"Dalam gelap lilin membantumu untuk melihat. Ia mengorbankan dirinya demi memberikan setitik terang. Dibalik kebahagiaan seseorang, ada suatu pengorbanan yang dilakukan. Hujan sedang membantunya, menunjukkan tangisan rasa sakit atas pengorbanan."
***
Sebuah mobil hitam melaju dengan cepat membelah hujan yang mengguyur kota Seoul malam ini. Jam menunjukkan pukul 8 malam, dalam keadaan hujan sekalipun tidak membuat jalanan kota Seoul sepi dengan pengendara.
Mobil yang dikendarai lelaki itu memasuki area parkir sebuah apartemen mewah di area Apgujeong dan memarkirkan mobilnya di salah satu tempat kosong. Segera setelah mesin mobilnya mati, lelaki itu keluar dari sana dan bergegas menuju tempat tujuannya.
"Di luar hujan.. Aku sudah sampai.."
Doyoung keluar dari lift dengan ponsel yang menempel pada telinganya dan berjalan menyusuri lorong sepi menuju salah satu unit apartemen dimana gadisnya tinggal. Ia menekan bel apartemen itu begitu sampai dan dengan segera seseorang yang ia ajak bicara melalui telepon itu membukakan pintunya.
"Kau kehujanan?"
"Tentu saja tidak."
Gadis itu membuka pintunya lebar, membiarkan kekasihnya masuk untuk segera menghangatkan diri dalam ruangan. Tak lupa ia menutup pintunya dan segera menuju dapur untuk membuatkan cokelat panas karena udara menjadi lebih dingin akibat hujan deras di luar sana.
"Bagaimana restoranmu hari ini?"
Doyoung mendudukan dirinya di sofa ruang tengah dan menyalakan televisi. Ia segera mengganti salurannya untuk melihat drama yang biasanya ia tonton bersama kekasihnya di akhir pekan. Doyoung tidak tahu sudah tertinggal berapa episode akibat beberapa minggu ini ia sibuk dengan pekerjaan.
"Ramai, seperti biasa."
"Bukannya masih tutup 2 jam lagi?"
"Aku menitipkannya pada asistenku. Aku akan datang untuk memeriksa lagi nanti!" Jisun menghampiri Doyoung setelah selesai membuatkan cokelat panas untuk kekasihnya itu. Dia meletakkan cangkir minuman tersebut di meja lalu segera mendudukkan dirinya disamping Doyoung.
"Oppa, kita akan berkencan, bukan aku menemanimu menonton drama."
Doyoung tertawa pelan mendengar Jisun yang memprotesnya. Lelaki itu memang sering mengunjungi Jisun, tapi yang ia lakukan kebanyakan adalah menonton drama dibanding mengajak Jisun mengobrol. Sedangkan Jisun akan melakukan usaha keras untuk membuat Doyoung mengalihkan perhatiannya.
Tahu saja, paling parah Doyoung pernah sampai membuat wifi di kantornya dicabut karena ia yang menonton drama disela-sela bekerja. Sampai orang-orang di departemen produksi protes gara-gara kesulitan mengunduh aset yang dikirimkan klien untuk mereka. Memang dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔
Fanfic[Completed] Kehadiran seseorang tak selamanya membuat mereka akan selalu di samping kita. Terkadang seseorang hadir hanya sekadar sebagai bagian dari pembelajaran dalam kisah hidup masing-masing. Seperti musim semi di mana setiap mekarnya daun dan b...