Tujuh belas

18.1K 1K 32
                                    

Ara melamun dibalkon kamarnya dengan pandangan kosong. Mata Ara membengkak karena terus menangis mengetahui apa yang tidak ia ketahui dari Aldrick dan itu sudah Aldrick rahasiakan darinya selama empat tahun. Ara kecewa dengan Aldrick yang menyembunyikan hal sebesar itu. Selama empat tahun Aldrick membohonginya.

Ara juga kecewa dengan Kakek yang selama ini ia sayangi juga turut menyembunyikan hal itu darinya, padahal Axel tau segalanya. Meskipun Axel menjelaskannya, tetap saja Ara tidak percaya kalau tidak ada bukti-bukti yang terbukti Aldrick tidak memiliki putra.

Sudah seminggu Ara tidak pernah keluar dari kamarnya dan tidak pergi kuliah. Makan pun Ara sangat jarang sampai membuat wajah Ara pucat. Dan Ara juga mengabaikan ketukan pintu kamarnya dari Sheryl maupun Raga atau yang lainnya, bahkan Aldrick ia abaikan karena masih sangat kecewa dengan Aldrick. Ara mengabaikan semuanya karena dirinya hanya ingin sendiri.

Tapi kedua sahabatnya Tayana dan Diana memaksa masuk kedalam kamarnya dan sekarang mereka lagi berbaring dikasur Ara. Ara tidak marah, hanya membiarkan mereka.

"Ara. Kau harus makan, lihatlah, wajahmu menyedihkan." Diana yang sudah ada disampingnya.

"Iya Ra. Jangan sakiti dirimu sendiri dan jangan terlalu tenggelam dalam masalah yang kau hadapi. Pikirkan kesehatanmu." Tanyana juga ikut bergabung.

"Aku tidak lapar." Ucap Ara dengan singkat membuat mereka mendesah.

"Ara, kalau kau tidak makan, maka kau akan membuat Papa dan Mamamu khawatir jika kau sakit dan melihatmu seperti mayat hidup. Kau juga harus butuh tenaga untuk menghadapi wanita ular itu. Kalau wanita ular itu tau kau seperti ini, maka kau pasti akan ditertawakan dan menganggap kau kalah." Ucap Tayana bijak membuat Ara berpikir lagi.

"Iya. Aldrick saja berusaha keras untuk mencari bukti-buktinya demi dirimu, dia bahkan penampilan terlihat sangat berantakan dan frustasi karena berusaha mencari bukti agar kau tidak marah padanya. Seharusnya kau juga berjuang menghadapi dan mengalahkan wanita itu, jangan biarkan wanita itu menghancurkan hidupmu dengan mudah. Maka dari itu, segeralah makan dan hadapi dia, jangan biarkan wanita itu menang." Saut Diana untuk lebih menyadarkan Ara dalam masalah ini.

Ara berpikir kalau perkataan kedua sahabatnya ini ada benarnya. Kalau dirinya seperti ini, maka wanita setan alas itu pasti akan menertawakannya dan merasa dia menang. Ara tidak mau membiarkan wanita setan alas itu menang dan mendapatkan Aldrick. Aldrick hanya miliknya, wanita itu harus mendapatkan akibatnya karena membuat kesalahan dalam hubungannya dengan Aldrick.

"Aku akan makan." Ucap Ara menerima piring yang disodorkan Dianan dan mulai memakannya.

Tayana dan Diana itu bertos ria karena Ara mau memakan makanannya hanya diberi bujukan sedikit tapi juga ada benarnya. Melihat Ara yang mau membuat keduanya merasa lega. Mereka melihat Ara tadi sangat menyedihkan itu membuat mereka tidak tega.

"Itu baru sahabatku." Ucap mereka secara bersamaan.

"Aku keluar sebentar. Aku ingin mengambil minum, aku haus." Ucap Tayana diangguki Ara dan Diana.

Tayana pun pergi keluar dari kamar Ara dan menuju dapur. Disana Tayanan melihat Sheryl yang memang sudah menunggunya sejak tadi untuk memberikan kabar soal Ara pada Sheryl. Tayana duduk disamping Sheryl yang wajahnya sangat cemas.

"Bagaimana? Apa Ara mau makan?" Tanya Sheryl khawatir. Berharap Ara mau makan dengan bujukan kedua sahabat Ara itu.

Selama seminggu Sheryl selalu dibuat khawatir pada Ara, putri kecilnya itu. Ara tidak mau keluar dari kamar dan tidak mau makan, Sheryl takut Ara sakit. Bahkan panggilannya diabaikan Ara membuat Sheryl semakin khawatir jika Ara melakukan suatu hal bodoh.

Aldrick's Mine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang