47-Perayaan Baby Janson

788K 69.5K 43.4K
                                    

Halo-haloooo!

Mana nih yang kesel gara-gara adegan itunya gak fafay perjelas. Di part sebelum-sebelumnya fafay udah bilang ya kalau fafay gak bakal perjelas, soalnya...

Aduh gimana ya jelasinnya😭

Ini kan fiksi remaja dan tentunya yang baca mungkin kebanyakan masih remaja atau tahap remaja. Jadi fafay gak mau berlebihan. Maafin fafay ya...

Sebenernya tadi fafay gak mau ngasih sedikit adegan ++ nya, cuma fafay nurutin kemuan kalian yang pengen sedikit adegan itunya. Ya its no problem.

Masih mau baca gak?

Kalo mau yuk ah cus langsung baca. Jangan lupa vote dan follow fafay ^^

Happy reading and happy birthday!!!

°°°°°°
Pintu markas terbuka menampilkan sosok laki-laki yang memakai jaket levis abu-abu serta celana cargo warna hitam. Menenteng tote bag 'Baby Janson' dan tangannya menggendong monyet yang dibedong layaknya bayi.

"Johan, bikinin susu anak gue. Susunya udah gue taruh didapur," suruh Ziko pada Johan.

"Babi, anjing, kambing, monyet sialan dasar! Nyusahin om mulu!" Umpat Johan, selalu saja dia yang disuruh mengurusi keponakannya.

"Lo mau keponakan lo rewel lagi? Mau diompolin kayak Arga kemarin?" Johan menggeleng cepat, cowok itu bangkit dari duduknya. Sebelum ia benar-benar pergi kedapur, cowok itu menjitak kencang jidat Janson.

"UU AA!"

"JOHANJING!" Pekik Ziko. Cowok itu mengusap dahi Janson penuh kasih sayang. "Sakit sayang, hm? Nanti biar papi sunat ya om Johan."

Ziko mendongakkan kepalanya, matanya menatap anak-anak Agberos secara bergilir. Semua mata tertuju pada Ziko yang tengah momong Janson.

"Ngapain lo pada liatin gue kayak gitu? Gue tau gue cakep makanya diliatin Terus. Apa? Mau minta tanda tangan?" Semua memutar bola matanya malas. Ziko emang berbeda.

"Gue boleh minta monyet lo gak, Zik? Kasian gue sama lo belok gini," ucap Johan. Cowok itu datang dari dapur dengan membawa dot berisikan susu berwarna putih.

"Cepet gede ya keponakan om, nanti om jajanin deh," ujar Johan sembari menepuk-nepuk pantat Janson yang terbalut pampers.

"Gue kasih ee'-nya Janson mau gak, Jo?" Tawar Ziko. Menyerahkan coklat Silverqueen kepada Janson.

Elang meneguk ludahnya. "Bang, mending coklatnya buat gue, perut gue ikhlas kok bang nerimanya,"

"Diem lo bakwan!"

"Nanti gue kasih link video yang dikirim bang Johan, deh. Kasihani gue, bang. Gara-gara bang Johanjing ATM gue disita, gak bisa foya-foya lagi gue," curhat Elang. Meratapi dompetnya yang hanya tinggal lima lembar ratusan dan tujuh lembar lima puluhan.

Johan membulatkan matanya, mengapit leher Elang, tak terima dia jadi tuduhan seperti ini.

"Enak aja lo nuduh gue sembarangan. Lo juga nikmati videonya, tokek!" Johan menjitak keras kepala Elang.

ARGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang