"Langit membuatku mengingatmu. Sambil memandanginya dan menyebutkan nama-nama rasi bintang, kebiasaan menyenangkan yang selalu membuatmu kesal karena kalah dariku. Lalu, maukah kau keluar sebentar denganku?"
***
Bagaimanapun keputusan mereka untuk menikah memang sudah bulat dan Sejeong sebagai teman yang baik juga hanya bisa mendukung mereka. Apalagi sekarang ia mendapat kesempatan untuk membantu Doyoung membuat undangan pernikahan, anggap saja ini sebagai hadiah persahabatan mereka.
Musim dingin sudah memasuki masa pertengahan, di mana suhu sedang dingin-dinginnya dan tumpukan salju yang semakin menggunung.
Sekarang Sejeong sedang berada di ruang cetak. Ia sedang mengawasi pekerja di sana yang sedang mencetak sampel undangan milik Doyoung. Sesekali ia juga ikut membantu, kemudian menyingkir dan hanya melihat dari jarak yang cukup.
"Sejeong?"
Sejeong menoleh dan mengangkat sebelah alisnya begitu melihat siapa yang datang. "Ten? Doyoung?"
"Dia mencarimu sejak tadi!" ucap Ten sambil menepuk bahu Doyoung. "Oh ya! Selesai dari sini, ayo ikut aku minum! Chungha meneleponmu sejak tadi!"
"Oh? Benarkah?! Aku akan segera menyelesaikannya!"
Ten mengangkat satu tangannya setuju, kemudian ia pamit pada Doyoung sebelum pergi meninggalkan lelaki itu bersama Sejeong. Doyoung masuk ke ruang cetak dan sekarang sudah berdiri di samping perempuan itu.
"Apa ini undanganku?"
"Iya.." jawab Sejeong singkat sambil lalu. Ia mendekati pekerja yang bertugas dan memberikan beberapa arahan lagi, kemudian kembali berdiri di samping Doyoung. "Anggap saja kau tidak melihatnya waktu mereka menunjukkan ini!"
"Ya, bisa saja! Lagi pula Jisun juga belum melihatnya, kan?"
"Ah, benar!" Sejeong merutuk dalam hati. Tentu saja ia harusnya tidak perlu berkata demikian. Doyoung bukan menikah seorang diri, tentu saja penting meminta pendapat pasangan calon istrinya!
"Apa kau akan menemui mereka nanti?"
"Lebih tepatnya besok."
Doyoung hanya mengangguk, melirik Sejeong di sampingnya yang tampak fokus memperhatikan pekerja itu sedang memotong pola pada kertas. Tanpa sadar Doyoung tersenyum.
Warna undangan itu cantik. Ada dua sampel yang didesain Sejeong untuknya. Desain pertama berdominasi warna putih dan biru muda, lebih banyak hiasan bunga dan ayunan yang mencuat keluar. Desain kedua masih sama bertemakan ayunan dan musim semi, namun itu lebih banyak dominasi warna putih dan bunga lily. Ayunan kayu berwarna cokelat yang mencuat keluar tampak seperti ayunan yang biasa Doyoung datangi dulu setiap pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Fanfiction[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...