33

315 41 14
                                    

23 agustus 20

.





.









.










.

Semenjak bangun dari masa kritis nya dan mengetahui hal buruk telah menimpa nya. Mina linglung seperti tak bernyawa. Buah hati yang selama hampir tujuh tahun ini ia tunggu tunggu. Dan delapan bulan ia sayang dan rawat dengan baik pergi meninggalkan nya. Dia mengalami pendarahan hebat setelah tak sengaja terpeleset di kamar mandi tadi malam. Mengakibatkan bayi yang sedang ia kandung tersebut tak lagi bernyawa.


Sakit nya kuretase yang baru saja ia alami itu, tak sebanding rasa sakit nya saat harus mengetahui bayi nya di angkat dari rahim nya. Bayi nya benar-benar pergi. Ia tak kuasa menahan tangis nya saat menggendong tubuh putra nya tadi tak lagi bernyawa. Pucat dan tiada tangis bayi yang ia dambakan selama ini. Semua nya hampa dan kosong.



"Mina.., kamu harus makan ya.., aku suapi." bujuk Hyunjin untuk sekian kali nya sejak sejam lalu.



"Tidak, Hyunjin..," Mina tetap menolaknya.



"Tapi kamu belum makan sejak tadi pagi. Ini pun sebenarnya sudah lewat jam makan siang. Kamu bisa bertambah sakit kalau gak makan. Makan sedikit saja ya..," mohon Hyunjin.


"Biar kan saja. Apa guna nya aku hidup? Menjaga bayi ku saja tak pecus. Aku ibu yang buruk. Di sini aku tak berguna. Lebih baik aku menyusul bayi ku di sana. Hiks.., dia pasti sedih harus sendirian, Hyunjin."


"Mina...," Hyunjin segera meletakkan makanannya dan beralih memeluk Mina.



"Mina.., kamu gak boleh ngomong gitu. Baby nya sedih pasti lihat Bunda nya seperti ini. Kamu yang ikhlas ya. Biar kan Baby nya istirahat tenang di surga sana. Percayalah Tuhan sedang merencanakan hal yang lebih baik dari sebelum nya. Kamu yang sabar." ujar Hyunjin menenangkan.



"Apa kamu tahu perasaan ku, Hyunjin?!"



"Aku sangat tahu, Mina. Aku seorang ibu, terlebih aku pun juga pernah keguguran sebelum mengandung Somi dulu. "




"Benarkah itu? Kamu gak bohong? Kamu sedang tak mengada ngada kan?"




"Tanya kan kepada Jisung, jika kamu tak percaya. Aku pernah kehilangan anak ku dengan seseorang yang hampir saja menikahi ku dulu. Tapi takdir berkata lain, ternyata setelah keguguran aku menikah dengan Jisung." kata Hyunjin dengan wajah kecut.

.






.







.










.

Jeongin memandang batu nisan yang bertulis kan nama adik nya itu yang sama sekali belum sempat bersapa dengan nya. Anak nya Bunda Mina. Adik nya baru saja selesai di makam kan saat ini. Para kerabat masih banyak yang memadati area pemakaman . Ayah nya pun masih belum beranjak dari posisi nya. Beberapa kali ia melihat ayah nya mengusak air mata yang tak sengaja menetes. Dia juga merasakan kesedihan yang di rasa kan orang tua nya tersebut. Bahkan ia benar-benar tak tega melihat Bunda nya menangis histeris tadi pagi. Itu sangat menyedihkan sekali. Adik nya yang di harapkan agar segera hadir di tengah keluarga mereka. Malah pergi begitu saja meninggalkan mereka.




"Maaf, tuan muda."


Jeongin menengok kan kepala nya ke samping saat mendengar suara Taehyung memanggil nya.



"Ada apa, Mas?" Jeongin membalas panggilan itu dengan nada yang amat murung.


"Ada seseorang yang ingin menemui anda, tuan muda."


"Siapa..? Bukankah para pelayat sudah mulai pulang?"



"Bukan pelayat, tuan. Saya tidak tahu persis apa yang beliau ingin kan. Tapi Nyonya itu terlihat amat sedih sekali saat meminta bertemu dengan anda."



"Di mana orang nya sekarang?" tanpa banyak waktu lagi, Jeongin segera menghampiri orang yang katanya ingin menemui nya itu dengan Taehyung tentu nya sebagai penunjuk arah.



Dan tiba di tempatnya, Jeongin bingung dengan orang itu. Ia belum pernah sama sekali bertemu dengan beliau. Jadi untuk apa nyonya ini menemui nya. Ia benar-benar tak mengenal nya.


"Jeongin...!!! " Orang itu berseru setengah berteriak dan begitu saja memegang tangan Jeongin.



"Maaf sebelumnya, tapi apa kita pernah bertemu sebelumnya ya? Saya benar-benar tak mengingat Anda, Tante...?" diperlakukan seperti itu, Jeongin tentu bingung. Dia merasa sedikit tak nyaman di pegang tangan nya oleh orang asing seperti ini.



"Maafkan tante." orang itu segera melepaskan pegangan nya dari Jeongin saat menyadari remaja SHS itu risih.



"Tidak apa apa, tante."



"Jadi begini, kenalin saya Lee Jieun."



"..," Jeongin mengernyitkan dahi nya.


"Kita memang belum pernah berjumpa sebelum nya, nak. Kita belum saling mengenal. Kamu belum mengenal tante. Tapi kamu pasti kenal anak tante."




"Siapa..?"


"Minho. Ah.. tidak, maksudku Lino. Kalian berteman dekat kan."



"Lino..!! Tante, Mama nya Lino?!"



"Iya, saya Mama nya Lino. Lino pergi dari rumah sejak semalam, gara gara tante tak sengaja menampar nya. Tante semalam terlalu kalut mengetahui dia hamil. Tante emosi dan tak sengaja melukai nya. Tante sekarang menyesal telah melakukan itu. Seharusnya tante bisa menahan amarah tante. Tante benar-benar khawatir dengan keadaan Lino sekarang. Tante menemui kamu karena teman teman Lino yang lain tidak mengetahui keberadaan nya sekarang. Tapi mungkin kamu tau kan Lino sekarang ada di mana? Tolong pertemukan kami, Jeongin. Tante benar-benar sedih, Lino meninggalkan rumah."



"Ah.., iya tante, Lino ada di rumah saya semalam. Tapi saya tidak menemani nya lama karena Bunda saya jatuh dan harus di bawa ke rumah sakit. Saya gak sempet pulang, tante lihat kan pemakaman adik saya baru selesai. Jadi sekarang saya gak tau Lino di mana. Mungkin Lino masih di rumah. Ayo ikut saya ke rumah, tante." ajak Jeongin yang baru mengingat semalam ada sahabat nya yang menginap di rumah nya.



Namun dia lupa akan eksistensi nya gegara harus kehilangan adik nya secara mendadak hari ini. Jeongin jelas juga mengkhawatirkan keadaan Lino. Dia semalam terlihat sangat buruk sekali. Pasti Lino mengalami hal sulit gara gara mengandung benih pria asing yang telah tega meniduri nya itu. Jeongin sedih dengan apa yang dialami Lino. Ia bingung juga mau membantu nya dengan cara apa. Maka nya ia sempat berpikir ingin menikahi Lino saja. Agar Lino tidak khawatir lagi harus menanggung semua beban berat itu sendirian.

Tbc

Maafkan saye bunda Mina dibuat sad mulu di book ini🙏🙏🙏🙏😁sabar ya Bun, orang sabar makin banyak yang sayang ❤️

Maafkan saye bunda Mina dibuat sad mulu di book ini🙏🙏🙏🙏😁sabar ya Bun, orang sabar makin banyak yang sayang ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang