---------------------------------------------------------
Abaikan typo & happy reading
---------------------------------------------------------Irene tersenyum tipis saat melihat Jisoo yang fokus memperhatikan Tiffany, guru yang selama satu tahun ini mengajari nya.
"Bagaimana Eonnie? Kapan Jisoo bisa kuliah." tanya Irene saat Tiffany mendekat kearah nya.
Sebelum menjawab pertanyaan Irene, Tiffany melirik Jisoo yang fokus mengerjakan soal-soal yang baru saja ia berikan.
"Jika nilai Jisoo terus naik, anak manis mu itu bisa kuliah akhirnya tahun ini." jawab Tiffany lalu tersenyum.
Mendengar jawaban Tiffany membuat Irene bahagia, pasalnya ia harus melihat Jisoo yang menatap sendu ketiga adiknya saat berangkat ke kampus.
"Apa kau mau minum atau makan sesuatu dulu Eonnie?" tanya Irene.
"Ahh tidak usaha, aku harus ke lokasi pemotretan sekarang." jawab Tiffany lalu mengambil tas nya.
Tiffany mengambil tas nya yang berada disamping Jisoo tapi Tiffany sempat melirik Jisoo yang tampak kesusahan mengerjakan soal yang ia berikan.
"Apa mau aunty bantu?" tanya Tiffany.
Jisoo menggeleng pelan lalu kembali fokus pada soalnya. Sedangkan Irene perlahan mendekati Tiffany yang sekarang duduk disamping Jisoo.
"Biar aku saya yang membantu Jisoo dan lebih baik Eonnie segera berangkat ke lokasi pemotretan." ucap Irene yang sekarang sudah duduk disamping Jisoo.
"Baiklah, besok soal-soal yang aunty kasih harus selesai." ucap Tiffany lalu memilih pergi.
Setelah Tiffany pergi, Irene terus menatap Jisoo dari samping lalu Irene terkekeh sendiri melihat anaknya itu.
"Anak Mommy sangat lucu." ucap Irene lalu memeluk tubuh Jisoo dari samping.
Jisoo pun menaruh pulpen yang sedari ia genggam lalu merebahkan dirinya diatas karpet lembut itu dengan paha Irene sebagai ganjalannya.
Tangan mulus Irene perlahan bergerak menyentuh setiap bagian wajah Jisoo.
"Kenapa wajah anak Mommy ini pucat? Apa kamu sakit sayang." tanya Irene lembut.
"Tidak tahu Mom tapi Jisoo merasa baik-baik saja." jawab Jisoo lalu memeluk tubuh Irene.
"Jika kamu merasakan sesuatu, beritahu Mommy." ucap Irene lembut sambil mengusap punggung Jisoo.
Tidak ada jawaban dari Jisoo dan itu membuat Irene menyibakkan rambut Jisoo yang menutupi wajah cantiknya.
"Apa kamu kelelahan sayang." gumam Irene saat melihat Jisoo yang tiba-tiba saja tertidur.
Cup.
Irene mengecup singkat pipi Jisoo lalu kembali mengelus rambut sang anak. Tapi seketika Irene meraih handphone yang tiba-tiba saja berdering.
"Ada apa sayang?"
"Rose tidak ada kelas lagi, apa bisa Mommy yang menjemput Rose."
"Tunggu Mommy ya dan jangan keluar dari kampus jika Mommy belum menelfon mu."
"Siap Mom, Rose tunggu dikantin kampus yaa."
Irene kembali meletakkan handphone nya lalu menatap wajah anaknya yang tertidur pulas dipaha nya. Perlahan Irene mengambil bantal sofa lalu mengalihkan kepala Jisoo ke atas bantal itu.
Setelah itu, Irene dengan langkah pelan menuju kamarnya untuk mengganti pakaian nya lalu menjemput Rose.
Tapi saat Irene melewati ruang tengah yaitu tempat Jisoo tertidur tadi, ia melihat anak manisnya itu terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom [END]
Fanfiction[SEQUEL MIAN EONNIE] [END] Perfect Mom. Menjadi manusia perfect itu tidak mungkin. Karena ke-perfect-an hanya milik Tuhan. Meski begitu, jangan ragukan cinta tulus dan perfect dari seorang mom. Itu nyata adanya.