"Bagaimana cara mempertemukan dua ujung mata angin yang berlawanan? Apa ada hal yang mungkin untuk membuatnya menjadi nyata?"
***
Matahari tampak membumbun tinggi, sesuai waktu yang tertera pada jam, tepat pukul 12 siang dimana ia berada tepat di atas kepala. Cahayanya yang terang itu seolah menunjukkan pula bagaimana musim panas itu seharusnya. Suhu panasnya membuat kening seorang pria berseragam kaos berwarna merah muda di penampang jalan itu penuh akan peluh. Walaupun begitu, cuaca panas hari ini tak membuatnya kehilangan semangat untuk melakukan pekerjaan.
Iya, membagikan sebuah brosur.
Satu persatu manusia keluar dari gedung-gedung pencakar langit yang mengelilingi sekitarnya. Waktu jam makan siang memanglah saat yang tepat dimana banyak orang akan berlalu-lalang menuju pertokoan dan tempat makan untuk beristirahat.
Penampang jalan yang sebelumnya lenggang kini dipenuhi lautan manusia yang sedang kebingungan mencari tempat untuk mengisi perut kosong mereka. Lelaki jangkung yang sedang membagikan brosur itu semakin semangat melakukan pekerjaannya, menunjukkan senyum yang lebar dan ramah, mendekati setiap orang yang melewatinya.
"Silakan datang ke toko kami!"
"Silakan mampir ke toko kami!"
"Kami menyediakan promo untuk hari ini!"
Senyum ramahnya itu tidak hilang walaupun banyak orang yang mengabaikannya. Bahkan dengan terang-terangan membuang kertas brosur di depan matanya pun ia pilih mengabaikan. Toh, tugasnya cuma harus membagikan brosur itu sampai habis. Masalah mau dilihat, disimpan, atau langsung dibuang lelaki itu tidak begitu peduli.
"Silakan-"
"Johnny Oppa!"
Pergerakan lelaki itu terhenti begitu mendengar seseorang memanggil namanya, terutama suara orang tersebut yang sangat dikenalinya. Seo Johnny hanya perlu sedikit berbalik dan tak jauh dari tempatnya ia bisa melihat seorang perempuan berpakaian formal, melambaikan tangan dengan riang ke arahnya. Bersamaan dengannya, Johnny tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia begitu melihat sosok perempuan tersebut.
Iya, perempuannya.
"Hei? Sejak kapan kau datang?" Tanya Johnny begitu perempuan itu telah berdiri di hadapannya. Lelaki itu seberusaha mungkin menahan diri untuk tidak memeluknya.
Perempuan itu terkekeh pelan, tersenyum dengan matanya. Tangannya mengulurkan sebotol minuman isotonik untuk lelaki itu. "Kau sudah bekerja keras! Aku bawakan minum untukmu."
"Kau tidak perlu repot-repot.. Aku masih baik-baik saja, eoh?!"
Lagi, perempuan itu tidak bisa berhenti tersenyum lebar sambil terus menatap teduh kearah Johnny. Siapapun itu pasti merasa iri. "Bagaimana? Apa kau terkejut kalau aku tiba-tiba datang kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Fiksi Penggemar[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...