Suara decitan brankar menggema dikoridor rumah sakit, para perawat medis dengan sigap menangani Syera. Arga tak kuasa menahan harunya, cowok itu menintikkan airmatanya saat menatap Syera yang tengah kesakitan.
Keadaan rumah sakit begitu ramai, keluarga Arga serta teman-temannya datang kesini. Sebelumnya Arga memberitahu mereka saat berada di taxi tadi.
"Arga, sakit---" lirih Syera bahkan suaranya nyaris tak terdengar.
"Iya sayang, sabar ya."
Arga mengusap wajahnya dengan kasar, dokter tersebut menahan tubuh Arga saat cowok itu akan memasuki ruang persalinan.
"APALAGI?!" Sentak Arga.
"Tenang, saya---"
"GIMANA GUE BISA TENANG SEDANGKAN ISTRI GUE DISANA KESAKITAN!" Dada Arga naik turun. Emosinya meningkat saat dokter tersebut melarangnya.
"Hanya boleh satu yang masuk kedalam ruang inap," ucap dokter tersebut.
Arga menolehkan kepalanya kearah anggota keluarganya.
Rudi menganggukkan kepalanya. "Kamu saja nak, yang masuk. Biar kami yang nunggu disini."
Arga menganggukkan kepalanya, tanpa aba-aba lagi cowok itu menerobos masuk kedalam ruang persalinan. Disana sudah ada Syera yang masih ditangani oleh dokter kandungan.
"Sayang,"
Syera menoleh. "Arga, g-gak kuat--" rintih Syera.
"Sakit banget, hm? Operasi aja ya sayang?" Arga menggenggam telapak tangan Syera kemudian memberikan kecupan pada bibir pucat Syera.
"Maaf mas. Dari yang saya lihat, mbak Syera masih bisa melahirkan secara normal," kata dokter Maya, salah satu dokter kepercayaan kekuarga Arga.
"Tapi---"
"Saya tau ini mempertaruhkan nyawa, tapi kalau kita betindak untuk operasi sesar, yang ada resikonya bertambah besar." Jelas dokter Maya.
"Lakukan yang terbaik, pastikan anak dan istri saya selamat." Ucap Arga.
Dokter Maya mengangguk kemudian beralih memegang alih tugasnya. Dokter maya memposisikan dirinya didepan kaki Syera.
"Sekarang udah mulai bisa, tarik nafas lalu buang ya. Ayo!" Instruksi dari Dokter Maya ia arahkan kepada Syera.
Syera mendesis ngilu. "Arga, plis---gak kuat," kata Syera dengan nafas tersengal.
"Kuat sayang. Coba lagi ya?" Arga menggenggam erat tangan Syera.
Cowok itu memberikan kecupan demi kecupan pada dahi Syera, mengusap dahi perempuan itu menghilangkan keringat yang membasahi wajah cantik Syera.
"Ssh! Uuugh! Arga----" Syera menjatuhkan kepalanya lagi.
"Sekali lagi ya mbak, ayo coba!" Doktee Maya mengangguk memberi instruksi lagi untuk Syera.
Arga jadi penasaran, Segede apa sih calon bayinya. Awas aja ya kau nak kalau udah besar kerjaannya bikin puyeng mulu.
Dugh!
"Sshh!" Arga menolehkan kepala kebawah kemudian mendongan keatas menghalau rasa sakit dibawah sana.
"Arga---gak kuat," Syera memejamkan matanya sebentar. Nafasnya naik turun akibat kelelahan.
Arga menatap Syera dengan iba, ini salahnya kenapa membuat Syera hamil muda. Usia Syera masih dibilang remaja untuk melahirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANTARA
Teen FictionSUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argantara the me movie season 1 -Ketika tawamu menjadi bahagiaku Nikah muda tidak pernah terlintas diotak Arga, entah apa yang ada pikirkan oleh...