plane~

223 20 0
                                    

°°°♣️♠️♣️°°°
"Tiap tetes darah adalah kehidupan namun tiap tetes luka yang mengeluarkannya adalah kepedihan."
°°°♣️♠️♣️°°°

Disinilah vira dan para sahabatnya berada, di sebuah bandara tanpa pengawalan ketat, tanpa masker yang menutupi wajahnya, tanpa kamera yang menyorotinya sebagai CEO dari KEY company, dan tanpa zet pribadi indahnya. Jujur ia benar-benar malas menunggu, dan kini ia harus melakukannya hanya untuk sebuah balas dendam, itu istimewa.

"Mengapa kita tidak menggunakan zet saja sih, ini benar-benar lebih memuakkan di banding sorotan wartawan."
Ucap angel menggerutu kesal pada anak terkecil di persahabatan mereka.

"Jika kau tak berniat sabar, silahkan untuk kembali ke mansion."
Tegas anara dengan tatapan yang masih tertuju pada ponsel pintarnya.

"Huh! Lagi-lagi kau berkata pedas seperti itu! Menyebalkan sekali!"
Jawab angel geram.

"Ini sikapku, jika itu membuatmu jengkel maka jauhi saja."
Kata anara lagi-lagi dengan nada tegasnya, namun masih terlihat tenang tanpa berpaling sedikitpun.

"Baiklah-baiklah, aku kalah telak."
Tutur angel menyerah.

"Jika kau tau hal itu akan terjadi, apa gunanya melakukan ini di awal."
Gumam anara meremehkan.

"Karena itu bukan bidangku bodoh!"
Jawab angel lagi namun kali ini jawaban tersebut dengan nada lesu.

"Ya, kau memang bodoh!"
Kata anara tertawa.

"Nona-nona, kita akan masuk ke pesawat sekarang."
Ucap daniel yang datang dengan membawa beberapa tiket pesawat. Memang vira dan para sahabatnya tidak menggunakan zet pribadi namun bukan berarti mereka menggunakan pesawat biasa, mereka menumpangi pesawat dengan kursi firstclass untuk membuat mereka nyaman.

Akhirnya mereka berjalan ke arah pesawat yang telah menunggu kedatangan mereka. Dan setelah sampai di pesawat mereka disambut para pramugari cantik, walaupun mereka berfikir merekalah yang lebih cantik terutama si bocah angel. Dan mereka dituntun untuk duduk dibangku mereka masing-masing. Vira duduk di sebelah kanan angel dengan pistol yang menempel erat pada pahanya, jika kalian bertanya akan sebuah peraturan pesawat, ingatkan vira bahwa uang berkuasa diatas segalanya bagi dunia.

Lama di perjalanan membuat mereka terlelap pada alam mimpi mereka masing-masing tanpa lepasnya pengawasan pada rangsangan mereka. Ya, mereka tertidur namun juga sadar, itu adalah bakat, jangan salahkan mereka yang seakan mengintai tapi ini adalah kewajiban menjaga diri mereka masing masing dari banyaknya orang yang berkemungkinan akan menusuk mereka diam-diam.

Jam demi jam berlalu dan mereka kini menikmati hidangan makan malam mereka. Para gadis mafia beserta daniel pelengkapnya memang memilih untuk pergi malam karena keadaan pagi atau siang lebih mewaspadakan dibanding malam dan para mafia di negara tersebut tidak mengetahui bahwa queen dan antek- anteknya pergi menuju indonesia hal ini membuat mereka sedikit tenang, pasalnya gangguan akan sedikit berkurang.

"Daniel, jujur aku mencurigai salah satu pramugari."
Ucap listie yang membuat daniel menyatukan alisnya bingung. Daniel dan listie memang duduk bersebelahan dan karena itu listie memilih untuk membicarakannya bersama daniel terlebih dahulu dibanding vira sang ketua.

"Maksud nona?"
Tanya daniel sambil mengangkat sendok yang berisikan makanan miliknya untuk dimakan.

"Ishhh ini tidak boleh terjadi!"
Listie yang kewalahan langsung mengambil jam tangan miliknya dan menekan bagian tengah jam tangan tersebut, sontak membuat para gadis mafia lainnya termasuk daniel, menengok ke arahnya. Listie yang merasa jadi pusat perhatian seolah mereka bertanya 'ada apa?' Langsung menulis pesan di ponselnya.

Queen MaFia% [Series 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang