Syera saat ini tengah berada diparkiran tentunya dengan Arga disampingnya. Sudah dua puluh menitan yang lalu mereka tak kunjung pulang karena Syera terus merengek meminta izin untuk keluar dengan Ghea.
Sahabatnya itu tadi sempat mengajak untuk ke mall bersama, hitung-hitung untuk menemaninya belanja, itu saja Ghea tidak memaksa kalau saja Syera tidak mau.
Tapi Syera tetaplah Syera, gadis itu tak akan menyerah jika kemauannya belum terpenuhi. Seperti saat ini, Syera sudah marah-marah tidak jelas karena Arga tak kunjung memberi izin.
"Dosa nentang perintah suami. Mau dosa?"
"Sekali doang, Ya Allah. Kapan sih, gue keluar sama Ghea, Ga? Mungkin gue gak lama, sekitar dua jam disana," ujarnya meyakinkan Arga, agar cowok itu membiarkannya pergi bersama sohibnya.
"Mungkin?" Alis Arga terangkat sebelah. "Baru mungkin 'kan? Gue gak percaya sama omong kosong lo. Gue buang blackcard gue kalo ada cewek yang keluar cuma dua jam aja." Ujar Arga.
"Bener?" Arga menoleh kemudian mengangguk.
"Gue pergi satu jam, yang artinya gue termasuk salah satu cewek yang keluar tidak lebih dari dua jam. Lo siap buang blackcard lo?" Syera menatap Arga dengan tatapan memicing.
Arga memasukkan jemari tangannya pada saku celananya, cowok itu mengangguk. "Iya, asalkan lo mau diajak miskin, gapapa."
Syera berdecak, ini bukan saatnya sesi kaya atau miskinnya. Jam sudah menunjukka pukul satu siang, Ghea sedari tadi menunggunya di kelas. Ia sungguh tak enak hati dengan sahabatnya itu.
"Ayolah, Ga. Plis, izinin gue kali ini aja. Besoknya gue gak keluar lagi deh, serius!" Ucap Syera seraya mengangkat kedua jarinya.
"Sama gue perginya," ucap Arga.
"Dih, apaan. Gak! Gak mau!" Tolak Syera keras.
"Yaudah sana pergi tapi jangan salahin gue kalau pas lo pulang gak gue bukain pintu." Ancam Arga dengan senyum miringnya.
"Yaudah gue pulang ke rumah bunda."
"Emang bisa? Gue bisa aja laporin lo ke bunda kalau anak nakalnya ini gak nurut sama suami malah keluyuran gak jelas." Arga mengulum bibirnya agar tawanya tidak tersembur.
"Tega.." rengek Syera.
"Biarin, siapa suruh bangkang."
"Pokoknya gue mau keluar sama Ghea, titik!" Syera membalikkan badannya sebelum Arga menarik lengan gadis itu.
Arga menghela nafas berat. Keras kepala sekali gadis ini tidak ada nurutnya sama sekali. Nurut jika diberi hukuman.
Sebenernya Arga ingin mengancamnya dengan hukuman andalannya tapi ia takut jika Syera nantinya bakal ngamuk.
"Pulang jam berapa?" Tanya Arga menatap intes Syera.
"Enggak lama, nanti jam tiga pulang. Serius," Syera mengangkat dua jarinya.
"Bohong gak?"
"Enggak, sayang." Arga mematung ini pertama kalinya Syera memanggilnya dengan sebutan sayang.
Arga menundukkan kepalanya dan menunjuk pipi sebelah kanannya dengan jari telunjuknya. Syera berkerut bingung, apa maksudnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANTARA
Teen FictionSUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argantara the me movie season 1 -Ketika tawamu menjadi bahagiaku Nikah muda tidak pernah terlintas diotak Arga, entah apa yang ada pikirkan oleh...