RATU TYPO UP LAGI NIHH
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN
🖤💓🖤💓🖤
"Ayo masuk." ucap Tiffany saat tubuh lemah Jisoo berhenti melangkahkan kakinya memasuki ruangan Rose.
Jisoo tidak menjawab, mata indahnya terus menatap tubuh kurus Rose yang tidak berdaya itu ditambah lagi Irene terus menagis sambil memeluk tubuh Rose.
"Tidak hiks.." tolak Jisoo saat Tiffany perlahan menarik tangannya.
Dengan kasar nya, Jisoo melepaskan tangan Tiffany lalu gadis cantik itu memilih untuk pergi dengan air mata yang terus mengalir. Tiffany ingin menyusul Jisoo tapi tangannya malah ditahan oleh Irene.
"Biar aku saja yang menyusul Jisoo dan lebih baik Eonnie temani Rose saja." ucap Irene lalu pergi menyusul anak sulung nya itu.
Tiffany hanya menganggukkan kepalanya dan setelah Irene pergi, Tiffany mendekati Rose yang terbaring tak berdaya. Tangan mulus Tiffany perlahan mengusap pucuk kepala Rose lalu mengecup nya.
"Cepat sadar sayang, kasihan Mommy dan Eonnie mu." ucap Tiffany.
Sedangkan dilain tempat, Jisoo terus melangkah kakinya menjauh dari rumah sakit, gadis cantik itu hanya tidak ingin melihat keadaan adik-adiknya.
Karena saat melihat mereka yang terbaring lemah itu membuat Jisoo terus beranggapan kalau ini semua adalah salahnya.
"Aku tidak hiks... bisa menjaga hiks... adik-adikku hiks..." tangis Jisoo.
Ditengah kerumunan malam itu, Jisoo menangis seorang diri bahkan beberapa orang yang berlalu lalang memperhatikan Jisoo yang terus menagis dan duduk dipinggir jalan itu.
Hati Jisoo benar-benar sakit saat melihat Rose yang terbaring lemah itu, untuk pertama kalinya Jisoo melihat adiknya yang selalu ceria dan selalu menyukai cemilan itu terbaring tak berdaya.
Jika melihat Rose saja membuat Jisoo seperti ini maka apa yang terjadi jika Jisoo melihat Jennie dan Lisa yang sekarang sedang bertaruh nyawa dengan mautnya.
"Sayang.." ucap seseorang sambil mengusap pucuk kepala Jisoo.
Jisoo yang awalnya menundukkan kepalanya langsung mendongakkan kepalanya dan ternyata itu adalah Irene. Irene dengan mata sembab nya dan tetap berusaha untuk tersenyum dihadapan anak sulung nya itu.
"Kita kembali ke rumah sakit yaa." bujuk Irene sambil menggenggam tangan anaknya.
Jisoo yang mendengar ajakan Irene langsung menggelengkan kepalanya lalu bangkit dan berniat untuk lari dari Mommy nya itu. Tapi Irene lebih dulu memeluk Jisoo dari belakangnya sehingga anaknya itu tidak bisa berlari lagi.
"Jisoo tidak mau Mom hiks.. Jisoo tidak sanggup melihat hiks.. adik-adik Jisoo terbaring disana hiks.. Jisoo tidak sanggup hiks.." tangis Jisoo lalu berusaha untuk lepas dari pelukan Irene.
Dengan tenaga yang masih tersisa, Irene terus memeluk erat tubuh Jisoo yang berusaha untuk lepas darinya. Irene tidak mau anak sulungnya itu pergi disaat ia keadaan seperti ini.
Tapi Jisoo berhasil lepas dari pelukan Irene lalu berlari kencang menjauh dari Mommy nya itu. Sebagai seorang Mommy, tentu Irene akan menyusul anaknya itu bahkan ia tidak peduli menabrak beberapa pejalan kaki lainnya.
Irene semakin mempercepat langkahnya saat Jisoo terus berlari bahkan tidak memperhatikan jalan dan ada sebuah mobil menuju ke arah anaknya itu.
"JISOOO."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom [END]
Fanfiction[SEQUEL MIAN EONNIE] [END] Perfect Mom. Menjadi manusia perfect itu tidak mungkin. Karena ke-perfect-an hanya milik Tuhan. Meski begitu, jangan ragukan cinta tulus dan perfect dari seorang mom. Itu nyata adanya.