Ekstra Part I

5.5K 622 42
                                    

HAPPY READING

Hari ini adalah hari terberat yang harus Irene dan ketiga anaknya lalui. Hari yang justru semakin membuat Irene begitu benci pada takdir.

Cuaca yang mendung dengan angin yang bertiup cukup kencang membuat suasana di sebuah pemakaman justru semakin sedih. Hanya ada suara tangisan yang mengelilingi sebuah peti yang masih terbuka lebar.

"Sayang sudah yaa, kasihan Eonnie jika harus menunggu lebih lama lagi." ucap Irene sambil mengusap pelan bahu Rose yang terus menatap dan mengusap wajah dingin sang Eonnie.

Sedangkan Rose menatap Irene lalu menggelengkan kepala dan kembali menatap dan mengusap wajah Jisoo yang sudah sangat dingin itu.

"Eonnie bangunlah. Semua orang sudah tertipu dengan sandiwara mu jadi sekarang bangun dan akhiri ini semua." ucap Rose sambil mengusap pipi sang Eonnie.

Sebisa mungkin Irene mencoba untuk menahan tangisan nya, ibu empat anak itu sudah berjanji pada dirinya tidak akan menangis saat pemakaman anak sulung nya itu.

Perlahan Irene menarik tubuh lemah Rose masuk ke dalam pelukannya. Di dalam pelukan hangat sang Mommy, Rose menangisi tanpa suara.

Rose sudah terlalu hancur saat melihat sang Eonnie terbujur kaku di dalam peti itu bahkan untuk meneteskan air matanya saja Rose tidak sanggup.

Sedangkan Lisa hanya bisa diam di pelukan Tiffany, tangisan sang bungsu berangsur mereda tapi dari tatapan mata sudah terlihat jelas bahwa ia hancur.

Sementara Jennie hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis.

"Jangan menangis lagi Jennie, Jisoo sudah tiada dan kau harus kuat demi Mommy dan adik-adik mu. Jangan perlihatkan kesedihan mu dihadapan mereka dan jangan menangisi kepergian Eonnie mu. Jika Jisoo tahu kau seperti ini maka pasti dia akan sangat sedih." ucap Seok-jin mencoba untuk menguatkan Jennie.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Tangisan justru semakin kuat terdengar saat peti yang sudah tertutup rapat masuk ke dalam tanah dan sekarang hanya terlihat seonggok tanah serta batu nisan yang tertulis jelas nama KIM JISOO.

Berselang satu jam setelah pemakaman itu selesai, Irene dan ketiga anaknya masih setia berada di samping makam Jisoo.

"Lebih baik kita pulang, hari sudah mendung dan sebantar lagi akan turun hujan." ajak Tiffany.

"Tidak, jika kita semua pergi maka siapa yang akan menjaga Jisoo Eonnie." ucap Rose yang masih setia menatap batu nisan sang Eonnie.

Lagi dan lagi Irene harus kuat menghadapi anak-anak nya yang masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini. Penjelasan demi penjelasan selalu Irene lontarkan pada anak-anak nya terutama pada Rose.

Dan setelah hampir satu jam membujuk Rose, akhirnya gadis cantik itu mau untuk pulang. Tiffany dan Seok-jin pun ikut menuju apartemen Irene.

Setibanya di apartemen Tiffany langsung membawa Lisa menuju kamar dan Seok-jin juga membawakan Jennie ke kamar untuk beristirahat. Sedangkan Rose memilih untuk duduk di balkon dan menatap langit yang begitu mendung.

Perfect Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang