Bab 23

3.8K 546 129
                                    

HAPPY READING

Sekarang Irene menatap ketiga anak nya yang sedari tadi hanya diam setelah mengatakan dirinya harus pergi ke Seoul untuk menemani Jisoo melakukan pengobatan nya.

"Rose Lisa katakan sesuatu pada Mommy!" suruh Jennie pada kedua adiknya nya itu.

Jennie terlihat sedikit kesal pada kedua adiknya itu, hampir satu jam kedua adiknya hanya diam sedangkan Irene harus segera kembali ke rumah sakit lalu berangkat ke Seoul malam ini juga.

Tapi Irene dengan sabar menunggu kedua anak nya mengeluarkan sepatah kata walaupun Irene tahu anak sulung nya sudah menunggu.

"Sayang katakan sesuatu sebelum Mommy pergi." minta Irene sambil menggenggam kedua tangan anak kembar nya itu.

Namun Lisa memelih untuk bangkit dari posisi duduk nya lalu menuju kamar sedangkan Jennie yang melihat wajah sedih pada sang Mommy lalu berteriak memanggil adik bungsu nya itu.

"Lisa kembali!! Apa kau mau membuat Mommy sedih!! Lisa aku katakan kembali!!" teriak Jennie yang membuat langkah kaki Lisa berhenti.

"Berhenti berteriak pada ku!! Kau tahu Eonnie? Aku juga sedih karena tidak satu pun yang ingat hari ini!! Tidak satu pun!!" teriak Lisa lalu berlari menuju kamar nya.

Sementara Irene dan Jennie terlihat bingung setelah mendengar perkataan Lisa sedangkan Rose perlahan bangkit dan menuju kamar.

"Hari ini adalah hari ulang tahun ku dan Lisa Mom dan Lisa sudah menunggu dari pagi untuk mendengar Mommy mengatakan 'Selamat ulang tahun anak kesayangan Mommy' tapi tidak ada satu pun yang mengigat hari ini." ucap Rose sambil melangkah kakinya.

Dengan gerakan cepat Irene berlari mendekati Rose lalu memeluk nya dari belakang namun Rose hanya diam sambil tersenyum tipis.

"Aku tak apa Mom tapi Lisa, dia sangat kecewa. Dihari ulang tahun ku ini, aku hanya ingin kita bahagia seperti dulu lagi dan aku minta Mommy sedikit memperhatikan Lisa. Tidak usah memperhatikan aku Mom, perhatikan saja Lisa." ucap Rose lalu menghadap sang Mommy.

"Maafkan Mommy dan selamat ulang tahun sayang." ucap Irene lalu mengecup dahi dan kedua pipi Rose.

Rose hanya mengangguk lalu menatap punggung Irene yang perlahan menuju kamar Lisa dan saat ingin melangkah kakinya, Jennie memanggil sang adik.

"Selamat ulang tahun." ucap Jennie pada sang adik.

Rose mengangguk lalu memelih duduk di lantai dan meletakkan kepala nya tepat di paha Jennie yang tengah duduk di kursi roda nya. Tangan Jennie perlahan mengusap rambut panjang Rose dan tak berselang lama Jennie bisa mendengarkan tangisan adik nya itu.

"Semuanya akan berlalu sayang jadi bersabar lah dan kita akan bahagia pada waktunya." ucap Jennie lalu mengecup pucuk kepala Rose yang terus menangis.

Sementara Irene terus mengetuk pintu kamar anak sulungnya itu tapi Lisa tidak membuka nya justru Lisa terus berteriak agar sang Mommy pergi.

"Maafkan Mommy sayang." ucap Irene sambil mengetuk pintu yang dikunci dari dalam itu.

Ceklek.

Irene sedikit tersenyum saat Lisa membuka pintu kamarnya tapi melihat keadaan Lisa sekarang membuat Irene tidak tega untuk anak bungsunya itu.

"Pergilah Mom, kasihan Eonnie sudah menunggu." suruh Lisa.

"Maafkan Mommy sayang, bukan Mommy tidak mau membawa kalian ke Seoul tapi bagaimana dengan kuliah kalian jika kalian ikut, bagi Mommy pendidikan kalian adalah nomor satu. Bersabar dan bertahan lah sayang, jika sudah tiba waktunya kita pasti akan bahagia." ucap Irene lalu mengecup setiap inci wajah sang anak lalu segera pergi menuju rumah sakit.

Sedangkan Lisa masih berdiri di depan pintu kamar nya dan tak berselang lama cairan bening itu jatuh.

"Aku berusaha bertahan tapi jika suatu saat aku menyerah maka hanya kalian yang akan bahagia pada waktunya." lirih Lisa lalu kembali memasuki kamar nya.

Setibanya di kamar, Lisa langsung merebahkan dirinya diatas ranjang. Kedua mata indah itu terus menatap langit-langit kamar dan cairan bening itu terus mengalir.

Perlahan Lisa mengambil ponselnya saat mendengar notifikasi masuk dan saat melihat ternyata Suho yang mengirimi nya pesan.

Daddy
Selamat ulangtahun sayang
Daddy berharap kamu bisa menjadi anak yang jauh lebih baik dan bisa membuat Daddy bangga. Katakan anak kesayangan Daddy ini ingin apa, pasti akan Daddy turuti.

Lisa sedikit tersenyum setelah membaca pesan yang Suho kirim kan. Lisa pikir Daddy nya itu tidak akan ingat tapi nyata nya sang Daddy tidak lupa.

"Aku ingin bersama Daddy."

"Benarkah sayang? Jika kamu mau, Daddy bisa menjemput mu sekarang."

"Hmm baiklah Dad tapi nanti saja setelah Eonnie dan Rose tertidur."

"Baiklah sayang, Daddy sangat senang kamu ingin tinggal bersama Daddy."

"Hanya beberapa hari bukan untuk selama nya Dad."

Lisa kembali meletakkan ponsel nya lalu berpikir apa yang ia lakukan salah. Apa tinggal beberapa hari bersama sang Daddy salah?

Dan tak berselang lama Rose memasuki kamar dan langsung merebahkan dirinya di samping Lisa. Rose perlahan menarik tubuh Lisa untuk masuk ke dalam pelukan nya.

"Jangan sedih Li, aku ada disini." bisik Rose pada sang adik.

Lisa hanya diam lalu mencoba untuk memejamkan matanya dan Rose pun ikut memejamkan matanya karena ini sudah cukup larut.

Dan satu jam kemudian Lisa perlahan bangkit dan mengambil beberapa pakaian nya lalu memasukkan ke dalam sebuah tas dan Lisa melakukan itu semua tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Setelah selesai, Lisa pun mengirim pesan pada Suho.

Dengan sangat pelan, Lisa keluar dari kamar dan langsung berlari kecil untuk keluar dari rumah megah sang Mommy. Beberapa menit menunggu, akhirnya Suho datang dan langsung membawa anak sulung nya itu.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Irene terus menggenggam tangan anak sulung nya yang berada dalam kondisi setengah sadar itu. Sebenar lagi ia akan berangkat ke Seoul dan Irene juga sudah meminta Tiffany untuk datang menjaga ketiga anaknya tapi kemungkinan Tiffany akan datang pagi hari karena memiliki urusan.

"Nyonya kita akan berangkat sekarang." ucap sang dokter.

Irene hanya mengangguk dan selama perjalanan menuju Seoul, perasaan Irene benar-benar tak karuan. Ia tidak tega meninggalkan ketiga anak nya tapi untuk sekarang Irene rasa ini adalah jalan yang terbaik.

Tapi secepat mungkin Irene akan berubah agar ia bisa berdekatan dengan ketiga anaknya itu.

"Mom.." lirih Jisoo.

"Ya sayang, katakan kamu ingin apa?" tanya Irene sambil mengusap telapak tangan sang anak yang terasa dingin itu.

"P.. peluk..." ucap Jisoo sedikit susah payah.

Tanpa berlama-lama Irene langsung memeluk tubuh kurus anak sulungnya nya itu. Irene terus memeluk tubuh Jisoo sampai sang anak tertidur. Setelah Jisoo tertidur, Irene langsung mengecup dahi sang anak lalu menatap nya tanpa henti.

"Bertahanlah sayang, Mommy ingin kita seperti dulu lagi. Dan untuk ketiga anak Mommy yang jauh disana,  jaga diri kalian baik-baik sampai Mommy kembali." batin Irene.

*

*

*

*
Maaf kemaren author lupa update 😂😂

Makasih udah mau nunggu, vote, komen dan follow.

Bagi yang belum follow masih author tunggu lohh😂😂😂

Perfect Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang