42

295 43 24
                                    

.
260121









.







.







.








.

"Tidak.., keputusanku sudah bulat, Mina. Aku menyerah, aku tidak bisa bertahan lagi." tolak Hyunjin tegas.


"Aku mohon Hyunjin." Mina memelas lagi agar madunya itu mau menyetujui bujukannya.


"Maaf, aku tak bisa." kekeuh Hyunjin tidak mau goyah.


"Aku memohon sebagai sesama seorang ibu, Hyunjin. Kasihani anak yang dikandung Felix. Dia membutuhkan ayahnya."


"Aku sudah mengasihaninya. Aku melepaskan Jisung untuk dia. Apa yang kurang dari pengorbanan itu?"



"Itu masalahnya, Hyunjin. Suami kita tidak akan pernah mau menikah dengan Felix jika bayarannya kehilangan salah satu dari kita."



"Serakah sekali. Apa dia masih belum bisa mengambil pelajaran dari semua ini? Dia ingin memiliki cinta semuanya. Tapi itu menyakiti yang dimilikinya. Aku tidak mau terjebak oleh keegoisannya lagi."



"Hyunjin.., kamu sudah tahukan, Jisung tidak bermaksud mengkhianati kita dengan kejadian ini. Tidak ada yang menduga sebelumnya. Jika Felix begitu terobsesi dengan suami kita."




"Sudah dan aku memutuskan untuk mengakhirinya. Aku tidak bisa dimadu lagi dengan orang lain selain dirimu, Mina. Hatiku tidak sekuat dulu. Menahan semuanya sendiri sangat menyesakkan."




"Hyunjin, aku bisa merasakan apa yang tengah kamu rasakan. Kita mengalaminya bersama."




"Tapi aku tak sekuat dirimu, Mina. Aku gak bisa melihat Jisung dengan orang lain terlalu lama. Dan aku pun takut bila suatu saat nanti Felix akan benar-benar memonopoli Jisung seutuhnya. Dia masih muda dan aku tidak mau berakhir kisah yang sama seperti istri istri di luar sana."

Hyunjin berusaha keras menahan air mata di pelupuk matanya jatuh.





"Jangan memikirkan keburukan yang belum tentu terjadi itu, Hyunjin. Kita sudah cukup lama menikah dengan Jisung. Dan bukankah seharusnya kamu sudah tahu watak Jisung yang sebenarnya. Dia pria yang setia sekalipun banyak orang menarik mendekat kepadanya. Tak pernah sekalipun dia berpaling dari kita. Dan kejadian hamilnya Lino, Felix itu terjadi akibat ketidaktahuannya terhadap bentuk kasih sayang seperti apa yang seharusnya ia berikan kepada orang lain. Dia terlalu baik hingga orang lain menganggap kebaikannya itu sesuatu hal yang lebih. " Mina terus berusaha membela sang suami dan membujuk batalnya perceraian itu.




".... "






"Aku mohon, batalkan perceraian ini. Dan bantulah aku membujuk Jisung menikahi Felix." sangat menyayat tapi Mina merasa memang harus melakukan semuanya.





Demi bayi Felix tentunya. Dia tak mau bayi itu menderita karena orang tuanya. Ia tak tega mendengar seorang bayi disia siakan. Sedangkan dirinya sendiri baru kehilangan sang permata. Ia tak mampu.




"Hyunjin.., ini hanya demi bayi Felix. Aku tidak tega jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap bayi itu. Kamu juga seorang ibu, pasti tak akan tega kan dengan bayi itu. Mari selamat kan bayi itu dari segala kemungkinan buruknya, Hyunjin."



"Kenapa harus bersusah payah? Dia bukan bayiku. Dan jika Felix masih berpikir tentunya dia tidak akan menyakiti anaknya sendiri." Hyunjin mencoba berkeras hati.




"Tapi nyatanya dia masih anak SHS yang labil, Hyunjin. Pikirannya masih pendek. Dia belum punya tanggung jawab seperti itu. Dia bahkan sudah tak segan lagi untuk membawa bayi itu lenyap dari dunia ini. Dia sudah berkali-kali mencoba bunuh diri. Mendengarkan nya saja dari kak Changbin, hatiku terasa teriris. Bagaimana dengan kak Changbin yang dihadapkan langsung dari percobaan bunuh diri itu, Hyunjin? Aku mohon padamu. "


Mina menangis lagi, ia sangat sedih mengingatnya. Kemarin siang setelah datangnya surat perceraian itu, Changbin bertemu dengannya. Memohon dan bersujud meminta belas kasihnya agar suaminya mau menemui Felix. Awalnya dia sangat kebingungan karena tidak tahu masalah yang terjadi di antara mereka. Namun, setelah diceritakan semuanya. Dunianya sempat terasa runtuh dan kecewa berat dengan suaminya. Bahkan ia juga berpikir akan melanjutkan jejak Hyunjin menggugat cerai Jisung.

Tapi setelah dipikir lagi, suaminya itu seperti korban. Pria itu tak salah. Dan tak seharusnya dia menimpakan masalahnya ke pundak sang suami. Sebagai seorang istri sudah seharusnya ia membantu suaminya bangkit dari keterpurukan. Bukan malah meninggalkannya. Dan soal bayi Felix dan pernikahan. Itu terpikir karena hatinya sebagai seorang ibu tergerak, tak tega dengan bayi itu. Makanya ia meminta sang suami mau mengasihi nya.

Akan tetapi ternyata setelah berdiskusi panjang. Masalahnya terlalu rumit. Suaminya tidak mau bertanggung jawab karena merasa dirinya adalah korban. Terlebih lagi suaminya itu tidak mau kehilangan Hyunjin. Bujukan yang ia lontarkan sama sekali tak mempan. Dia tetap menolak. Dan cara satu satunya agar Jisung mau menikah dengan Felix adalah jika Hyunjin membatalkan perceraian mereka dan kembali ke rumah. Hal yang sebenarnya agak mustahil mengingatkan Hyunjin meminta perceraian karena masalah Felix ini.


.






.






.







.








.

"Terimakasih, Jisung. Aku berhutang hidup padamu." Changbin memeluk sahabatnya itu dengan derai air mata yang hanya dibalas Jisung dengan senyum tipis yang dipaksakan.

Ini demi kebaikan semua orang kan? Badai ini adalah yang terakhir kan? Ia harap begitu.



Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang