"Siapa definisi bahagia yang membuatku tidak harus merasa bersalah saat mencintainya?"
***
"Ten!!"
"Wah-wah.. Pasangan keluarga Seo sudah datang-AWW! HEI AKU BERCANDA!"
Ten mengaduh kesakitan setelah Sejeong menjitak kepalanya. Johnny yang sudah terbiasa dengan mereka hanya bisa menertawakan sambil ia membetulkan tas yang ia bawa di bahunya. Mereka bertiga mendekati bangku-bangku kosong tempat tunggu penumpang kereta, Johnny cepat-cepat menaruh tas-tasnya di kursi itu.
"Aku sudah melarangmu membantuku, eoh?! Pundakmu pasti lelah.." Sejeong menghampiri Johnny, memukul-mukul pelan bahu lebar lelaki itu.
Bisa membayangkan ekspresi Ten waktu melihat mereka?
"Bisakah kalian tidak bermesraan di depanku?"
"Ah, benar! Kau satu-satunya yang sendirian hari ini karena Joy berangkat lebih dulu!"
"Maka dari itu, jangan bermesraan di depanku!"
Sejeong memberengut sejenak, mengalungkan lengannya di leher Johnny dan memeluknya dari belakang. Ten membelalakkan matanya kesal dan Johnny sendiri yang terkejut karena Sejeong tiba-tiba memeluknya.
"Kau cari gara-gara denganku?!"
"Hahaha!! Lihatlah wajahmu itu, Ten! Harusnya aku foto-Akh! Pergi kau!"
Ten mengunci leher Sejeong dengan lengannya, lalu mengacak-acak rambut perempuan itu brutal. Sejeong yang sudah berpenampilan rapi tidak terima Ten merusaknya begitu saja. Tidak tanggung-tanggung ia menginjak kaki lelaki itu lalu memukul perutnya.
Johnny kebingungan, semua orang yang ada disana jadi melihat mereka dengan tatapan aneh. Pasti mereka akan berpikir kalau keduanya memang sungguhan bertengkar.
"Ten! Sejeong! Sudah jangan berkelahi!!"
"Wah! Aku baru datang dan sudah ada keributan?!"
Johnny menoleh, melihat sepasang pria dan wanita mendekat. Ia mengenali salah satunya, Kim Chungha yang berjalan mendekati Ten dan Sejeong dengan menghentakkan kakinya. Perempuan itu sampai tidak ragu menarik kuat rambut keduanya supaya mereka terpisah.
"Yak! Ini belum apa-apa kalian sudah bertengkar?!"
"Sakit Chungha! Sakit!!"
"Tolong lepas! Aku mohon!"
Chungha melepas genggamanya di rambut mereka dan keduanya langsung mengusap-usap kepala masing-masing juga menatap penampilan mereka yang berantakan.
"Aku tidak akan tanya kenapa karena kalian pasti bertengkar karena hal sepele!"
Cho Seungyoun, lelaki yang bersama Chungha itu mendekat lagi. Ia membungkuk sopan ke arah Johnny lalu mengulurkan tangan. "Kita bertemu lagi, Johnny-ssi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Fiksi Penggemar[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...