Delapan Belas

19.9K 1K 50
                                    

Aldrcik membaca kertas yang isinya adalah hasil test DNA yang asli dari Axel yang didapat dirumah sakit yang dulu pernah didatangi Aldrick dan Teresa untuk melakukan test DNA. Dan ternyata kertas yang ia pegang adalah hasil test DNA yang asli dan tanggal, bulan dan tahunnya tercetak pada saat dirinya melakukan test DNA dengan Teresa. Jadi dokter yang pernah mengetesnya sudah dibayar Teresa untuk menyembunyikan hasil test DNA yang asli dan memberikan test DNA yang palsu. Teresa benar-benar membuatnya segera melenyapkan Teresa dengan cara menyakitkan.

"Dokter itu, dia sudah kabur seminggu lalu sebelum aku mendapatkan test DNA itu. Pasti ada orang yang memberi tahunya kalau kita sedang mencarinya." Ucap Axel dengan suara khas tuanya.

"Aku akan mencari keberadaan dokter itu, aku juga sudah mendapatkan orang yang terlibat dalam hal ini. Tapi suruhanku masih dalam pencarian." Ucap Aldrick yang menyimpan kembali test DNA itu dimap semula.

"Apa pria yang terlibat itu kau mengenalnya?"

Aldrick menggeleng. "Tidak, aku tidak pernah mengenalnya."

"Kau cari saja pria itu, biar aku yang mencari dokter itu agar masalah cepat selesai." Ucap Axel setelah meminum kopinya.

"Dan kau harus berpikir lebih cerdik lagi agar wanita pengganggu itu membuka kebenarannya."

Aldrick mengangguk. "Aku sudah menyadap ponselnya dan aku juga sudah menaruh alat penyadap dibeberapa diapartnya, jadi aku tau dia akan berbicara dengan siapa dan berkomunikasi dengan siapa."

"Pantau terus dia. Kalau dia membuat rencana buruk lagi, maka biarkan saja dulu. Kau hanya perlu berpura-pura tidak tau dan kau akan menghancurkannya dalam sekali serang."

Aldrick diam. Memang dirinya sudah mulai menyadap ponsel Teresa dan meletakkan beberapa alat penyadap diapart Teresa untuk mengetahui siapa orang yang terlibat dalam rencana penjebakan waktu itu. Aldrick ingin masalah ini segera selesai dan dia tidak lagi membuat Ara menangis.

"Bagaimana keadaan Ara? Sejak Ara terakhir kali datang keapartku dua minggu lalu, aku masih belum bisa menemuinya dan menghubunginya." Ucap Aldrick menatap Axel. Axel sering mengunjungi Ara saat masalah ini datang. Aldrick ingin sekali memeluk Ara, mencium Ara, menghirup aroma Ara, dia sangat merindukan Ara-nya.

"Kalau kau merindukannya. Temui saja dia, dia juga merindukanmu." Ucap Axel lalu kembali meminum kompinya.

Aldrick menatap Axel. "Apa benar dia merindukanku? Aku takut dia semakin marah saat bertemu denganku."

"Kau masih muda jangan menjadi pengecut, boy. Dulu aku tidak sepertimu yang terlihat pengecut seperti ini. Temui saja dan berbicaralah dengan Ara. Aku tau kalian saling merindukan, tapi ego kalian terlalu ragu untuk itu. Masalah bisa diselesaikan dengan cepat kalau kalian saling membantu." Jelas Axel dengan bijaknya.

Aldrick mendesah. Ia ingin sekali bertemu dengan Ara, tapi ketakutannya lebih dominan kalau Ara akan lebih marah lagi padanya.

"Pergilah temui dia, biar aku yang mengurus sisanya." Ucap Axel membuat Aldrick menatapnya lagi.

Lama terdiam, akhirnya Aldrick mengangguk. Aldrick akan memutuskan untuk menemui Ara dan ingin melihat keadaan Ara. Aldrick juga harus mempersiapkan diri kalau Ara kembali marah dan mengusirnya dari rumah Raga.

"Aku pergi, selamat sore dan terima kasih bantuanmu." Ucap Aldrick berdiri sambil membawa map berisi tes DNA.

Aldrick langsung berjalan keluar dari rumah Axel dan memasuki mobilnya. Aldrick mulai menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya meninggalkan pekarangan rumah Axel. Jantung Aldrick berdetak kencang karena ia ingin bertemu dengan Ara.

Aldrick's Mine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang