43. Pewarna rambut

738K 70.9K 26K
                                    



"Wellcome to mobile legend!"

"Ziko, lo dimana sih anjing!" Umpat Johan. Matanya nampak serius menatap layar ponselnya.

"Hati-hati Johan, woy!" Pekik Arga.

Ketiga pria itu dengan semangatnya memainkan game yang sering dimainkan oleh cowok pada umumnya. Segala pekikan, umpatan kasar, dan makian terlontar begitu saja.

Berbeda dengan Elang, cowok itu menatap bingung ketiga kakak tingkatnya. Tangan kekar nan imutnya itu memegang ponselnya yang menampilkan game boneka segitiga dilayar ponselnya, alias game pou!

Elang menatap nanar layar ponselnya. "Andai gue bisa main game gituan, udah dapet banyak cewek gue."

"JOHAN BEGO!!!"

Semua terlonjak kaget terutama Elang dan Andre yang nampak tenang-tenang saja dari tadi. Akibat pekikan yang terlontar dari bibir pedas Arga kala Johan ceroboh memainkan gamenya.

"Tuh kan hilang otaknya," saut Ziko. Membanting ponselnya diatas meja.

Ada masalah apa sih Zik? Sini atuh buat Elang saja hapenya kalo nggak mau, Elang siap nerima gratisan kok, serius!!! Ngomong-ngomong, tumben Ziko tidak membawa Janson.

Johan menyengir. "Jari gue kepleset, Ga."

"Mati aja lo!" Maki Arga. Jari telunjuk sebelah kirinya ia gunakan untuk menarik jari telunjuk sebelah kanannya, kemudian menyelepet dahi Johan dengan kencang.

Johan mencibir pelan, jika saja kekuatan Arga lebih rendah darinya, sudah dipastikan kepala Arga hilang dari tempatnya. Jadi bos ngeselin.

Johan berjalan kearah meja guru, disana banyak perempuan-perempuan yang saling mengerubung. Sudah dipastikan ada gosip terbaru hari ini.

"Hai cewek, nanti malem jalan yuk," ajak Johan pada perempuan yang nampaknya adik kelasnya sendiri.

"Lo mau ngajak dia jalan bareng?" Tanya Vera.

"Kenapa lo? Cemburu?" Johan terkekeh pelan. "Sayangnya lo bukan siapa-siapa gue,"

"Iya sih bukan siapa-siapa." Vera jalan memutari tubuh Johan. "Tapi lo liat yang gue bawa ini apa?"

"Buta mata lo?" Sentak Johan. Menatap ponsel yang diangkat tinggi-tinggi oleh Vera.

Vera menjentikkan jarinya, mengamati tubuh Johan dari bawah hingga atas. Menurutnya tidak ada yang menarik sama sekali, perut yang sedikit membelendung. Iyuuh! Bukan type Vera!

"Sebenernya sih ogah ya gue berurusan sama lo. Cuma karena gue punya hati nurani jadi..." ucap Vera menggantung. Gadis itu melirik kearah Johan kemudian menatap kembali ponselnya.

"Halo, Ghea. Ini gue Vera, gue tadi denger Johan ngobrol. Katanya dia mau ngajak jalan adik kelas kita,"

"Apa? Oh, oke Ghe." Vera mematikan ponselnya sepihak.

"Setan lo, Ver!"

Vera mengibaskan rambutnya didepan wajah Johan. Cowok itu menahan nafasnya sebentar, rambut yang sedikit pirang berwarna biru itu mengenai mata serta hidungnya.

ARGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang