°°°♣️♠️♣️°°°
"Setidaknya aku masih mengetahui jalan pulang setelah berlabuh terlalu jauh walau hanya untuk menapakkan kaki sebagai orang
baru tanpa dosa."
°°°♣️♠️♣️°°°
Vira dan keempat sahabatnya kini berada di sebuah ruangan bawah tanah yang lembab namun juga mewah dan elegant dengan nuansa putih dan emas, jangan lupakan alat-alat otomatis yang tertera indah menghiasi mansion pintarnya.
Ruangan yang menjadi perjalan panjang dari perusahaan key ini sangat berharga bagi kelima orang dengan tahtanya masing masing.
Ruangan dengan corak clasik itu mempunyai lebih dari dua puluh televisi yang terpajang rapi menampilkan siaran cctv di sekitar area kekuasaannya. Laptop dan komputer yang berjajar tegap memenuhi fasilitas yang ada. Kabel -kabel beruntai rapi mengelilingi ruangan tersebut. Pistol, belati, keris, pedang, pisau dan benda tajam lainnya terpajang indah mendiami lemari kaca yang tak mampu ditebus apapun termasuk leser ataupun peluru. Pistol dengan berbagai ukuran dengan kecepatan dan harga masing masing, mulai dari yang hanya melumpuhkan hingga merenggut nyawa. Di sebelahnya terdapat pintu menuju laboratorium tempat mereka melakukan eksperimen untuk membuat racun, pembius, penawar, bahkan peluru yang dapat menembus dalam radius tertentu. Di tengah tengah terdapat meja berlapis emas dengan ukiran indah dengan harga fantastis dan jangan lupakan kursi canggih yang hanya mengetahui pemiliknya melingkari meja tersebut.
Anara duduk di bangku sebelah kanan dengan lambang tanduk yang membuatnya menyeramkan bahkan sekedar untuk di tatap, ia terfokus pada buku yang ia genggam seolah menuntut jawaban pada buku tersebut. Di sebelah anara, angel tengah mengecek ponselnya dan jangan lupakan tahta berlambang bunga lavender yang menguliti kursinya menambah kesan cantik nan lucu secara bersamaan. Di hadapan angel, listie tengah memainkan bolpoinnya seolah ia tengah berfikir keras akan sebuah jalan keluar, terduduk di kursi dengan lambang nama liliana membuatnya di tatap berbeda dengan lainnya, dan membuat aura yang berada di sekitarnya terasa cantik namun mematikan. Di sebelah listie, arisya tengah mengotak atik laptop dengan data penuh memenuhi layar yang tertera, dengan hawa yang bersinar, tahta yang ia duduki berbalut lambang bintang sirius yang ia gemari. Dan yang terakhir vira arya yang di kenal Mrs. Queen tengah duduk manis di tengah keepat sahabatnya, dengan tatapan dingin namun juga menggiurkan, lambang mahkota yang tertera pada tahtanya membuatnya seperti ratu sekaligus penguasa secara bersamaan.
"Bagaimana arsip yang diberikan perusahaan coup company?"
Tanya vira serius, mereka memang tak mampu main main ketika memasuki ruangan bawah tanahnya ini. Mereka biasa membahas tentang perusahaan atau bahkan bisnis gelap mereka dan itu membuat mereka harus fokus pada apa yang mereka kerjakan untuk mendapat hasil yang maksimal."Mereka meminta kita memberi keluangan waktu queen, apa itu terasa aneh?"
Jawab arisya yang masih fokus pada datanya di dalam layar laptop. Mereka memang harus memanggil nama samaran ketika di situasi memang harus membuat mereka menggunakan nama samaran tersebut."Apa ia mencoba bermain main dengan key company?"
Tanya angel dengan setingaian yang tercetak jelas pada bibirnya."DANIEL!"
Teriak vira dari telefon yang tersambung ke lantai atas tempat daniel bertugas."Tenanglah! kontrol emosimu, aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi!"
Kata anara mengingatkan."AGGGRRHHHH! AKU GERAM SEKALI DENGAN MANUSIA ITU!"
Jawab vira sambil memegang kepalanya.Tak lama menunggu, alat pemberitahuan pada pintu otomatis ruangan tersebut berbunyi menandakan ada seseorang di luar pintu. Akhirnya listie membukakan pintu hanya dengan menekan tombol yang tertera pada kursinya.
"Nona, ini beberapa berkas mengenai Mr. Coup yang telah berhutang sepuluh miliar pada perusahaan."
Kata daniel menjelaskan serangan memberikan berkas tersebut kepada atasannya."Oh iya nona, ini tiket pesawat yang nona minta."
Lanjut daniel, lalu menyerahkan tiket pesawat pada vira."Queen? Are u kidding me? For what?"
Tanya angel menuntut penjelasan, pasalnya sahabatnya ini jarang sekali bepergian kecuali jika ada bisnis penting dan itu pun pasti memberitahu mereka sejak awal."Comeback to indonesia."
Jawab vira singkat."HAH?!"
Kaget mereka serempak."Wyh?"
Tanya listie."Kita sudah lama tidak kembali, apa kalian tidak merindukan rumah?"
Tanya vira. Nadanya terlihat lesu saat ia menyebut kata rumah, wajar saja. Ia bahkan tak menganggap rumah orang tuanya adakah rumahnya."Daniel, aku ingin kau perintahkan tim F untuk mendatangi coup company dan bawa aset berharganya. Jangan lupa bawa bunuh si bajingan itu dengan semua keluarganya! Kau boleh kembali ke atas!"
Ucap anara yang diangguki daniel lalu ia berlaku pergi meninggalkan para gadis mafia yang tengah kebingungan dengan kabar ratu mereka."Jawab jujur pertanyaanku! Kenapa kau ingin kembali?!"
Tanya arisya dingin. Lagi lagi ratu mafia dibuat takut dengan si es baru arisya, seharusnya lambang devil milik anara pindah saja padanya, itu lebih cocok."Ibuku dalam bahaya, daniel mengeceknya dan aku takut ini semakin gila, terlebih aku harus balas dendam."
Jawab vira dengan nada lesu sekaligus sedih seolah ia menunjukkannya ia malas kembali namun ia terpaksa."Kenapa tidak menggunakan zet kita?"
Tanya anara bingung."Kau gila? Bisa- bisa grandma dan grandpa curiga dan terlebih, kita harus berpura-pura menjadi gadis polos yang baru lulus university setelah sampai disana agar balas dendam ini lancar."
Jelas vira yang diangguki para sahabatnya."Jadi? Apa kalian ingin ikut?"
Tanya vira."Tentu saja! Aku tak bisa membiarkan adik kecilku ini pergi sendiri, nanti jika ada yang memangsamu, aku yang ribet!"
Jawab angel yang diangguki oleh lainnya mendapat kekehan kecil dari vira. Jujur ia senang di perlakukan manja oleh para sahabatnya, ia benar-benar merasa di pedulikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen MaFia% [Series 2]
Teen FictionVira anantha, anak dari erick anantha dan rivi anantha, seorang pengusaha terbesar di asia dan keluarga terkaya ke 2 di asia yang telah di kenal oleh publik, namun sayangnya bukan vira lah yang terkenal namun malah anak tiri dari keluarga anantha, m...