"Berdiri di hadapan kanvas putih yang kosong dan memejamkan mata, kemudian tanpa sadar mengingatmu. Lalu aku melukis kenangan pada lembar bersih itu. Begitu aku membuka mata, sebuah kanvas penuh warna yang bisa aku lihat."
***
Hari ini begitu membahagiakan baginya. Gadis itu tidak menyangka saat mendengar bahwa lelaki pujaannya kini telah memilih untuk bersamanya. Jisun sejak tadi masih sama tersenyum, belum berniat untuk menutup matanya bahkan sampai si pemilik tempat tinggal telah menyelesaikan pekerjaannya. Tepat pukul 2 pagi.
"Kau sungguh sebegitu bahagia sampai tidak tidur, hm?"
Jisun menoleh, menunjukkan deretan giginya yang rapi. Gadis itu terlampau senang setiap Sejeong bertanya soal perasaannya saat ini. Sejeong hanya bisa menggelengkan kepala pelan dan tersenyum kecil. Ia sudah menyelesaikan pekerjaan, namun masih ada yang harus ia bereskan.
"Eonni tidak tidur? Bukankah nanti masih harus bekerja?"
"Mm.. Masih ada yang harus aku lakukan.."
Jisun memperhatikan Sejeong yang berjalan ke sudut kamarnya, menata tumpukan box yang ada di sana sambil memeriksa isinya juga. Ah, itu yang selama ini selalu menjadi pertanyaan bagi Jisun. Eksistensi tumpukan box di sudut kamar Sejeong sejak lama sudah menarik perhatiannya.
Dari awal ia datang, tumpukan box itu sangat menonjol. Berantakan namun semua tertutup rapat. Apalagi angka-angka yang tertera di sisi box itu, deretan angka tahun yang berbeda di setiap box-nya.
"Eonni? Mau aku bantu?"
Sejeong menoleh, melihat Jisun sudah turun dari kasurnya. Perlahan ia tersenyum tipis dan menggeleng. "Tidak perlu.. ini bukan hal penting kok.. Aku hanya ingin memindahkannya sebentar.."
Jisun kini berdiri di sampingnya dan Sejeong tidak melarang. Barulah saat itu Jisun terbelalak melihat seluruh isi box tersebut. Buku-buku jurnal yang sebagian besar kertasnya sudah menguning dan berdebu.
"Eonni yang membuat semuanya?"
"Mm.. Aku dulu hobi menulis jurnal.."
"Dulu?"
"Iya, sekarang sudah tidak. Aku lebih suka menulis sesuatu pada kertas, merobeknya lalu aku buang."
Jisun mengangguk paham, memposisikan diri duduk berselonjor sama seperti Sejeong di lantai. "Aku... boleh melihatnya?"
Kegiatan Sejeong seketika terhenti, ia tampak berpikir sejenak sebelum kemudian mengangguk setuju. "Mm.. Kau bisa melihatnya.."
Gadis itu tersenyum senang, meraih sebuah jurnal yang ada dalam box yang kebetulan belum disentuh Sejeong. Sementara Sejeong sekarang sedang membongkar beberapa isi box tersebut. Jisun terpaku melihat buku itu yang dihias dengan cantik berdominasi warna biru, ia membaca tulisan yang tertera pada halaman depan sampai seketika tubuhnya mematung. Ia membaca sebuah nama dan pada halaman depan buku yang ia pegang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Fanfic[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...