jenisnya padamu davin,," jelas sang dokter serangah menggelengkan kepalanya.

  Davin berjalan tegas menuju ruangan vira dan tujuannya tentu untuk menemui sang gadis dan menanyakan perihal keadaannya, tapi dibalik itu ada rasa khawatir yang ingin ia tenangkan dengan melihat vira.

Queen MaFia% [Series 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang