Tiga puluh satu

18.2K 849 13
                                    

Ara melongo didepan mobil sport super mewah ini dengan Aldrick yang berada disampingnya, Aldrick memenangkan balapan ini dan mendapatkan mobil ini sebagai hadiahnya. Tidak Ara sangka Aldrick pandai juga menjadi pembalap.

"Lihatkan, skil calon suamimu tidak buruk juga." Ucap Freya yang menompang sikunya dipundak Jeff.

"Sialan, mobil incaranku." Dengus Jeff menatap nanar mobil incarannya ini tapi sudah didapat Aldrick.

Ara menatap Aldrick yang tersenyum bangga pada Ara. Lalu menatap kedua sejoli yang juga menatap kagum mobil sport mewah itu. "Kalian juga pernah lihat Kak Al balapan?"

Freya menatap Ara lalu mengangguk. "Bahkan dia sering balapan tengah malam saat kau tidur."

Kini Ara menatap tajam Aldrick yang mendelik tajam menatap Freya. "Kak Al!"

Aldrick yang mendengat itu menatap Ara tersenyum. "Apa? Dia hanya membual sayang."

"Benarkah itu?!"

Aldrick terkekeh. "Tentu saja tidak benar sayang, mana mungkin aku meninggalkanmu sendirian saat kau tidur--"

"Hei, itu benar. Kau kesini setiap Ara sudah tidur." Ucap Jeff mengibaskan tangannya diudara.

"Kalian!! Gaji kalian aku potong!" Sentak Aldrick kesal pada dua orang itu.

"Jadi itu benar?!" Pekik Ara membuat Aldrick menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sepertinya aku dan Jeff harus mencari makan dulu, kita pergi dulu." Ucap Freya yang tidak mau ikut-ikutan dalam pertengkaran rumah tangga Aldrick pun langsung menyeret Jeff menjauh dari sana.

Aldrick mengumpat pada dua orang itu, sial bagaimana ia harus mencari alasan agar Ara tidak marah padanya.

"Ara, aku... Aku... Emm..."

"Cukup jawab ya atau tidak." Ucap Ara menatap tajam Aldrick.

Aldrick nyerngir. "Iya."

Mendengar itu Ara merenggut kesal. "Bisa-bisanya Kak Al pergi ke arena balap saat Ara tidur, pantesan setiap Ara tidur diapart Kak Al dan bangun tengah malam selalu tidak ada, bahkan Ara telefon tidak dianggkat sama sekali, ternyata pergi kesini?!"

"Ara dengarkan aku dulu--"

"Bisa-bisanya ya, kalau Ara datang kesini Kak Al selalu marah, tapi Kak Al sendiri datang kesini bahkan tanpa sepengetahuan Ara. Mau Ara garuk itu muka Kak Al." Cerocos Ara membuat Aldrick mendesis menyesal lalu memeluk pinggang Ara sampai tubuh mereka menempel intim.

"Iya, Aku mengaku salah. Maaf hm?" Rayu Aldrick sambil memberi kecupan dipipi Ara.

"Ehhh!! Enak saja." Sinis Ara menonyor bibir Aldrick yang terus saja menyerang wajahnya.

"Lalu aku harus bagaimana, hm? Membuatmu kenikmatan?" Godanya lagi.

Ara menatap Aldrick sinis. "Mau Ara potong pisangmu?!"

Aldrick menyeringai. "Siapa yang membuat bayi kecil kalau kau potong sayang, lagi pula kau juga akan menikmatinya ." Aldrick mencuri kecupan dibibir Ara cepat.

"Heh mulutnya!" Sentak Ara meraup bibir Aldrick.

"Apa sayang? Kau juga pasti menikmatinya, lagi pula lihatlah dibelakangku. Banyak wanita yang menatapku lapar, kau tidak mau aku diculik sama mereka kan?"

Ara mengintip di balik punggung Aldrick dan benar saja banyak pasang wanita berpakaian seksi menatap Aldrick lapar. Oh tidak, Ara tidak akan membiarkannya. Ara memberi jari tengah pada para wanita itu yang menatap Aldrick lapar membuat mereka memutar bola matanya kesal, Ara langsung melompat digendong Aldrick dengan tangan yang melingkar di leher Aldrick dan kaki yang melingkar di pinggang Aldrick. Aldrick hanya terkekeh memeluk Ara dan menahan bokong Ara agar tidak terjatuh.

Aldrick's Mine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang