KENAPA BEBERAPA HARI INI NGGAK UP THORR?
MANA SAYA TAHU, SAYA KAN KEMBARAN JISOO
🖤💓🖤💓🖤
"Apa kau gila!! Kau menuduh anak mu yang melakukan ini semua!!" marah Tiffany sambil berteriak dan menatap tajam Suho.
Suho hanya diam tapi mata nya terus menatap Jisoo yang perlahan menangis. Rasa lelah Suho dalam menghadapi perusahaan yang hampir bangkrut berhasil membuat Suho melepaskan kekesalan dan kemarahan nya pada istri dan anaknya.
Hal yang seharusnya tidak dilakukan tapi Suho telah melakukan nya. Menutuh Irene berselingkuh, mengungkit masa lalu yang membuat Irene menagis tiada henti sampai menuduh anak sulung nya sendiri. Suho melakukan itu tanpa memikirkan apakah hati istri dan anaknya akan sakit atau tidak.
"M-maaf kan Daddy." lirih Suho sambil mencoba untuk meraih tangan Jisoo.
Belum sempat menjawab ucapan maaf Suho, tubuh mungil Jisoo jatuh ke lantai dengan wajah yang sangat pucat. Beruntung Suho berhasil menahan tubuh anaknya itu sebelum menyentuh keras nya lantai.
"J-Jisoo bangun." ucap Suho sambil menepuk pelan pipi anaknya itu.
"A-aku akan panggil dokter." ucap Tiffany lalu berlari untuk mencari dokter.
Sementara Suho terus menatap wajah Jisoo yang sangat pucat sambil mengelus pipi sang anak dan tanpa sadar pria empat anak itu meneteskan air matanya.
Suho semakin memeluk erat tubuh Jisoo sambil menagis. Tangan nya terus mengusap pucuk kepala sang anak.
"Sayang bangun hiks... maafkan Daddy hiks... kamu tidak boleh seperti ini hiks..." tangis Suho sambil mendekap anaknya itu.
Mata Suho yang sudah memerah bisa melihat jelas Tiffany yang berlari ke arahnya bersama seorang dokter dan dari arah lain, Suho juga melihat Irene yang berjalan sangat cepat ke arahnya.
"Kenapa kau melamun!!! Cepat bawa Jisoo keruangan itu!!!" teriak Tiffany saat Suho melamun padahal dokter sudah menyuruhnya membawa tubuh mungil anaknya itu.
Suho yang sadar pun langsung mengendong tubuh Jisoo lalu membawa nya ke ruangan yang dokter itu katakan. Tepat setelah Suho membawa Jisoo, Irene datang dengan nafas yang tidak teratur.
"Biarkan Suho yang menjaga Jisoo lebih baik kau temui Rose, dia sudah sadar." ucap Tiffany saat Irene ingin menyusul anaknya itu.
Saat mendengar ucapan Tiffany membuat Irene sedikit lega tapi sebagai seorang Mommy, hati nya tetap tidak tenang pasalnya dua anaknya masih koma sedangkan anak sulungnya tiba-tiba pingsan.
"R-Rose." ucap Irene saat melihat anaknya yang dikelilingi dokter dan beberapa suster.
Sedangkan Rose berusaha untuk menatap Irene yang perlahan mendekati nya. Walaupun rasa sakit semakin menerjang tubuh kurusnya tapi gadis cantik itu masih bisa tersenyum saat melihat wajah Mommy nya.
"Tenanglah sayang, Mommy disini." ucap Irene sambil menghapus air mata dan keringat anaknya itu.
Perlahan Rose mulai tenang saat Irene terus mengusap pipinya dan jangan lupakan senyuman manis yang Irene tunjukkan pada anaknya itu. Melihat senyuman Irene membuat rasa sakit yang Rose rasakan seakan-akan hilang.
"Kelihatannya anak anda sudah lebih tenang, saya akan pergi jika terjadi sesuatu segera hubungi saya." ucap dokter lalu memilih untuk keluar bersama beberapa suster itu.
Sedangkan Irene sama sekali tidak mempedulikan ucapan dokter itu, ia terus menatap wajah Rose yang memerah dan mata anaknya itu terlihat sembab.
"Eonnie d-dimana?" tanya Rose sambil menatap Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom [END]
Fanfiction[SEQUEL MIAN EONNIE] [END] Perfect Mom. Menjadi manusia perfect itu tidak mungkin. Karena ke-perfect-an hanya milik Tuhan. Meski begitu, jangan ragukan cinta tulus dan perfect dari seorang mom. Itu nyata adanya.