Dua puluh lima

17.2K 907 10
                                    

Sebelum baca, Author mengucapkan makasih banyak untuk ucapan selamat kalian🙏😭❤ Maaf gak bisa balas komentar kalian satu², tapi author baca kok😊








***







"Mama!!" Teriak Ara menuruni tangga sambil membawa sepatu namun hanya sebelah saja, dia sudah siap untuk joging pagi tapi sepatu yang akan ia gunakan tidak ada, hanya tinggal sebelah saja.

"Jangan teriak, Ara." Tegur Sheryl keluar dari dapur.

"Kau kenapa teriak pagi-pagi begini? Mengganggu orang."

Ara membecik. "Sepatu Ara yang warna abu-abu sebelah kanannya dimana? Sepatutnya yang ada hanya sebelah kiri saja."

Sheryl mengerutkan dahinya. "Ya Mama mana tau, itu sepatumu dan itu juga ada di kamarmu. Kemana kau meletakkannya."

Ara membecik, jika bukan Mama siapa lagi yang ambil sepatunya. Jika memakai yang lain Ara tidak akan mau karena hanya sepatu ini yang nyaman untuknya.

"Cari apa?" Tanya Bara baru datang dengan helmnya.

"Kenapa pulang? Ingat rumah? Tidak perlu pulang sekalian." Ucap Sheryl kesal melihat Bara yang tidak pulang selama dua hari lalu dan baru pulang sekarang.

"Maaf Ma."

"Kau tau sepatuku ada dimana? Ini hanya sebelah." Tanya Ara pada Bara.

Bara menyeringai membuat Ara curiga, jangan-jangan Bara yang mengambil sebelah sepatunya.

"Coba Kak Ara mendangah ke atas." Ucap Bara lalu melenggang untuk memasuki kamarnya.

Ara mengerutkan dahinya lalu menurut untuk mendangah keatas sesuai apa yang Bara katakan. Mata Ara langsung membulat begitu melihat sepatunya yang sebelah kanan tergantung dilampu gantung besar itu dan lampu gantung itu sangat tinggi. Ini ulah Bara, benar dugaannya. Bahkan Sheryl pun ikut mendangah keatas untuk melihat ada apa.

"Bara Sialan!!" Pekik Ara melemparkan sepatu bagian kiri yang ada ditangannya pada Bara yang sudah berlari menaiki tangga. Sheryl hanya menggelengkan kepala melihat kedua anaknya itu selalu berdebat.

"Kurang ajar!! Aku sumpahin burungmu tidak bisa berdiri!!" Teriak Ara emosi. Ia mau lari pagi tapi Bara dengan sialnya menggantung sebelah sepatunya dilampu gantung itu.

"Hus, kau kalau bersumpah tidak bagus. Kau minta Paman Eric buat ambil sepatumu, jangan teriak-teriak." Ucap Sheryl.

"Kenapa selalu ribut?" Tanya Raga yang sudah rapi dengan stelan jaznya.

"Papa, lihat..." Rengek Ara menunjukkan keatas lebih tepatnya kelampu gantung diatap membuat Raga melihat yang ditunjuk Ara dan Raga melihat ada satu sepatu yang tergantung disana.

"Bara gantungin sepatu, Ara."

Raga mendesah. Kenapa pertikaian Tom and Jerry ini tidak ada akhirnya. Kadang Ara, kadang Bara, semua saling mengganggu dan tidak ada mau yang mengalah.

"Kau minta Paman Eric mengambil sepatumu." Ucap Raga lembut mengusap kepala Ara.

"Ara sudah tidak ingin lari pagi." Dengus Ara berjalan lesu menujuh sofa dan menjatuhkan tubuhnya disofa. Moodnya untuk lari pagi hilang karena Bara sialan yang menyebalkan itu.

Ara mengambil ponselnya dan membuka forum Chatting. Ara membuka nama kontak Aldrick diforum Chatting lalu mengirimkan Aldrick pesan. Mood lari paginya hilang, tapi tidak dengan merindukan Aldrick.

Ara mengirimkan Aldrick pesan untuk datang kemari sekarang dan dapat jawaban dari Aldrick akan segeralah kesana sekarang. Ara menidurkan tubuhnya disofa dan Bermain ponselnya. Ara mendengus lagi mengingat dia ingin lari pagi tapi Bara menghancurkan moodnya dengan menggantungkan sebelah sepatunya dilampu gantung.

Aldrick's Mine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang