"Sana kau pulang! Awas saja kalau kau bilang pada Papa aku membolos kuliah, apa lagi kalau Kak Al dengar dari mulutmu. Aku akan memberimu pelajaran!" Ancam Ara tajam, namun menurut Bara terlihat sangat imut walaupun wajah Ara dibuat segarang mungkin.
Bara sudah selesai diberi penanganan medis oleh dokter Muna. Karena luka robek yang lumayan panjang dan sedikit dalam, dokter Muna memberikan jahitan 13 dilengan Bara.
"Memang kau bisa melakukannya?" Tanya Bara mengangkat sebelah alisnya.
Ara berpikir sejenak seperti orang bodoh. Sedangkan Tayana dan Diana terlihat sedang menahan tawanya, tapi mereka berdua memang menahan tawanya.
"Ya aku tidak tau juga! Sudah kau pulang sana! Ini kunci motormu, awas kalau bilang pada Papa." Ucap Ara masa bodoh sambil memberikan kunci motor Bara.
"Awas saja kalau kau tidak langsung pulang." Tunjuk Ara tajam pada Bara.
Bara memutar bola matanya malas, "Iya cerewet."
"Eheheh, tunggu dulu. Bagi aku uangmu, aku tidak punya sepeser pun uang." Ucap Ara dengan senyuman lebar seraya menaik turunkan alisnya sambil tangan kecilnya menodong pada Bara.
Bara mengangkat sebelah alisnya, "Yang sebagai Kakak itu aku atau kau sebanarnya? Baru tau kalau Kakak minta uang sama Adiknya." Ucap Bara heran tapi tangannya mengambil dompet disaku celananya dan memberikan kartu ATM nya pada Ara.
"Sekali-sekali Kakak manja pada Adiknya. Lagi pula ini juga karenamu ATM dan mobil aku disita sama Papa." Ucap Ara menerima kartu ATM itu dengan senang. "Thank you, Bara yang tampan."
Bara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kakaknya yang seperti Adiknya saja dan dia Kakaknya.
"Yup girls kita pergi bersenang-senang, shopping."
"Come'on!!" Ucap Tayana dan Diana secara bersemangat.
"Jangan dihabiskan uangku." Ucap Bara sudah memakai helm nya.
"Aku tidak perduli." Ucap Ara menjulurkan lidah kebawah mengejek Bara, lalu mereka memasuki mobil Tayana lagi.
Bara mendengus lalu menaiki motornya dan mulai menjalankannya meninggalkan rumah sakit, begitu juga dengan mobil Tayana.
***
"Na, bagaimana kalau yang ini?" Tanya Ara meminta pendapat pada Dianan dengan dress biru tua yang ditempelkan didepan tubuhnya.
Dress yang dipilih Ara adalah dress buatan dari desainer terkenal di Australia tempat tinggalnya. Memiliki batas sampai atas lutut pas yang bagian kain gantungannya dibahu dibuat menggantung di lengan atas hingga bisa saja melihatkan bahu mulus Ara bila Ara memakainya dan mencetak bentuk pinggang nya yang terbilang sexy. Dan juga sebuah bunga yang kecil terbuat dari kain yang berwarna putih transparan. Dress itu bisa dibilang mahal bagi orang yang kurang berkecukupan, tapi tidak bagi Ara. Menurut Ara itu masih murah dengan dress itu yang seharga 1,200 USD (sekitar 16,5 juta lebih).
Diana meneliti Ara bila Ara memakai dress yang dipadukan ditubuh Ara oleh Ara sendiri. Tak selang beberapa detik, Diana berdecak.
"Kau mau kekasihmu mencincangku?" Tanya Diana membuat Ara mengerucutnya bibirnya sambil menaruh kembali dress biru tua itu ketempatnya semula, tau yang dimaksud Diana adalah dress itu merupakan dress terbuka yang bisa saja membuat Aldrick marah bila melihatnya.
"Hei Ra! Cepetan kesini, aku menemukan dress yang cocok untukmu." Panggil Tayana membuat Ara dan Diana menatap Tayana yang berada di gantungan dress paling mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrick's Mine [END]
Teen FictionSequel (Possessive The Devil) Arabella Dellorya Afferd. Bagaimana hari-hari Ara yang meraasa pergerakannya dibatasi ole laki-laki bernama, Aldrick Rikston Miller. Menurut orang, Aldrick adalah laki-laki kejam yang haus darah. Tapi bagi Ara, Aldrick...