40

354 46 3
                                    

130121
.




.









.








.









.








.

Suasana ruang tamu Jisung masih terasa mencengkam, meski keributan yang sempat terjadi beberapa saat lalu telah reda. Tatapan sinis Changbin masih terarah lurus kepada sang tuan rumah yang juga terlihat sama marahnya. Lagi lagi Chan harus menghela napasnya melihat pemandangan itu. Mereka bersahabat baik. Namun ternyata mereka bisa bertengkar sehebat ini gara-gara kesalahan pahaman yang dibuat satu orang saja.


"Apa bisa kita mulai penjelasannya?" tanya Chan melirik Changbin juga Jisung satu persatu.


Tak ada jawaban, melainkan dengusan dari Changbin dan Jisung yang memalingkan mukanya kesal sekali.


"Okay.., baiklah. Aku anggap kalian sudah siap. Lino tolong ceritakan..!!" ujar Chan kemudian menggenggam tangan Lino yang terlihat gemetar.



"..."


"Gak papa, Lin. Cerita saja yang jujur ya..!!" bisik Chan tersenyum lembut ke arah calon istrinya tersebut.

Lino yang mendapat dukungan dari Chan itupun mulai sedikit tenang dan rileks. Dia merasa aman, dan jadilah ia mengambil napas dalam dalam sebulan menceritakan semuanya. Baru setelahnya ia mulai berucap, semoga apa yang ia akui ini dapat membantu Jisung.


"Om...,"


"..,"



"Kak Jisung gak salah apa-apa. Kak Jisung hanya korban dari kebodohan kami."


"Kami siapa?" tanya Changbin mengernyit.


"Saya dan Felix, Om."



"Kamu jangan fitnah adek saya ya. Adek saya itu polos, dia murni, dia...," Changbin langsung mengelak mendengar hal itu.


"Enggak, Om. Dia hanya mengelabuhi Om saja. Saya gak bohong, karena saya yang ngebantu Felix menjebak kak Jisung dengan obat GBH hingga kak Jisung gak akan tahu apa yang terjadi meski sesuatu telah terjadi."


"GBH..?" seketika mata Changbin melotot mendengar sesuatu yang disebut remaja di depannya itu.


"Iyaa, Om."


Changbin tak percaya adeknya melakukan hal itu. Kalau sudah begini sudah jelas bahwa adeknya yang bersalah. Ia benar-benar tidak bodoh untuk mengetahui bahwa GBH itu obat haram yang biasa disalah gunakan untuk memperkosa seseorang. Sudah benar sekali rasa kecewa dan malunya yang menumpuk menjadi satu. Akan ditaruh mana mukanya setelah ini.



Changbin mengusak wajahnya kasar. Lalu artinya, semua perkataan Felix tadi bohong, dong?! Dan kedatangannya kemari hanyalah menambah beban malu yang ia panggul.


Kemudian dia beralih menatap Jisung,

"Kalau kamu tahu Felix berbuat serong begitu, kenapa gak kamu laporin aku, Jis?" tanya Changbin sendu sekali.


"Aku baru mengetahui perbuatan Felix beberapa hari lalu, saat Mina jatuh di kamar mandi. Waktu itu otakku buntu karena memikirkan Mina dan mengurus pemakaman anakku. Aku gak sempat buat ngasih tau masalah ini ke kakak. Tapi yah.., hari ini kakak sudah tau kan yang sebenarnya. Aku gak salah," perjelas Jisung setengah dongkol.

Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang