67- Arga Syera Gibran (Ending)

1.1M 68.6K 39.9K
                                    

Argantara 67.

Selamat sore semuanya!! Bagaimana kabar kalian? Siap baca akhir dari cerita Argasyera?

Jangan lupa putar lagu yang sudah fafay sediain diatas ya!!!

Atau buat kalian yang punya musiknya, kalian bisa putar lagu ini :

Shower-Backy G.

Happy reading!!!

°°°°°

Bayi mungil berusia enam bulan lebih tepatnya, tengah bermain mobil-mobilan kesayangannya serta kucing mungil miliknya.

Gibran, putra pertama dari pasangan Arga dan Syera. Bayi kecil itu sudah bisa merangkak dikit demi sedikit. Wajahnya pun makin kesini makin mirip dengan Arga.

"Gibran sayang, kucingnya jangan dicekik gitu, sayang. Kasihan nanti mati," Syera melepaskan cengkraman tangan Gibran yang terus mencekik kucing miliknya.

Keki, nama kucing mungil tersebut. Anak kucing pertama dari pasangan Santoso dan Maryani, kucing tetangga.

"Meong?" Beo Gibran. Bayi mungil itu dikit demi sedikit bisa mengucapkan kata demi kata, walaupun tidak jelas.

"Iya, gak boleh digituin, ya? Nanti papah marah, mau?" Gibran menggeleng kuat kemudian menyaut mobil-mobilannya yang dipegang Syera.

Berbicara soal Arga, cowok itu sedang mengambil alih perusahaan ayahnya. Kuliah dan kerja ia lakukan demi keluarga tercintanya.

"Ass---Masya Allah!" Arga menjatuhkan tas kerjanya lantaran kaget dengan isi rumahnya yang begitu berantakan.

"Kenapa bisa berantakan gini?" Tanya Arga.

"Tau sendiri lah, anak kamu sekarang aktif banget. Padahal baru umur enam bulan, tapi udah paham barang-barang. Tuh liat," Syera menunjuk Keki. "Gibran hampir aja bunuh Keki,"

Arga menghembuskan nafasnya perlahan, cowok itu memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing.

Punya anak yang baru umur enam bulan aja sudah pusingnya nauzubillah. Apalagi Gibran nanti usianya beranjak satu tahun dan seterusnya.

"Cape banget? Istirahat aja, sayang. Biar aku yang urus Gibran sama bersihin rumah," Syera menyentuh lengan Arga.

"Gak ada kata cape buat kalian. Kita bersihin bareng-bareng, aku urus Gibran dulu," ucap Arga sesuai mengecup lama pipi Syera.

"Kebiasaan modus!"

"Biar tambah semangat lagi ini." Arga menaik turunkan alisnya.

Arga berjalan menuju Gibran yang asik menguyel-uyel kucingnya.

"Kasian lo, cing. Pasti tertekan." Gumam Arga menatap kasihan Keki.

"Gibran, sini ikut papah," Arga merentangkan kedua tangannya.

Bayi mungil tersebut dengan girangnya merangkak dan berhambur kepelukan Arga. Harum wangi Gibran membuat Arga candu, lelah dan pusingnya lenyap begitu saja.

"Cebong gak boleh nakal. Itu kucingnya juga jangan dicekik, sayang. Kasihan masih muda," Arga mencium seluruh wajah Gibran dengan bertubi-tubi.

"Ganteng gini siapa yang mandiin, hm?" Arga menduselkan hidungnya dipipi tembam Gibran.

"Mamah cantik ya yang mandiin? Iya?"

"HALLO GIBRAN, CUCU OMAH!!!"

ARGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang