31

314 44 17
                                    

141120

.






.






.








.

"Ma.., aku tadi kan baru saja nonton film. Terus aku sekarang mau minta pendapat Mama."

"Film apaan emang nya?"

"Film tentang nikah muda sih, Ma. Gara gara masih SHS hamil duluan sama pacar nya. Padahal anak itu baik banget loh, Ma. Gak neko neko, tapi ya gitu. Terus ya Ma, orang tua mereka mengusir mereka dari rumah karena merasa malu. Kasian banget kan, Ma. Orang tua nya jahat main usir saja."



Sejenak Hyunjin terdiam mendengar tuturan anak nya itu. Hamil saat masih SHS? Kenapa itu terdengar sedang mengobrol kan masa lalu nya ketimbang Film? Hamil di saat yang tidak tepat. Oleh orang yang tidak tepat pula. Di buang keluarga nya lagi. Dan kini harus berakhir menjadi yang kedua selama sisa hidupnya. Setiap hari harus sabar dan menahan rasa cemburu berbagi suami. Miris..!!!


"Kasian, tapi mereka juga salah, Je. Mereka masih sekolah dan belum menikah. Seharusnya berpacaran yang wajar saja. Dan tidak berlebihan hingga bisa hamil begitu."



"Mereka kan khilaf, Ma. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Dan kata Ayah, setiap kesalahan pasti ada kesempatan untuk memperbaiki nya. Tapi kenapa orang tua mereka malah mengusir nya. Dan tidak memberikan kesempatan untuk memperbaiki semua nya."


'Ayah mu mengatakan nya karena dia sendiri melakukan nya, Je. Dia merusak hidup bahagia nya Mama mu ini. Ayah mu kira, dia bisa memperbaiki kesalahanan nya dulu. Tapi nyata nya ia tak mengubah apapun. Mama mu tetap tak bahagia sampai saat ini.'


"Ini masalah berat, Je. Hamil di luar menikah apalagi masih sekolah. Itu bukan hanya mereka yang hancur. Tapi orang tua nya juga."


"Kalau semisal aku melakukan kesalahan semacam mereka. Apa Mama juga akan mengusir ku?"


"Kenapa tiba tiba menanyakan seperti itu?"


"Hanya ingin saja. Aku sedikit terbawa suasana menyedihkan alur cerita film itu, Ma."

"Apapun itu, Mama harap kamu tidak akan pernah mengecewakan Mama."

"Hih.., Ma. Gak usah baper gitu jawab nya. Aku kan cuman nanya saja. Lagian, emang aku pernah tidak membanggakan Mama?"




"Je.., gak ada orang tua yang ikhlas jika anak nya jatuh ke jurang sengsara. Hamil diusia muda itu sulit menjalani nya. Hamil itu tak semudah orang berkata. Orang yang hamil selain butuh biaya dan fisik yang sehat, dia juga butuh mental yang kuat. Mental kesiapan mengurus anaknya. Apalagi hamil diluar nikah. Apa yang dikatakan orang kepadanya itu sangat menyakitkan? Apa kamu bisa membayangkan nya?" Jelas Hyunjin panjang lebar.


'Mama gak mungkin membiarkan kamu jatuh oleh hal menyakitkan yang pernah Mama rasain, Je.' lanjut Hyunjin membatin.


"Aduh.., maafin aku, Ma. Mama kek nya baper banget aku ajak ngobrol ginian. Maaf ya, Ma." Jeongin memeluk lengan Mama nya yang duduk di sebelah nya itu.



"Sudah lah.., cepat habiskan makanannya. Mama pergi dulu, jemput Somi."


"Hati hati, Ma. Jangan lupa beliin eskrim aku ya. Persediaan nya udah habis."


"Iya iya, jajan mulu sih kebiasan!! Gendutan nangis entar. Katanya pingin punya otot kayak ayah mu. Olahraga gak mau, malah makan nya nambah. Liat nih, pipi nya tambah embul. " kata Hyunjin sebelum pergi sambil mencubit gemas pipi Jeongin.



Setelah bayangan Mama nya tak terlihat lagi, Jeongin mengambil benda yang sedari tadi ada di kantong nya. Meremasnya kuat.



"Maafin keputusan Jeje nanti bakal buat Mama kecewa."
.






.









.










.

"Maaf ya, Bun. Ayah gak jadi pulang malam ini. Gak papa kan? Di sini kerjaan Ayah lagi numpuk."

"..."

"Maaf banget ya, janji lusa Ayah pulang."

"...."

"Terimakasih..., I love you, Bun. Byeee... ," Setelah nya Jisung menutup telepon nya.

Jisung membatalkan kepulangan nya sebenarnya bukan  karena pekerjaan nya yang menumpuk. Namun, karena firasat nya bertambah tak karuan tentang Felix. Ia semakin tak nyaman dengan perubahan Felix. Dan akhirnya malam ini, ia putuskan mencari tahu semua nya agar jelas.


"Tidak.., seperti nya memang ada yang salah selama ini. Aku harus mencari tahu nya."



"Ku pikir seperti nya aku akan merasa kan hal hal itu setelah Felix menginap di sini. Ah.. apa mungkin Felix melakukan sesuatu pada ku?"




"Tidak tidak tidak.., di lihat dari mana pun juga dia itu sangat lugu. Mana mungkin bisa melakukan hal hal aneh begini."


"Tapi apa boleh buat, aku kan harus bisa memastikan kebenaran nya dahulu."


.





.





.




.

"Terima kasih, Fel." Jisung menerima secangkir kopi hitam kesukaan nya itu.


"Sama sama, kak."


Jisung berpura pura meminum kopi itu. Sambil melirik mimik wajah Felix yang duduk di sebelah nya.

'Seperti nya dugaan ku benar. Ada yang salah selama ini.' batin Jisung.


"Kau tidak tidur, Fel? Sudah larut, kata mu besok ada acara penting dengan teman mu?" Tanya Jisung tersenyum lembut. Senyum palsu sebenar nya, ia yakin Felix tak akan mengetahui nya. Ia sudah sangat lihai dalam bermain peran seperti ini.


"Baik kak, selamat malam. Jangan tidur terlalu malam juga ya." kata terakhir Felix sebelum meninggal kan ruang tengah.


"Apa benar adik kecil yang polos itu menjadi ular sekarang? Rasanya aku tak percaya menduga hal seburuk ini." Guman Jisung segera memutahkan cairan kopi yang tak sengaja tertelan tadi. Meski tak banyak, ia yakin jika dibiarkan akan membawa pengaruh buruk pada nya nanti.


Tbc

Main tebak tebakan lagi kuy,
Ayo tebak part depan bakal terjadi apa?
🌚🌚🌚
Gak kerasa udah mau end juga ya book terakhir ini, 😅
Makasih buat yang setia baca, nunggu dan vote. Hiks..,
Luv luv you full, babe. ❤️❤️❤️

 ❤️❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang