33-Kehilangan Separuh Hidup

924K 83.3K 35.1K
                                    



°°°°°°°
"Biarkan dia bersama yang lain, jika dia tidak ditakdirkan untukmu, ya sudah. Laki-laki tidak hanya ada satu didunia, kamu hanya perlu mencari dan memperbaiki diri agar mendapatkan pria yang baik juga."

Salam, Johan Adibaskara.

°
°
°

Memakan snacknya sesekali menyuapi ke mulut orang yang ada dibawahnya. Matanya terus fokus menatap layar tv didepannya, menayangkan tayangan horor.

Syera meneguk ludahnya kasar saat dimana adegan dimana pocong muncul disana. Menutup matanya rapat-rapat, bayangan pocong terus melintas dimatanya.

"Gak usah ditutup matanya, cuma film." Tegur Arga, menarik tangan yang menutupi mata Syera.

Posisinya mereka saat ini Syera duduk diatas sofa sedangkan Arga duduk dibawah dengan beralasan karpet bulu.

Sebenarnya Arga ada acara dengan anak Agberos, karena hari ini mereka akan mengadakan vote pemilihan ketua angkatan 2 tahun ini.

Tapi mengingat kejadian beberapa jam lalu, dimana Syera yang hampir dilecehkan, Arga benar-benar ekstra menjaga Syera. Tidak mau meninggalkan gadisnya sendirian, diluar maupun didalam rumah.

Seperti saat ini, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam namun Syera ingin menonton film horor dengan alasan, penasaran.

"Ada gak film horor yang gak ada setannya?" Tanya Syera menunduk menatap Arga yang bersandar dikakinya.

"Kenapa? Takut?" Arga terkekeh kecil saat menatap wajah pucat milik Syera.

"Tidur aja ya?"

"Gak bisa tidur. Tadi kelamaan tidur sorenya jadi gak ngantuk sekarang," ucap Syera merosotkan bahunya.

Arga tak menjawab, matanya masih fokus melihat film horor didepannya. Laki-laki ini tidak ada rasa takutnya sama sekali, pikir Syera.

Mata Syera bosan, memilih memandangi Arga dari atas. Melihat rambut Arga yang sedikit ia pirang, dan terakhir ke leher Arga, tatto?

"Lo punya tatto, Ga?"

"Udah lama," jawab Arga seraya mengambil snack dipangkuan Syera. "Baru nyadar, hm?"

Syera mengangguk. "Kok gue gak tau ya, sejak kapan punya tato?"

"Dibilang udah lama. Dari kelas sepuluh kalo gak salah,"

Syera mengangguk-anggukkan kepalanya. Melihat tato yang tertempel dileher tepatnya berdekatan dengan telinga. Tatonya hanya kecil, hanya bertuliskan 'Argantara'.

"Emang gak sakit pas di coblos-coblos?" Tanya Syera, membayangkannya saja udah ngilu.

Arga mendongak dengan dahi berkerut bingung. "Apanya yang dicoblos?"

"Ya itu leher lo. Soalnya gue pernah liat di youtube dulu, pembikinan tato itu kulitnya dicoblos-coblos pake jarum, terus dikasih cairan panas," kembali berdesis ngilu saat Syera membayangkannya.

Arga menggelengkan kepalanya, ada-ada saja pikirannya. Jika dibilang sakit, ya tentu saja sakit.

"Mau nyoba? Besok gue anterin ke tempat pembuatan tato, mau?" Arga menatap Syera jail.

"Gila aja lo. Ogah!"

"Gitu nanya sakit apa enggak,"

"Kan cuman nanya Arga bodoh!" Maki Syera seraya menjitak keras kepala Arga.

ARGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang