26

348 49 17
                                    

.492020



.





.


.



.







.

"Ji..., kamu tuh harus adil." Bisik Hyunjin kecil sekali di samping telinga sang suami. Tangan kanannya menarik lengan kiri Jisung yang bertengger nyaman di perut buncit Mina sejak sejam lalu.

Ngomong ngomong mereka bertiga lagi nonton tayangan kesayangan bapak Hjs tercinta. Apalagi kalau bukan sinetron ikan terbang, hehehehe. Dengan Jisung berada di tengah-tengah kedua istrinya. Hyunjin berada di sebelah kiri sambil bersandar di pundak Jisung. Sedangkan Mina berada di sebelah kanan Jisung bersandar pada sofa di belakang nya. Ditambah dengan tangan kanan Jisung yang melingkari pinggang nya. Serta tangan kiri Jisung mengelus elus perutnya. Uughh.., nyaman sekali, sepertinya bayinya ini sangat menyukai sentuhan ayahnya.

Tapi sepertinya yang tak nyaman melihat itu adalah Hyunjin. Dia cemburu melihat keuwuan pasangan suami istri itu. Dia juga mau dimanja kek gitu. Apalagi kan Jisung jarang pulang. Jadi dia juga rindu sama sentuhan si suami. Eh.., taunya pas udah di rumah, Jisung nya nempel mulu sama Mina. Dia nya dianggurin. Hyunjin kan jadi kesel.

Iya, tahu kok dia orang ketiga. Tapi kan sudah dengan persetujuan. Masa' dia diginiin. Dia gak terima lah. Pokoknya Hyunjin gak mau cuman lihatin keuwuan itu. Maunya juga diuwuin. Kalau mau uwuan berdua mending di kamar aja. Biar dia gak liat. Panas Hyunjin tuh mandangnya. Bodo amatlah yang bilang dia gak tau diri. Emangnya kenapa kalau nyemburuin suami sendiri? Gak salah juga.

Jisung yang sadar akan ucapan itu pun langsung beralih menatap Hyunjin. Meminta maaf karena telah mengabaikan nya tadi dengan gerakan di bibir saja tanpa bersuara. Bermaksud menjaga perasaan istri satunya. Nanti kesinggung lagi. Bisa berabe kan kalau Mina nya ngambek. Dia gak bisa liat Mina nya marah sama dia. Bucin nya sudah tingkat akut sih. Sebagai gantinya, tangannya kemudian ikut melingkar ke pinggang nya Hyunjin. Kan kalau begitu keliatan adil. Kanan buat Mina, kirinya buat Hyunjin. Repot emang punya dua bini kek gini.

Merasakan tangan sang suami telah melingkupi nya. Bibir yang semula cemberut itu, kini menyunggingkan senyum manis. Barulah setelah itu Hyunjin dapat menikmati tayangan di depannya. Tanpa perlu lirik lirik Jisung lagi yang tadi manjaan terus sama istri pertamanya. Sebagai istrinya Jisung juga, dia gak bisalah kalau dipilih kasih kek gitu. Maunya di samain.

Setelahnya mereka melanjutkan nonton sinetron itu dengan sesekali berkomentar tentang adegan di dalamnya yang terkadang tak masuk akal.

.




.


.



.





.

"Yah..,"

"Ya.., Je. Ada apa? Ingin sesuatu? Tumbenan repot repot buatin ayah kopi." Tanya Jisung yang sedang mengecek kertas kertas laporan penghasilan restoran dan cafe nya.

"Iiih..., ayah kok nethink gitu sama aku?! Auh...ah.. ngambek!!!" Gerutunya sambil menyedekapkan tangannya. Terlihat sekali ia sedang kesal.

"Ututututu.., ngambek ya..?! Hahahaha.., sini sini deketan!!! Duduk samping ayah." Perintah Jisung menyuruh si sulung mendekati nya. Dan untung nya langsung dituruti oleh putranya tersebut.

"Yah.., boleh peluk kan?" Tanya Jeongin yang telah duduk manis di dekat ayahnya itu.

"Tentu saja.., kenapa nanya? Biasanya dulu juga langsung peluk gitu." Jisung merentang kan tangannya siap menerima pelukan dari Jeongin.

Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang