"Album itu sama seperti saksi bisu sebuah kisah, bukti tampak dari perjalanan hidup seseorang yang memilikinya. Sebuah kisah yang saling terhubung dari setiap foto yang tersusun setiap halamannya."
***
"Ibu! Ayah! Aku pulang!"Seorang wanita yang Doyoung panggil 'ibu' barusan segera berlari keluar, menghampiri putra kesayangannya yang sudah beberapa minggu ini lebih memilih tinggal di apartemen dibanding pulang.
"Akhirnya kau pulang, Doyoung!!" Wanita itu memeluk putra kesayangannya, menyalurkan kerinduannya. Tidak merasa malu, lelaki itu juga membalas pelukan ibunya sambil sedikit bermanja-manja.
"Aku mengajak Jisun, Bu!"
"Benarkah?"
Tepat setelah itu, Jisun masuk ke dalam rumah tersebut dengan membawa kantong plastik cukup besar yang ia bawa sendiri. Gadis itu tersenyum sambil mengangguk sopan pada ibu dari kekasihnya itu.
Melihat gadis itu kesulitan, spontan ibu Doyoung memukul bahu lelaki itu sambil memberengut. "Kau bantu dia!"
"Dia tidak ingin dibantu!"
"Kau harus banyak belajar untuk peka! Dasar! Kau sama saja dengan ayahmu!" Kali ini perhatian ibu Doyoung beralih pada Jisun. "Sini sayang, ibu bantu!"
"Tidak perlu, Bu. Aku bisa membawanya sendiri."
Mereka kemudian masuk, terutama ibu Doyoung juga menuntun Jisun menuju dapur. "Kemarilah. Aku sedang memasak sesuatu!"
Setelah menaruh barang belanjaan Jisun pada meja makan, gadis itu dan Ibu Doyoung segera menuju dapur menyiapkan makan malam untuk keluarga tersebut. Doyoung sempat mengekor di belakang mereka, ingin mengambil minuman dari dalam kulkas.
"Lami dan Jisoo nuna dimana?"
"Mereka di kamar."
Doyoung segera berlari ke lantai dua menuju kamar kedua saudarinya. Salah satu hal yang membuat Doyoung kesal karena dilahirkan sebagai seorang lelaki sendirian. Kakak dan adiknya sama-sama perempuan, mereka suka berdandan dan tidak mungkin Doyoung juga ikut melakukan hal yang mereka kerjakan.
"Nuna!" Doyoung membuka pintu kamar kakaknya itu dengan brutal. Jisoo maupun Lami sama sekali tidak terkejut karena mereka berdua sudah terbiasa dengan Doyoung.
Jisoo dan Lami sedang menonton film dari laptop milik Jisoo. Perempuan itu mendongak, menunjukkan ekspresi kesal karena Doyoung mengganggu waktu mereka. "Ada apa?!"
"Ada Jisun dibawah!"
"Aku akan turun!" Lalu Jisoo kembali menatap layar laptop lagi dan mengabaikan Doyoung.
"Kalian tidak merindukanku, eoh?"
"Pergi kau!" Doyoung mengerucutkan bibirnya begitu mendapat balasan kompak dari dua saudarinya itu. Dengan kesal ia keluar dari kamar itu sambil membanting pintunya. Kedua perempuan itu diam-diam tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Фанфик[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...