59-Mengungkapkan

829K 63.3K 31.5K
                                    

Hayo siapa yang nagih Argantara up?
Siapa yang nungguin nih?

Semalem niatnya fafay mau up ya, tapi draft yang fafay ketik hilang. Dan tadi pagi fafay mau ngetik lagi, tapi ada urusan mendadak disekolahan.

Up siang gak papa lah ya...

Mau bilang apa?

Jangan lupa vote dan juga follow fafay ya.

Sederhana tapi berarti buat fafay.

Happy reading sayang...

°°°°°°

Hari berganti hari, dan minggu berganti minggu. Usia kandungan Syera memasui usia ke empat minggu atau satu bulan kurang lebih.Wanita itu tak juga memberikan Arga tentang kehamilannya. Ia masih belum siap dan ia masih ragu untuk menjadi ibu di usia muda.

"Kamu kecepetan sayang munculnya." Ucap Syera sembari mengelus perut datarnya.

"Arga marah gak ya?"

Syera menghembuskan nafasnya dengan perlahan, ia sangat tahu dirinya salah telah menyembunyikan perihal kehamilannya dari Arga. Sedangkan saja cowok itu susah mengidam-idamkan dari dulu.

Jemari lentiknya menarik handle pintu kamarnya, objek yang pertama ia lihat Adalah, Arga yang sedang mengeringkan rambutnya. Wanita itu sempat menghela nafasnya pelan mencoba tidak gugup.

Begitu manik matanya menangkap Arga yang sedang mengeringkan rambutnya, lantas Syera menghela nafasnya pelan.

"Arga," panggil Syera.

Cowok yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk itu, lantas menolehkan kepalanya. Senyum tipis terbit dibibirnya, kemudian menepuk kasur disebelahnya menyuruh Syera duduk disana.

"Kenapa?" Tanya Arga.

"A-aku---" Syera menggigit bibir bawahnya.

"Ngomong aja, sayang. Mau apa?" Tanya Arga. Tangannya melingkar pada pinggang ramping wanitanya.

"T-tapi kamu jangan marah," cicitnya.

"Emang mau ngomong apa? Emang kamu lagi ada buat kesalahan? Sampe nanyain bakal marah atau enggak," ujar Arga, tangan kekarnya mengusap surai hitam milik istrinya.

Syera merogoh saku celananya, dan tentunya tidak diketahui oleh cowok itu. Syera meremas kuat testpack yang ia coba kemarin. Arga mengangkat sebelah alisnya dengan mata yang menatap Syera dengan bingung.

"Kenapa?" Tanyanya.

Syera memejamkan matanya sejenak, kemudian menyerahkan testpack-nya kepada Arga. Cowok itu terdiam cukup lama, entah percaya atau tidak, bahkan cowok itu menampar pipinya berharap semua ini bukan mimpi.

"Serius?" Syera menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Tanpa aba-aba lagi, Arga menarik tubuh Syera dan memeluknya dengan erat. "Kamu beneran 'kan? Gak lagi bohongin aku?"

Syera menggelengkan kepalanya, tangannya melepas tangan kekar Arga yang begitu erat mendekap perutnya. Arga mengusap matanya yang memerah. Cowok itu memberikan kecupan demi kecupan diseluruh wajah Syera.

"Sejak kapan?" Tanya Arga.

"Satu bulan yang lalu,"

Arga membulatkan matanya. "Kenapa baru bilang sekarang?"

ARGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang