"Perjalanan dengan kereta ini sudah sampai jauh mendekati akhir. Melihat setiap rintangan sambil terus menoreh kisah dalam lembar pada genggaman. Namun tanpa disadar, kereta ini berhenti dan ia berjalan mundur, kembali melihat kisah yang telah lalu."
***
Beruntungnya malam ini langit sedang cerah-cerahnya. Tepat pada jam makan malam, jalanan perkotaan sedang padat-padatnya akan kendaraan. Sudah waktunya sebagian besar dari mereka pulang ke rumah masing-masing.
Seperti janjinya tadi, Doyoung bergegas membereskan barang-barangnya, juga tumpukan-tumpukan berkas yang masih harus diperiksanya. Inginnya tetap melanjutkan pekerjaan sebenarnya, namun ia tidak mungkin membatalkan janji makan malam yang dibuatnya sendiri untuk sang kekasih.
"Kalian sebaiknya pulang saja." Doyoung berujar pada Jeongyeon yang sedang menanyainya tentang alasan ia terburu-buru. "Aku sudah janji pada Jisun untuk mengajaknya makan malam."
"Baiklah kalau begitu." Keduanya bersalaman layaknya teman dekat lalu Jeongyeon mempersilahkan Doyoung untuk pergi setelah berpamitan.
"Sukses dengan kencannya!" Kali ini Taeil menyapa, sedikit menggoda Doyoung seperti biasanya setiap lelaki itu pulang cepat untuk menemui Jisun.
Doyoung hanya menanggapi dengan senyuman tipis lalu segera bergegas meninggalkan tempatnya. Ia segera menuju basement untuk mengambil mobilnya.
"Oh? Doyoung!"
Tepat saat ia turun satu lantai, ia berpapasan dengan Sejeong di dalam lift. Perempuan itu juga tampak terburu-buru bahkan hanya menyapanya sekilas.
"Ingin menemui Johnny?" Sejeong bergumam pelan tanpa berpaling ke arahnya. Sejak tadi perempuan itu sibuk dengan ponselnya. "Naik apa?"
"Taksi."
"Mau aku antar?"
"Tidak perlu. Tempat tinggal Johnny tidak jauh dari sini." Begitu suara lift berdenting dan pintunya terbuka, Sejeong segera mendongak lalu menoleh sekilas ke arah Doyoung sambil menepuk pundak lelaki itu. "Aku pergi dulu!"
Doyoung bahkan belum sempat membalasnya walaupun hanya sekedar senyuman, tapi Sejeong sudah melenggang pergi lebih dulu. Ia hanya bisa melihat punggung perempuan itu yang menjauh sampai pintu lift yang tertutup menghalangi pandangannya.
Entahlah, Doyoung harusnya senang bukan melihat sahabatnya itu berbaikan dengan kekasihnya? Ia mengedikkan bahunya lalu memilih memeriksa ponselnya. Benar saja, Jisun sudah mengirimkan pesan beberapa kali padanya.
Begitu ia sampai di basement, tanpa berlama-lama pula ia segera menuju apartemen kekasihnya. Kurang lebih ia membutuhkan waktu 20 menit perjalanan dari kantor menuju kesana. Dari jarak beberapa meter ia sudah bisa melihat Jisun menunggu di penampang jalan dekat apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Fanfic[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...