39

320 47 8
                                    

.
6121



.






.







.

Jeongin berjalan dengan lesu menaiki tangga rumahnya. Kaki nya seakan berat melangkah di tempat ini. Padahal jelas jelas ini rumah nya. Dia masih tidak percaya saja, teman baiknya si Lino itu ternyata benar-benar berhubungan dengan ayahnya sendiri di saat ia mengira itu semua hanya bualan saja. Kecewa berat Jeongin dengan si Lino.

Bagaimana jika mama nya tahu tentang hal ini? Dirinya tidak bisa bayangkan akan sesedih apa mama nya jika  mengetahui ayahnya berselingkuh dengan temannya. Pasti mama sangat sakit hati. Dirinya harus apa sekarang. Dia tidak ingin mama nya bersedih. Namun jika dibiarkan begitu saja, bukankah akan menjadi lebih berantakan?

"Hyunjin ..., aku mohon dengar kan aku dulu. Ini tidak seperti apa yang kamu pikir kan. Aku tidak pernah mencoba mengkhianati pernikahan kita."

"Apa Mama sudah tahu tentang kak Lino?" batin Jeongin saat mendengar keributan di kamar mamanya.

"Bukti nya dia telah hamil. Dan dia mengaku bahwa kau adalah ayah bayi nya. Apa itu kurang jelas..?!"

"Siapa yang hamil?" Jeongin masuk ke dalam kamar mengintrupsi pertengkaran kedua orang tuanya itu.

"Felix, ayahmu ini ngehamilin Felix, Je."

"Kak Felix. Ayah juga ngehamilin kak Felix?!" terkejut, tentu saja dia terkejut.

"Juga..? Apa maksud mu, Je? Ada orang lain kah yang hamil gara gara ayah mu?" Hyunjin beralih menatap anaknya dalam.

"Beberapa hari lalu aku baru saja bertemu dengan kak Lino, Ma. Dan dia mengaku bahwa dia hamil anak ayah."

"BRENGSEK....!!! BAJINGAN...!!! TERNYATA KAU INI LELAKI HIDUNG BELANG!!! MENYESAL AKU MENIKAH DENGAN MU. SIALAN!!" maki Hyunjin sambil menangis deras tak kuasa menahan kekecewaan.

"Plaaakk...," tamparan keras pun dia layangkan ke wajah suaminya itu.

"Je, kemasi baju mu sekarang. Kamu ikut Mama kembali ke rumah kakek nenek." perintah nya sambil menyeret keluar kopernya kasar.

"Iya, Mah." sahut Jeongin ikut menyusul Hyunjin keluar.

"Lino juga hamil?" Jisung lemas mengetahui fakta itu.

Masalah ini sangat rumit sekali. Dia mengerang frustasi, benci karena masalah gila ini membuat keluarga nya kacau. Ia bingung harus mengambil tindakan bagaimana lagi mengatasinya. Hyunjin tak mau mendengar kan penjelasan nya. Dan di tambah lagi anaknya juga mengiranya menghamili sahabatnya. Dia kehilangan kepercayaan dua orang itu. Bagaimana dia bisa mengembalikan kepercayaan itu lagi?

Ketika Hyunjin benar-benar akan pergi dari rumah itu, Jisung mencegahnya. Memohon lagi agar dia diberi kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Tapi Hyunjin yang kepalang sakit hati dan sifatnya yang pencemburu itu mana mau memberi sang suami kesempatan untuk berbicara.

"Ayah, gak usah mohon mohon lagi sama Mama. Sudah cukup, Yah. Ayah sudah terlalu sering buat Mama nangis. Biarin kami pergi." Jeongin melepaskan cekalan Jisung pada tangan Hyunjin, sambil berkata dingin.

Hyunjin yang terlepas pun memilih masuk ke dalam mobil duluan bersama putrinya yang terus menatap bingung keadaan apa yang terjadi di keluarga nya.

"Je, kamu jangan ikutan salah paham sama omongan mereka berdua. Ayah mu ini tidak pernah berbuat jahat kepada mereka."

"Terus aja ayah mengelak. Tapi kenyataannya mereka sudah hamil. Dan itu sekarang menjadi urusan ayah. Kami pergi..,"

Akhirnya, Jisung benar-benar tak bisa mencegah kepergian istri juga anaknya itu. Dia berteriak marah, hingga membuat para pekerja di rumah nya berjengit kaget. Mereka baru pertama kali melihat Jisung yang seperti itu. Selama ini yang mereka tahu, tuannya itu orangnya ramah, humble, sabar lagi baik hati. Tidak seperti ini.

Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang