Dua belas

20.5K 934 13
                                    

"Kenapa kau disitu Ara? Jangan jauh-jauh dariku mengerti!" Tajam Aldrick saat menatap Ara yang duduk jauh-jauh darinya.

Ara menatap Aldrick cemberut. "Kak Al lupa kalau Ara masih marah sama Kak Al?" Ketus Ara.

Aldrick mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa masih marah? Kau tidak ingat semalam kita melakukan hal panas dimobil? Aku tau sayang, kalau kau tidak bisa marah terlalu lama padaku, begitu juga aku."

Ara menerjapkan matanya. "Y-ya itu Kak Al yang menyuruhku!"

"Siapa yang menyuruhmu, hm? Kau sendiri kan yang meminta untuk tidak dihukum?... Sekarang kesini atau aku yang menarikmu dan melakukan Butterfly padamu."

Ara membecik kesal. Sialan, kenapa dia selalu kalah omongan dengan Aldrick. Dengan dengkol Ara menggeser bokong seksinya duduk dekat dengan Aldrick dan langsung mendapat serangan di bibirnya oleh Aldrick. Ara menggigit bibir bawah Aldrick keras membuat Aldrick melepaskan bibirnya dari bibir Ara dengan kekehan mautnya.

"Jangan asal mencium Ara!" Herdik Ara memukul lengan Aldrick.

Aldrick bukannya mendengar Ara, malah semakin menggoda Ara dengan memberinya kecupan bertubi-tubi di seluruh wajah Ara membuat Ara kesal mendorong Aldrick.

"Ara bilang jangan asal mencium Ara, apa Kak Al Tuli!"

"Kenapa? Salah jika aku cium milikku sendiri?"

Ara memutar bola matanya malas dan kembali jengkel karena Aldrick mengulangi lagi, Ara yang sudah kesal hanya diam membiarkan Aldrick menghujam wajahnya dengan kecupan gemas.

"Sudah Kaaaakkk!! Kita tidak melihat televisi, tapi televisi yang melihat kita bermesraan!" Sentak Ara mencoba mendorong Aldrick tapi tak bisa karena Aldirk malah memeluknya erat

"Biarkan saja, aku akan mententuhmu lagi." Ucap Aldrick membuat Ara menegang dengan detak jantung yang berdebar kencang.

"T-tidak! Kak Al lakukan saja dengan guling!"

"Lebih enak kau sayang." Goda Aldrick membuat pipi Ara memerah.

"Ih!! Sejak kapan Kak Al mesum begini hah!" Heran Ara. Tidak menampik Aldrick semakin haru semakin menjadi-jadi.

"Aku hanya bersikap mesum padamu kenapa kau marah sayang." Ucap Aldrick dengan senyuman menggoda lalu dengan tengil menggigit leher Ara.

"Kau harus ingat, kalau leher ini hanya milikku, bibirmuu juga hanya milikku, semua tubuhmu hanya milikku termasuk hatimu yang juga milikku." Ucap Aldrick tanpa mau berhenti menggigit kecil kulit leher Ara.

"Kak sudah hentikan! Geli Kak!!" Sentak Ara dengan pipi merona sambil mendorong Aldrick.

Aldrick hanya terkekeh lalu memberikan kecupan gemas dibibir Ara membuat Ara membecik kesal.

"Aku jadi tidak sabar menyentuhmu, karena aku sudah tidak kuat menahannya. Ingin sekali memakanmu sampai lemas." Gemas Aldrick mencubit pipi Ara.

"Ih sakit!!" Pekik Ara. Lalu tersenyum pada Aldrick. "Kenapa tidak sekarang? Ara juga ingin merasakannya."

Aldrick terkekeh. "Tidak, tunggu kita menikah dulu baru kita boleh melakukannya. Maka dari itu kau jangan undur pernikahan kita."

Ara cemberut. "Itu salah Kak Al sendiri! Kak Al yang membuat Ara mengundurkan pernikahan kita. Makanya jangan selalu berurusan dengan wanita itu. Oh, atau jangan-jangan ada yang Kak Al sembunyikan dari Ara ya dengan wanita itu."

Mendengar itu tubuh Aldrick menegang.

"Memang aku sembunyikan apa darimu?" Tanya Aldrick yang mencoba tanang. Kalau Ara tau dirinya menyembunyikan sesuatu dengan Teresa pada Ara, bisa saja Ara meninggalkannya. Tidak, dia tidak mau kehilangan Ara, Ara hanya miliknya.

Aldrick's Mine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang