25 : Aku Tidak Membencimu

177 40 10
                                    

"Kalau saja ada kesempatan memutar kembali waktu, aku ingin kembali ke masa itu lalu menghapus ingatanmu tentang apa yang aku ucapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau saja ada kesempatan memutar kembali waktu, aku ingin kembali ke masa itu lalu menghapus ingatanmu tentang apa yang aku ucapkan. Tapi ketika masa mendatang tiba, apa itu menjamin kau tetap bersamaku?" -Doyoung









Aku Tidak Membencimu : Dari Sisi yang Tidak Kau Ketahui






***

Kim Doyoung, 18 Tahun, Yeosu

Langkahnya selalu ringan setiap ia menjemput gadis itu di rumahnya, bahkan sampai orang-orang di sana mengenali sosoknya. Doyoung terlalu sering ke sana dan memang sejak kecil sudah ia lakukan. Rumah sahabat sekaligus kekasihnya itu seperti rumah kedua baginya.

"Ibu Kim!"

"Nak Doyoung!"

Doyoung menyalami wanita yang menyambutnya itu, ibu dari gadis yang sedang ia jemput sekarang ini. Ia menunggu di depan gerbang sambil sesekali mengintip dari celah pagar yang terbuka. Tidak berapa lama gadis yang ia tunggu keluar, dengan rambut hitam panjang yang ia cepol berantakan ke atas.

Walaupun begitu Doyoung tetap suka melihatnya.

"Kau bangun kesiangan lagi?" ucap Doyoung sambil memegang cepol rambut Sejeong, lalu menggerak-gerakkannya dengan jahil.

"Berhenti semakin merusak penampilanku!"

Doyoung tertawa sambil menghindari pukulan Sejeong di perutnya. Ia melihat penampilan Sejeong sekali lagi dan baru sadar kalau gadis itu memakai jaket sedangkan saat ini masih musim panas. Bukannya Sejeong mudah kepanasan, untuk apa ia memakai jaket?

"Tumben sekali kau memakai jaket?"

"Hng?"

"Tapi tunggu? Aku seperti kenal jaket ini?"

"Ini jaketmu."

"Jaketku?"

"Yang waktu itu hilang. Niatku iseng mengambilnya tapi kemudian lupa mengembalikan."

"Sejeong?!"

Sejeong tertawa puas dan berjalan lebih dulu lalu berbalik. Ia menjulurkan lidahnya sebelum akhirnya berlari meninggalkan Doyoung yang berteriak mengejar.

Seperti hari-hari biasa di sekolah, setiap waktu istirahat tempat Doyoung duduk selalu ramai. Apalagi setelah istirahat jam makan siang ada ujian matematika, mereka biasanya suka bertanya pada lelaki itu untuk mengajari mereka.

"Kenapa setiap kau mengajari kami, pelajaran matematika menjadi lebih mudah?"

"Kalian jangan begitu.."

Doyoung tertawa canggung sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia menoleh ke belakang di mana Sejeong duduk di bangku dekat jendela. Gadis itu sendirian dan memakai headset ditambah kepalanya ia tutupi dengan tudung jaket.

[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang