Bab 17

4.3K 599 68
                                    

Ada yang ketemu staff YG nihh
Hmm ada apa yaa🤔🤔

Mungkin ada yang udah baikan ya😁

🖤💓🖤💓🖤

Dengan kedua mata yang sudah basah oleh air mata, Irene menatap sendu pada wajah anak sulung nya yang terlihat sangat pucat itu. Ibu empat anak itu kembali merasa gagal menjadi seorang Mommy bagi sosok anak sulung nya itu.

Semua perhatian Irene terpusat pada masalah yang sudah ada di mata nya tapi ia sama sekali tidak menyadari kalau salah satu anak nya menyimpan masalah nya sendiri tanpa mau berbagi.

"Kenapa kamu sembunyikan ini dari Mommy." gumam Irene sambil mengelus pucuk kepala sang anak.

"Maafkan Mommy yang belakangan ini tidak memperhatikan mu sayang, Mommy terlalu sibuk dengan semua masalah ini sampai-sampai Mommy tidak memperhatikan dirimu. Tapi tenang saja, kita akan melewati ini semua." ucap Irene lalu mengecup kening Jisoo.

Irene dengan kedua mata yang sembab itu terus menatap Jisoo yang tertidur tapi lebih tepatnya diberi obat tidur oleh dokter. Dalam hati kecilnya Irene benar-benar ingin menyerah dengan keadaan sekarang. Anak-anak yang mengalami kecelakaan, berjuang sendirian tanpa sosok suami, pengkhianatan dan sekarang penyakit itu kembali bersarang ditubuh anak sulung nya.

Tapi setiap kali ingin menyerah pada keadaan, Irene teringat senyuman manis keempat anak nya, terutama senyuman si kembar. Setiap melihat senyuman ke empat anak nya, Irene merasa dirinya harus tetap berjuang demi senyuman manis ke empat anak nya.

Walaupun senyuman ke empat anak-anak nya tidak sesering dulu.

Irene mengambil handphone yang berdering dan terpangpang jelas Tiffany lah yang menghubungi nya.

"Aku ingin membicarakan hal penting, kau dimana sekarang??"

"Aku di rumah sakit Eonnie, Jisoo kembali mengidap kanker darah tapi bisakah aku minta tolong?? Bisakah kau menginap di rumah hari ini, karena aku akan menemani Jisoo kasihan Jennie, Rose dan Lisa sendirian di rumah."

"Hmm baiklah."

Setelah panggilan itu berakhir, Irene meletakkan handphone nya lalu kembali menggenggam tangan mulus anak nya itu.

"Sayang kamu bangun? Ada yang sakit?" tanya Irene saat kedua mata indah Jisoo perlahan terbuka.

Sementara Jisoo menatap Irene lalu mencoba untuk bangun tapi Irene menahannya.

"Kamu harus banyak-banyak istirahat dan secepat mungkin kamu akan menjalani pengobatan." ucap Irene sambil mengelus tangan sang anak.

"Tidak Mom, Jisoo baik-baik saja lebih baik kita pulang sekarang. Kasihan Jennie, Rose dan Lisa sendirian." ucap Jisoo masih bersikeras untuk turun dari brankar.

"Mommy bilang tidak ya tidak!!" ucap Irene yang sedikit membentak.

Jisoo menundukkan kepala nya setelah Irene membentak nya dan tak berselang lama tangisan terdengar jelas di ruangan itu.

"Berhentilah peduli pada pada orang lain sayang, sekali saja perhatikan dirimu. Mommy sudah tahu semuanya dan Mommy kecewa kenapa kamu menyembunikan ini dari Mommy, apa kamu tidak menganggap Mommy lagi??" tanya Irene sambil menatap Jisoo.

"Tidak seperti itu Mom, Jisoo tidak mau menambah beban Mommy lagi dan Jisoo takut. Jisoo takut Mommy akan meninggalkan Jisoo lagi karena penyakit ini." jawab Jisoo.

Irene hanya bisa diam setelah mendengar perjelasan sang anak, apa yang ia perbuat di masa lalu tidak akan pernah hilang dalam pikiran anak sulung nya itu.

Perfect Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang