12🌷

539 65 5
                                    

.
16 juni 2020

.

.

.

.

"Jisung..., tolong cerita kan kenapa Felix bisa begini?" Tanya Changbin setelah melihat adik nya tertidur kembali.

"Aku tidak tahu kak. Aku bertemu dengan nya tadi tidak sengaja. Keadaan nya pun sudah begitu. Apa kakak benar benar tidak bisa  menemui Felix selama tujuh tahun ini?"

"Jangan menemui, berbicara lewat telepon pun kami tidak pernah, Jis. Mom setelah berpisah dengan Dad memutus hubungan diantara kami. Mom tidak pernah sekalipun mengangkat telepon atau ribuan pesan yang kukirim, Jis. Seakan kami tidak pernah menjadi bagian nya dulu." Ungkap Changbin, raut kesedihan nampak terpancar di muka nya.

"Kalian benar benar terputus?"

"Aku tidak tahu, Jis. Tapi rasa nya sekarang aku sesak sekali melihat keadaan adik ku begini. Apa setelah berpisah dengan Dad, Mom berubah seperti itu? Kenapa Felix bisa begini? Felix itu kesayangan keluarga kami dulu. Kami selalu menyayangi dan melindungi nya. Dan kini malah baru bertemu saja,  aku melihat dia terluka dan menangis begini. Sedih rasa nya, Jis. Sungguh aku tak bisa membayang kan hal ini terjadi pada Felik kecil ku."

"Tapi kak, apa kakak yakin kalau yang dimaksud 'dia' itu ibu nya kakak? Kakak yakin itu bukan orang lain? Dilihat dari respon pertama kami bertemu tadi. Seperti nya dia tidak hanya mengalami kekerasan fisik, kak. Dia tadi menolak ku sentuh bahu nya. Bahkan dia meneriaki ku dengan mata yang menyalak tajam. Hal seperti itu mana mungkin diakibat kan oleh ibu kakak. Kalau luka lebam itu sih, aku masih percaya kalau itu bisa saja yang melakukan nya ibu kakak. Tapi respon dia tadi itu tidak menunjuk kan tersebut. Dia seperti depresi dan trauma, kak." Jelas  Jisung
ragu.

"Hah..??!! Apa maksud mu,Jis?! Kau jangan berani berani..,"

"Enggak kak, aku gak ada maksud menjelek kan keadaan Felix. Tapi kakak tahu kan aku ini juga mantan pasien yang gangguan mental. Salah satu ciri mengalami nya pun hampir mirip. Walau tidak sama, aku yakin jika dia juga mengalami hal yang sama seperti ku."

"Tidak mungkin..!!! Mana mungkin Felix ku mengalami hal seperti itu, Jis..??!!" Tubuh Changbin terasa lemas mendengarkan pendapat sang teman itu.

"Aku tak bisa memastikan nya, kak. Besok jika Felix tenang, kakak bisa mencoba menanyai nya. Siapa tahu dia mau menjawab nya." Saran Jisung.

Keesokan pagi nya, si mananger terkejut saat mendapati ada orang asing diantara mereka. Apalagi orang itu memiliki banyak plester yang menempel di pelipis, dagu dan tangan nya. Belum lagi luka memar memar yang menghiasi pipi nya. Rasa nya itu sangat mengerikan dan aneh. Apa jangan jangan Changbin ada sesuatu dengan orang itu? Karena sejak datang ke meja makan mereka, orang itu terlihat gusar dan terus memegang  baju Changbin. Waduh.., kalau seperti ini diketahui wartawan. Bisa buat masalah besar. Tidak.., itu tidak boleh terjadi.

"Changbin..., siapa dia? Mengapa dia bisa ada di sini?!" Tuntut sang mananger dengan pandangan menyelidik yang tidak mengenakan.

"Kaakk...," Felix mencicit karena takut dengan tatapan tak bersahabat itu.

"Tenang Fel...," Bisik Changbin menenangkan sang adik.

"Changbin..!!"

"Ini adik ku.., Seo Felix."

"Adik..? Kau punya adik selain Seungmin?! Kau tak sedang berbohong kan, Bin?" Ada nada tak percaya di dalam nya.

"Tidak. Seungmin adik ku, tapi adik dari Mama sambung ku. Dan Felix lah adik kandung ku."

"Tapi kau tak pernah mencerita kan ini kepada ku?"

"Apa semua tentang hidup ku, harus aku cerita kan pada mu, manager?" Jawab Changbin berdecih.

Memang hubungan diantara kedua nya tidak sebaik dengan Chan ataupun Jisung. Karena Changbin sama sekali tak menyukai wanita itu. Changbin belum bisa menerima jika manager mereka yang sebelum nya digantikan wanita ini. Dan yang membuat nya semakin benci adalah wanita itu terlalu banyak mengatur. Dia tidak suka.

"Changbin..!!"

"Soyeon..., sudah." Lerai Chan.

"Aku manager kalian..,"

"Aku tahu kak, sudah ya jangan ribut, masih pagi. Mending kita sarapan aja. Dan soal Felix, maaf kami belum cerita. Felix benar adik nya kak Changbin kok. Kami sudah kenal lama dulu. Benar kan kak Chan."

"Iya.., ayo makan saja. Nanti kita bicarakan lagi." Sahut Chan.

.


.


.


.


.

Setelah sarapan selesai, Changbin dituntut menjelaskan kenapa bisa ada Felix bersama nya. Chan juga terkejut dengan kemunculan adik kecil mereka itu. Sudah lama tak berjumpa dan kini bertemu begitu tiba tiba.

"Felix.., kenapa dengan wajah kamu?" Tanya Chan tangan nya terulur ingin menyentuh wajah Felix.

Dan lagi Chan terkejut karena Felix menolak nya dengan pandangan takut dan waspada. Ada apa?

"Hiks.., jangan...," Isak nya.

"Felix.., ini kak Chan. Tidak usah takut, kak Chan tidak akan menyakiti kamu. Apa Felix lupa dengan kak Chan? Felix dulu sering loh minta gendong kak Chan." Jelas Jisung.

"Ada apa, Jis?" Bingung Chan.

Namun hanya kedikan di bahu yang ia dapat kan. Lalu ia bertanya ke kakak nya Felix. Apa yang terjadi sebenar nya? Jawaban nya pun masih sama. Tidak tahu apa yang sebenar nya terjadi.

"Felix..., tolong cerita ke kakak, kenapa Felix bisa begini?" Bujuk Changbin yang ingin mengetahui keadaan sang adik segera.

Felix menggeleng menolak nya, malahan mata nya terlihat berkaca kaca ingin menangis.

"Felix...," Mohon Changbin.

"Hiks...,"

Jisung yang sadar bahwa Felix sedang ketakutan dan tidak nyaman dengan tatapan tatapan yang tertuju pada nya itu, memutuskan untuk membantu.

"Tolong jangan paksa Felix dulu, kak." Kata nya mewakilkan Felix.

"Tapi, Jis...,"

"Felix.., gak papa kok jawab nya nanti. Felix gak usah takut sama kita ya. Tapi nanti kalau Felix siap, Felix ngomong ya ke kita. Biar kita bisa bantu Felix. Felix ingin ikut kak Abin kan?" Jisung menenang kan Felix agar remaja itu rileks kembali.

Dan diangguki lemah oleh Felix yang kemudian bersembunyi di belakang sang kakak. Dia takut dengan tatapan wanita satu satu nya di sana. Terlihat amat tidak suka kepada nya. Dia jadi merasa teritimidasi.

Akhir nya pun mereka masih belum mendapat jawaban dari Felix karena remaja itu menolak menjawab. Jisung menyaran kan agar Felix dan Changbin diberi waktu bersama dulu. Dan tak perlu mereka ikut campur. Siapa tahu nanti Felix mau menjawab jika hanya berdua dengan kakak nya.

Tbc

Udah paham kah sampai di sini?
Udah pasti nya ya.
Kalau belum nunggu part depan lagi🌚.

Nyonya HANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang