Ara membuka kamar Bara lalu kepalanya masuk untuk mengintip apa Bara sudah tidur atau belum. Ara bersorak tanpa suara melihat Bara yang tertidur nyenyak dikasur. Dengan perlahan-lahan Ara masuk tanpa menutup pintunya lalu berjalan mengendap-endap mendekati Bara untuk memastikan Bara benar-benar sudah tidur apa belum.
Ara mengintip Bara yang tidur memunggunginya, lalu Ara menggoyangkan lengan Bara dengan perlahan.
"Bara, kau sudah tidur?" Ara bertanya dengan suara lirih. Setelah memastikan Bara tidak bergerak Ara bersorak lagi tanpa mengeluarkan suara agar Bara tidak membangunkan Bara.
"Bara aku pinjam black cardmu, black cardku disita sama Papa." Ucap Ara lirih sambil tersenyum lalu mengambil dompet Bara yang diletakkan Bara di meja nakas tepat disamping ranjang Bara.
Ara membuka dompetnya itu dan mencari-cari Black Card milik Bara, Ara tersenyum lebar menemukan Black Card milik Bara. Ara mengambilnya lalu mencium Black card milik Bara dengan senang.
"Mencuri uangku lagi?"
"Astaga!!" Pekik Ara terjingkat saat tiba-tiba suara Bara muncul.
Ara menatap Bara ternyata kini Bara sudah bangun menghadapnya dan menatapnya datar. Ara menelan ludahnya kasar melihat Bara bangun, tapi kenapa Bara bangun padahal tadi Ara sudah memastikan Bara sudah tertidur tadi.
"Kenapa Kak Ara curi lagi Black Card, Bara?" Tanya Bara lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
Ara menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "K-kakak tidak mencuri, Kakak hanya meminjamnya saja."
Bara mengangkat sebelah alisnya. "Kalau mengambil diam-diam itu namanya mencuri, Kak Ara mengambil kartu Bara diam-diam berarti Kak Ara mencuri."
"Kakak tidak mencuri, Bara. Kakak sudah bilang padamu tapi kau tidur tadi, jadi Kakak tidak mencuri." Sanggah Ara membela diri.
Bara mendesah, uangnya menjadi korban lagi setelah semalam dirinya mencuri kripik singkong dari Ara. Kakaknya itu benar-benar membalasnya dengan setimpal membuat uangnya menipis. Kenapa pula Raga juga menyita Black Card Ara, sekarang uangnya menjadi korban Ara.
"Tidak lebih dari 5.000 USD$." Ucap Bara membuat Ara melotot.
"Kenapa sedikit sekali! Papa memberimu lebih dari 200 juta USD$, tapi kenapa kau memberiku hanya 5.000 USD$?" Ucap Ara tidak terima.
"Kalau begitu sebaiknya tidak--"
"Baiklah-baiklah! 5.000 USD$." Ucap Ara terpaksa dengan kesal dari pada tidak sama sekali.
Ara mendengus kesal dan memberikan dompet Bara yang masih ada ditangannya pada Bara kasar, lalu keluar dari kamar Bara dengan membawa Black Card milik Bara. Sedangkan Bara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ara yang sudah berada diluar kamar Bara mendengus kesal, Bara lagi-lagi menipunya dengan gaya tidur yang seperti nyata. Dengan kesal Ara langsung berjalan menuruni tangga yang sudah ditunggu oleh Tayana dan Diana dibawah. Entah apa yang harus dikatakan pada kedua sahabat kurang ajarnya itu kalau dia cuma diberi 5.000 USD$ saja oleh Bara, mungkin mereka akan menertawakannya.
"Kau sudah mendapatkan kartu emas Adikmu?" Tanya Tayana dengan menyeringai.
Ara mendengus. "Sudah, tapi hanya dibataskan 5.000 saja."
"Ppfftt!" Tayana dan Diana pun menahan tawanya mendengar nominal yang dikatakan Ara. Ara yang suka menghabisakan uang berjuta-juta kini sekarang hanya 5.000 saja, ini berita hot news bagi Tayana dan Diana. Sedangkan Ara hanya mendengus sebagai kalau dugaannya benar kedua sahabatnya itu menertawakannya.
"Serius hanya 5.000?" Tanya Diana memastikan tapi dengan menahan tawanya.
Ara memutar bola matanya malas. "Kita mencari makan dipinggir jalan saja." Ucap Ara langsung membuat mereka melepaskan tawanya keras semakin membuat Ara kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrick's Mine [END]
Teen FictionSequel (Possessive The Devil) Arabella Dellorya Afferd. Bagaimana hari-hari Ara yang meraasa pergerakannya dibatasi ole laki-laki bernama, Aldrick Rikston Miller. Menurut orang, Aldrick adalah laki-laki kejam yang haus darah. Tapi bagi Ara, Aldrick...