04 : Bingkai Usang Dalam Kotak

309 73 65
                                    

"Kalau sebuah kenangan ada untuk dilupakan, untuk apa membuat suatu pertemuan dan ikatan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau sebuah kenangan ada untuk dilupakan, untuk apa membuat suatu pertemuan dan ikatan?"

***

"Ibu, aku minta maaf. Sepertinya aku belum bisa berkunjung."

Sejeong duduk dihadapan komputernya sambil sesekali membetulkan kacamatanya yang turun. Setelah kemarin ia bisa beristirahat satu hari, sayang sekali besoknya harus sudah mendapat tumpukan proyek pekerjaan baru. Kali ini saja ia punya kesempatan kembali ke rumah, tiba-tiba perusahaannya mengirim surel tentang sebuah proyek, mendadak. Memang luar biasa.

Sampai-sampai niatnya untuk mengunjungi orang tuanya di Yeosu harus tertunda sekali lagi. Padahal setelah sampai di Korea, Sejeong sama sekali belum sempat mengunjungi orang tuanya. Beruntung ponsel zaman sekarang sudah canggih.

"Jangan lupa untuk makan."

"Aku tidak akan lupa, Bu.."

Sejeong mengangkat satu kakinya ke atas kursi, menjadikannya tumpuan untuk tangannya. Penampilannya cukup berantakan dengan rambutnya yang tergerai juga poninya ia kucir. Ponselnya dalam mode loudspeaker, sambil bekerja juga ia mendengarkan ibunya yang bicara melalui sambungan telepon.

"Apa pekerjaanmu sangat banyak?"

"Sangat banyak."

"Kau bahkan belum lama kembali dari New York dan hanya mengurus pekerjaan."

"Setidaknya aku tidak lupa padamu, Bu. Aku masih menjawab panggilanmu sekarang."

"Haha, kau benar. Apa aku mengganggu?"

"Tidak. Aku bisa bekerja sambil mengobrol denganmu. Aku tahu jika ibu sedang merindukanku kan?"

"Benar-benar! Kau semakin banyak bicara sekarang!"

Sejeong tertawa. Pandangannya fokus menyelesaikan pekerjaan sambil mendengarkan ibunya mengeluh tentang ayahnya yang akhir-akhir ini suka mengoleksi koran-koran bekas, lalu adiknya yang semakin bertingkah tidak jelas dan membuat ibunya kewalahan. Sejeong akui, keluarganya memang punya kepribadian yang aneh. Atau mungkin memang setiap keluarga seperti itu?

"Oh ya, Sejeong?"

"Iya, Bu?"

"Kalau kau berkunjung besok, tidak perlu mengajak laki-laki itu, ya?"

Sejeong mengernyitkan keningnya. Kalimat yang ibunya ucapkan itu berhasil membuatnya menghentikan sejenak pekerjaan. "Siapa?"

[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang