Prolog

1.6K 140 103
                                    

Diantara banyak penyesalan dalam perjalanan hidupnya, ada satu hal yang membuatnya tidak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diantara banyak penyesalan dalam perjalanan hidupnya, ada satu hal yang membuatnya tidak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri.

Semua itu karena kekalahan perasaannya terhadap seseorang yang telah lama menemani sebagian kecil perjalanan hidupnya ini.

Terutama satu hal, suatu sesal bagaimana ia melewatkan sosok itu. Dimana angka 20 sudah menjadi keramat bagi mereka. Musim semi yang harusnya ditunggu kini ingin ia lewati.





Perjalanan '20 Tahun' Musim Semi




---

Banyak orang berkata, waktu paling berkesan selama melalui perjalanan hidup sebagai manusia adalah saat masa SMA.

"Kim Sejeong! Truk barangnya sudah datang!"

"Iya, Ibu!!"

Sejeong membuka tirai jendela kamarnya, melihat sebuah truk barang terparkir di depan rumahnya, seperti yang ibunya teriakkan barusan. Ia melihat tumpukan kardus berisi barang bawaannya yang sudah dua hari ini susah-susah ia bereskan. Sejenak ia menghela napas.

Kalau dipikir-pikir, Sejeong kesal harus pergi merantau sekarang. Dia pikir waktunya bersantai-bermain dengan teman dan keluarga-masih banyak. Bahkan teman-temannya masih memiliki banyak waktu untuk bersenang-senang di kota tempat tinggalnya ini. Entahlah gadis itu harus menyebut bagaimana, karena kampus dimana ia diterima sudah akan memulai masa orientasinya lusa. Maka dari itu Sejeong harus segera ke kota tempat perantauannya.

"Sejeong?"

Gadis itu menoleh, sang ibu masuk ke kamarnya untuk melihatnya yang tak kunjung turun memenuhi panggilannya. Sejeong ini termasuk seseorang yang bergerak cepat.

"Aku baru saja akan turun."

Wanita berusia 40 tahun awal itu tersenyum dan memilih membantu Sejeong mengangkat kardus-kardus barangnya. Karena sang anak yang akan berkuliah di tempat jauh membuatnya harus membawa banyak barang, untuk menghemat biaya katanya. Untung saja gadis itu berada di tempat tinggal yang layak.

"Ibu tunggu di bawah saja! Aku bisa membawa sisanya!"

Sejeong kembali memasuki kamarnya setelah tadi beberapa kali naik turun tangga membawa barang. Pandangannya mengedar pada kamar berdinding putih yang sebenarnya tak cukup luas namun kini mulai terlihat kosong. Hanya ada beberapa perabot besar seperti lemari dan kasur yang tidak mungkin juga untuk gadis itu bawa. Dengan sadar pula ia tersenyum, bagaimanapun kamar ini penuh dengan kenangan dan cerita.

[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang